3. Gowok-Javanese Kamasutra (Gowok-Kamasutra Jawa)
Gowok-Javanese Kamasutra merupakan film garapan Hanung Bramantyo. Film ini terpilih untuk berkompetisi di kategori Big Screen Competition IFFR ke-54.
Film yang mengambil era 1955-1965 ini berfokus pada seorang perempuan yang berprofesi sebagai dukun seks bagi calon pengantin pria yang hendak menikah. Ia mengajarkan tentang cara memuaskan istri di ranjang. Ajaran tersebut ia lakukan dengan berpegang pada kitab-kitab kuno warisan leluhur, seperti Centhini, Nitimani, dan Wulangreh.
Dalam kompetisi Big Screen Competition di IFFR ke-54, film ini akan bersaing dengan 13 film lain dari mancanegara. Kategori ini memberikan penghargaan kepada film-film yang berani mengeksplorasi estetika, tetapi tetap menonjolkan unsur entertainment.
4. Perang Kota (This City is a Battlefield)
Film action-history terbaru berjudul Perang Kota disutradarai oleh Mouly Surya. Film ini diangkat dari novel sastra klasik berjudul Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis.
Film ini berlatar perjuangan kemerdekaan Indonesia pada 1946. Mengisahkan seorang pahlawan sekaligus guru bernama Guru Isa yang memiliki masalah disfungsi ereksi.
Permasalahannya muncul karena ia mengalami ketakutkan saat pendudukan Jepang di Indonesia dan perang kemerdekaan terjadi. Demi membangkitkan kembali keberaniannya, Isa yang tak suka kekerasan pun bergabung dengan sahabatnya, Hazil.
Dalam IFFR ke-54, film Perang Kota menjadi film penutup. Adapun film ini juga bakal tayang di bioskop Tanah Air pada 2025.
5. Sehidup Semati (Till Death Do Us Apart)
Film Sehidup Semati karya Upi masuk ke dalam official selection IFFR 2025. Upi kembali ke IFFR dengan horor psikologis yang mengerikan.
Setelah pernikahannya dengan Edwin berubah menjadi kekerasan, kejadian aneh di apartemen Renata mendorongnya untuk mempertanyakan kesetiaan masa lalu suaminya, keyakinan agamanya yang telah lama dipegangnya, serta kewarasannya sendiri. Sutradara Indonesia Upi kembali ke IFFR dengan horor psikologis yang mengerikan.
6. Shaping the Future
Shaping the Future adalah film karya Putu Kusuma Wijaya. Film ini masuk kategori Harbour di IFFR 2025 bersama beberapa film lainnya.
7. Bachtiar
Bachtiar adalah film dokumenter karya Hafiz Rancajale. Film ini masuk kategori Cinema Regained di IFFR 2025. Film ini bercerita tentang filmmaker legendaris Bachtiar Siagian.
Penulis: Resla