5 Tips Merawat Lansia di Pengungsian agar Tetap Tenang dan Terlindungi

5 Tips Merawat Lansia di Pengungsian agar Tetap Tenang dan Terlindungi

Jakarta, Beritasatu.com – Tips atau tip merawat lansia di pengungsian menjadi hal krusial karena mereka termasuk kelompok paling rentan saat bencana terjadi.

Kondisi fisik yang melemah, kebutuhan medis khusus, hingga mobilitas terbatas membuat lansia membutuhkan perhatian ekstra. Jika tidak ditangani dengan baik, risiko infeksi, stres, hingga kambuhnya penyakit kronis dapat meningkat.

Oleh karena itu, perawatan lansia harus dilakukan secara komprehensif, sensitif, dan berorientasi pada kesehatan serta kenyamanan mereka seperti tips berikut ini.

Tips Merawat Lansia di Pengungsian Pascabencana

1. Evakuasi aman sebagai langkah awal

Evakuasi merupakan tahap pertama yang sangat menentukan. Lansia harus dipindahkan dengan aman, terutama mereka yang menggunakan kursi roda, tongkat, atau memiliki penyakit tertentu.

Tempat pengungsian idealnya mudah diakses, tidak licin, minim tangga, dan memungkinkan lansia bergerak tanpa hambatan. Setiap lansia sebaiknya memiliki pendamping atau anggota keluarga yang membantu memastikan kebutuhan mereka terpenuhi, termasuk makanan, obat-obatan, dan aktivitas harian.

2. Memastikan kebutuhan dasar lansia terpenuhi

Setibanya di lokasi pengungsian, kebutuhan dasar lansia harus segera dipastikan. Paket darurat sangat membantu, seperti obat harian, kacamata, alat bantu dengar, dokumen medis penting, pakaian hangat, hingga selimut.

Lansia membutuhkan makanan bergizi yang mudah dicerna, air minum yang aman, serta sanitasi yang terjaga. Lingkungan yang kurang higienis dapat memicu infeksi kulit, penyakit pernapasan, atau gangguan pencernaan, risiko yang sangat tinggi pada kelompok lansia.

3. Pemantauan kesehatan fisik secara rutin

Banyak lansia memiliki penyakit kronis, seperti hipertensi, jantung, atau diabetes. Oleh karena itu, pemantauan kesehatan secara berkala sangat penting. Jika tenaga medis tersedia, lansia harus menjadi prioritas layanan.

Obat-obatan yang habis perlu segera diganti, dan gejala baru tidak boleh diabaikan. Aktivitas fisik ringan seperti berjalan perlahan atau melakukan peregangan membantu menjaga kebugaran tubuh selama masa pengungsian.

4. Menjaga kesehatan mental dan emosional lansia

Kesehatan psikologis lansia tidak kalah penting. Situasi bencana dapat memicu stres, kecemasan, hingga trauma, terutama jika mereka kehilangan rumah atau anggota keluarga. Suasana pengungsian yang penuh aktivitas dan bising dapat memperburuk kondisi mental mereka.

Oleh karena itu, lansia membutuhkan area istirahat yang lebih tenang, perhatian dari keluarga, serta aktivitas sederhana yang membuat mereka merasa aman. Pendampingan emosional menjadi salah satu aspek penting dalam cara merawat lansia di pengungsian.

5. Aksesibilitas dan prioritas layanan untuk lansia

Kemudahan akses menjadi faktor penting yang menentukan kualitas perawatan. Relawan dan petugas posko perlu memberikan prioritas kepada lansia dalam antrean makanan, pemeriksaan kesehatan, maupun distribusi bantuan.

Penyediaan jalur khusus, kursi roda, atau alat bantu jalan sangat membantu kelancaran aktivitas lansia. Bila fasilitas pengungsian belum ramah lansia, koordinasi tambahan dengan pihak berwenang perlu dilakukan agar area lebih inklusif dan aman bagi mereka.

Keberhasilan tips merawat lansia di pengungsian bergantung pada kerja sama berbagai pihak, seperti keluarga, masyarakat, relawan, tenaga medis, hingga pemerintah.

Lansia tidak hanya membutuhkan perlindungan fisik, tetapi juga penghargaan atas martabat dan peran mereka di keluarga. Dengan perawatan yang tepat, lansia dapat menjalani masa sulit ini dengan lebih aman, sehat, dan tetap merasa dihargai.