Kepala SMK di Bekasi Dipanggil KCD Buntut Rencana Study Tour Rp 6 Juta ke Bali
Tim Redaksi
BEKASI, KOMPAS.com –
Kepala
SMK Karya Pembaharuan
, Ahmad Tetuko Taqiyudin, dipanggil oleh Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah III Jawa Barat pada Jumat (25/4/2025).
Pemanggilan ini dilakukan setelah seorang wali murid mengadukan rencana kegiatan
study tour
ke Bali yang memerlukan biaya sebesar Rp 5-6 juta kepada Gubernur Jawa Barat
Dedi Mulyadi
.
“Saya lagi di jalan, mau ke kantor KCD, dipanggil, nanti ya,” kata Tetuko saat dihubungi
Kompas.com
, Jumat.
SMK Karya Pembaharuan merupakan sekolah swasta yang berlokasi di Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi.
Sekolah ini didirikan di bawah Yayasan Pendidikan Islam Al-Mujahidin yang telah menjalankan kegiatan belajar mengajar sejak tahun 2007.
Penelusuran Kompas.com di lokasi, gedung sekolah didominasi warna hijau dan tampak sepi karena sedang berlangsung uji kompetensi keahlian.
Seorang siswa kelas III yang enggan disebutkan namanya mengkonfirmasi adanya rencana kegiatan
study tour
ke Bali, namun menyatakan bahwa biaya yang disebutkan tidak akurat.
“Enggak segitu, sekitar Rp 3 juta, itu salah infonya,” ungkap siswa yang mengenakan seragam sekolah berwarna merah marun.
Sebelumnya, seorang ibu di Kabupaten Bekasi mengadukan kepada Gubernur Dedi Mulyadi terkait biaya
study tour
ke Bali yang diselenggarakan oleh sekolah anaknya.
Aduan tersebut disampaikan saat Dedi mengunjungi salah satu daerah di Kabupaten Bekasi pada Kamis (24/4/2025) dan direkam serta diunggah di akun Instagram-nya, @dedimulyadi71.
“Ini saya lagi di Bekasi, ini salah satu warga yang mengadu, SMK mana?” tanya Dedi kepada ibu tersebut.
Wanita berbaju katun rayon itu menjelaskan bahwa anaknya menempuh pendidikan di SMK Karya Pembaharuan dan menyinggung larangan kegiatan
study tour
ke luar kota yang pernah dikeluarkan oleh Dedi.
“Kami tetap melakukan perjalanan ke Bali, Pak. Bagaimana dengan program Bapak yang melarang
study tour
ke luar kota?” tanya ibu tersebut.
Dedi kemudian menanyakan jumlah biaya yang harus dibayar.
Ibu itu menjelaskan bahwa sebelum
study tour
digelar, orangtua siswa diharuskan membayar iuran selama tiga tahun dengan nilai Rp 150.000 per bulan, di samping uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) sebesar Rp 150.000.
“Jadi sama SPP-nya Rp 300.000. Terus kami diwajibkan membayar pembayaran akhir tahun dan lain-lainnya,” jelas ibu tersebut.
Ia mengungkapkan bahwa total biaya untuk
study tour
ke Bali berkisar antara Rp 5-6 juta.
“Total semua biaya untuk ke Bali kalau enggak salah estimasi Rp 5 juta sampai Rp 6 juta, Pak,” ungkapnya.
Mendengar keluhan tersebut, Dedi meminta SMK Karya Pembaharuan untuk segera menghentikan rencana kegiatan
study tour
.
“Oke, untuk SMK KP Bekasi tolong hentikan kegiatan rencana ke Bali. Kewenangan izin dari yayasan tersebut ada di Pemerintah Provinsi Jawa Barat,” tegas Dedi.
“Kami tidak segan-segan mengambil tindakan yang nyata bagi sekolah tersebut apabila terus memaksakan. Ini keluhan dari orangtuanya. Iya, bu ya?” tambah Dedi.
Setelah mendengar tanggapan Dedi, ibu tersebut merasa sedikit lega, namun tetap menyampaikan keberatan atas kegiatan
study tour
tersebut.
Dedi memastikan akan meminta anak buahnya untuk menghubungi sekolah agar menghentikan rencana kegiatan
study tour
.
“Oke nanti, hari ini juga, saya akan meminta Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat untuk telepon kepala sekolahnya untuk menghentikan kegiatan,” tambahnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
7 Kepala SMK di Bekasi Dipanggil KCD Buntut Rencana Study Tour Rp 6 Juta ke Bali Megapolitan
/data/photo/2025/04/25/680b248a477b2.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)