Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

6 Kronologi Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Apa yang Terjadi? Regional

6
                    
                        Kronologi Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Apa yang Terjadi?
                        Regional

Kronologi Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Apa yang Terjadi?
Tim Redaksi
SOLOK SELATAN, KOMPAS.com 

Polisi tembak polisi di Solok Selatan
menghebohkan publik.
Diketahui, Kasat Reskrim Polres Solok Selatan,
AKP Ulil Ryanto Anshari
, menjadi korban penembakan yang dilakukan rekannya, Kabag Ops Polres Solok Selatan,
AKP Dadang Iskandar
.
Kejadian tersebut berlangsung dalam keadaan sepi di lokasi parkiran belakang Polres, sekitar pukul 00.15 WIB.
Kasi Humas Polres Solok Selatan, Tri Sukra Martin, menjelaskan bahwa saat penembakan terjadi, hanya ada kedua pejabat tersebut di lokasi.
“Saat terjadi penembakan tidak ada personel, hanya mereka berdua saja. Lokasinya di parkiran belakang Polres,” ujarnya dalam keterangan yang diterima melalui telepon.
Setelah bunyi tembakan terdengar, para personel Polres segera mendatangi lokasi kejadian.
Mereka menemukan Kasatreskrim dalam kondisi terkapar.
“Para personel yang mendatangi lokasi tersebut menemukan Kasatreskrim yang sudah terkapar. Terdapat dua tembakan di pelipis kanan dan pipi kanan,” tambah Tri Sukra.
Melihat kondisi Kasatreskrim yang kritis, personel segera membawanya ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
“Diduga Kasatreskrim sudah meninggal dalam perjalanan menuju Puskesmas. Karena kata orang Puskesmas, dia sudah meninggal dan kemudian dibawa ke RS Bhayangkara di Padang,” jelasnya.
Setelah melakukan penembakan, Kabag Ops Dadang Iskandar meninggalkan lokasi menggunakan mobil dinasnya dan pergi ke Padang untuk menyerahkan diri ke Polda Sumbar.
Kejadian ini menimbulkan keprihatinan di kalangan jajaran kepolisian dan masyarakat setempat.
 
Insiden tragis yang melibatkan penembakan seorang perwira polisi, AKP Ryanto Ulil, oleh Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar, diduga terkait dengan konflik mengenai penanganan tambang ilegal galian C di wilayah tersebut.
Penembakan yang mengakibatkan kematian AKP Ulil pada Jumat (22/11) itu berawal dari ketegangan yang meningkat antara keduanya setelah AKP Ulil melakukan tindakan tegas terhadap penambang ilegal di Solok Selatan.
Kapolda
Sumatera Barat
Irjen Pol Suharyono dalam konferensi pers mengungkapkan bahwa penembakan tersebut terjadi karena AKP Dadang Iskandar merasa tidak puas dengan upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh AKP Ulil.
“Bahwa seorang perwira (AKP DI) yang juga barangkali salah satu yang kita anggap tersangka, oknum dari anggota kami juga berada pada posisi kontra terhadap penegakan hukum tersebut,” ungkap Suharyono.
Pernyataan Kapolda mengindikasikan adanya ketidaksepakatan antara kedua perwira tersebut mengenai penanganan tambang ilegal yang telah menjadi sorotan di Solok Selatan.
 
AKP Ulil bersama jajarannya di Sat Reskrim Polres Solok Selatan diketahui sudah beberapa kali menindak tegas para pelaku tambang ilegal galian C yang selama ini meresahkan warga setempat. Namun, tindakan tersebut menimbulkan pro dan kontra, terutama di kalangan anggota kepolisian sendiri.
Menurut Suharyono, meskipun terdapat kontroversi, penindakan terhadap tambang ilegal yang dilakukan oleh AKP Ulil sudah sesuai dengan instruksi presiden untuk memberantas praktik ilegal di seluruh Indonesia. “Penindakan sudah sesuai dengan instruksi presiden,” tambahnya.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.