5 Tahun Patroli “Ranjau”, Usmanto Kumpulkan 2 Galon Paku
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sudah lima tahun, Usmanto (35) mengumpulkan
ranjau paku
di jalanan Jakarta. Hingga kini, ranjau paku yang ia kumpulkan bisa memenuhi dua galon air mineral.
“Masih di rumah, sekitar dua galon. Kurang lebih lima tahun kumpulinnya,” ujar dia saat ditemui di pinggir Jalan Gatot Subroto, Selasa (17/6/2025).
Beberapa kali ia pernah membawa ranjau paku itu ke kantor Pemerintah Provinsi Jakarta dan kantor polisi.
Tujuannya agar Pemprov Jakarta menaruh perhatian pada keresahannya itu.
“Sebagian pas dibawa ke Balai Kota, tiga botol saya bawain ke polsek-polsek. Buat ditunjukkan, laporan,” kata dia.
Namun, laporan Uswanto tak kunjung membuahkan hasil.
Ranjau paku
masih ia temukan bertebaran di sepanjang Jalan Gatot Subroto.
Menurut dia, ranjau paku yang telah ia kumpulkan itu berasal dari patahan rangka payung.
Rencananya, ia akan mengubur ranjau paku itu jika jumlahnya sudah terlalu banyak.
“Kalau dijual enggak akan laku, kan dari rangka payung. Paling nanti dikubur kalau sudah terlalu banyak,” ujar dia.
Dalam sehari, Uswanto bisa mengumpulkan ranjau paku hingga setengah botol air mineral ukuran 600 mililiter (ml).
Ia sudah lelah membuat laporan kepada polisi. Ia memilih cara lain dengan membagikan penemuannya melalui media sosial.
Hasilnya, oknum penyebar ranjau paku di beberapa daerah diketahui berkurang bahkan hilang. Namun, pengecualian untuk Jalan Gatot Subroto.
“Itu di Rawamangun, diviralin hilang. Di jalur Ancol diviralin juga hilang. Dewi Sartika diviralin hilang. Di sini kayak enggak hilang-hilang,” katanya terheran-heran.
Menurut Uswanto, sudah seharusnya polisi bisa menangkap pelaku dengan mudah.
Dengan keberadaan kamera pengawas yang banyak terpasang di sekitar Jalan Gatot Subroto, identifikasi pelaku akan jauh lebih mudah.
“Padahal lebih pintar dan bagus fasilitasnya dari polisi, buat cari pelakunya. CCTV di sini juga banyak, di jembatan penyeberangan banyak CCTV-nya,” tutur dia.
Meskipun begitu, Uswanto dengan magnet ranjau pakunya masih setia menyisir Jalan Gatot Subroto setiap harinya.
Berdasarkan pengamatannya, ranjau paku sengaja disebarkan menjelang jam sibuk (
rush hour
), seperti saat warga pulang dan pergi bekerja.
“Biasanya suka ada di jam pulang kantor. Jam 16.00 atau 17.00 WIB, kalau pagi jam 06.00 WIB,” kata dia.
Di malam hari pun Uswanto sering menemukan ranjau paku.
Namun, jalan yang hampir sama gelapnya dengan langit malam cukup menyulitkan pencariannya. Maka dari itu, ia lebih sering patroli jalan di pagi dan sore hari.
Ranjau paku itu sering mencelakai pengendara sepeda motor. Salah satunya menimpa sepasang suami istri di Cawang.
“Pernah ke arah Stasiun Cawang, orang boncengan sama istrinya, bannya kempes terus jatuh. Kejadiannya itu malam, kakinya baret keduanya,” kata Uswanto.
Potensi kecelakaan itu lah yang membuat Uswanto terus menajalankan aksinya.
Ia tidak ingin masyarakat, khususnya pengemudi ojol yang sedang mencari nafkah, harus jadi korban ranjau paku ini.
Ia berharap, Pemprov Jakarta dan aparat hukum dapat menindak tegas pelaku yang telah mengancam nyawa orang lain dengan menyebarkan ranjau paku itu di jalan.
“Mohon dari pihak Gubernur DKI Jakarta, tolong direspons masalah ranjau di Jalan Gatot Subroto. Hampir setiap hari banyak sebaran ranjau paku, sangat merugikan orang banyak, sangat meresahkan,” tutur dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
5 Tahun Patroli "Ranjau", Usmanto Kumpulkan 2 Galon Paku Megapolitan 18 Juni 2025
/data/photo/2025/06/18/68528dd2a0370.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)