Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

7 320 Prajurit Resmi Jadi Marinir Usai Digembleng di Laut hingga Hutan Nasional

7
                    
                        320 Prajurit Resmi Jadi Marinir Usai Digembleng di Laut hingga Hutan
                        Nasional

320 Prajurit Resmi Jadi Marinir Usai Digembleng di Laut hingga Hutan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Sebanyak 320 prajurit muda resmi bergabung ke
Korps Marinir
dalam upacara pembaretan yang dipimpin Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Mar) Endi Supardi di Pantai Baruna Kondang Iwak, Malang, Selasa (18/3/2025).
Para prajurit itu terdiri dari Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat II Angkatan LXXII (44 personel), Siswa Pendidikan Pertama Bintara (Dikmaba) XLIV/1 (90 personel), dan Siswa Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) XLIV/1 (186 personel).
“Keberhasilan kalian melewati berbagai tahap latihan ini adalah bukti ketangguhan dan tekad yang kuat. Namun ingatlah, perjalanan kalian baru saja dimulai,” kata Dankormar dalam keterangan yang diterima, Rabu (19/3/2025).
Dalam amanatnya, Mayjen Endi menekankan bahwa dunia saat ini menghadapi dinamika geopolitik yang semakin kompleks.
Ancaman keamanan maritim dan perkembangan teknologi militer modern menuntut prajurit Korps Marinir untuk selalu adaptif, berkompeten, dan siap hadir kapan pun negara memanggil.
Oleh karena itu, Dankormar mengingatkan bahwa pendidikan dan pembaretan bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang mereka sebagai prajurit pasukan pendarat amfibi yang profesional, militan, dan berkarakter.
“Jadikan kebanggaan ini sebagai motivasi untuk terus berlatih dan mengabdi dengan penuh dedikasi,” ujar dia.
Eko menambahkan, pembaretan bukan hanya simbol, tetapi juga wujud kesiapan para prajurit untuk ditempatkan di seluruh penjuru Indonesia.
Sebab, Marinir akan menjadi garda terdepan dalam menjaga kedaulatan bangsa, mengemban tugas di berbagai wilayah, baik darat, laut, maupun udara.
Sebelum resmi menyandang baret ungu, para prajurit muda Marinir ini digembleng lewat rangkaian ujian yang begitu berat.
“Lima tahapan latihan menjadi gerbang utama bagi mereka untuk membuktikan ketangguhan fisik, mental, dan semangat juang yang tak tergoyahkan. Dimulai dari tahap dasar komando, mereka dibentuk untuk memiliki disiplin, keberanian, dan ketahanan fisik yang luar biasa,” tulis keterangan Dispen Kormar TNI Angkatan Laut.
Selanjutnya, mereka diuji dalam tahap kemampuan dan ketahanan di laut, di mana harus bertahan dalam kondisi ekstrem dan menguasai teknik bertempur di perairan.
Setelah itu, tahap pertempuran hutan menuntut mereka untuk memahami seluk-beluk medan, bertahan di lingkungan yang sulit, dan mengasah kemampuan survival di tengah rimba.
Pada tahap keempat, mereka dididik dalam teknik dan taktik perang gerilya, sebuah seni bertempur yang mengajarkan mereka cara menghadapi musuh dengan strategi cerdas dan taktik yang efektif.
Sebagai puncaknya, tahap lintas medan dari Banyuwangi menuju Pantai Baruna Kondang Iwak menjadi ujian akhir yang menguras tenaga dan mental.
“Perjalanan panjang ini tidak hanya menguji fisik mereka, tetapi juga memperkokoh jiwa korsa dan solidaritas antar prajurit. Hanya mereka yang mampu melewati seluruh tahapan inilah yang akhirnya layak mengenakan baret ungu, simbol kehormatan dan kebanggaan seorang prajurit Korps Marinir sejati,” tulis Dispen Kormar TNI Angkatan Laut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Merangkum Semua Peristiwa