Liputan6.com, Yogyakarta – Bali, Pulau Dewata yang begitu ikonik, tak hanya memukau dengan keindahan alamnya yang eksotis, tetapi juga kaya akan warisan budaya yang mendunia. Di balik pesona Bali yang kita kenal saat ini, terdapat peran penting para seniman asing yang jatuh cinta pada pulau ini.
Mereka tidak hanya terpesona oleh keindahan Bali, tetapi juga aktif mempromosikan pulau ini ke dunia melalui karya-karya seni mereka. Melalui kanvas, kuas, dan tulisan, para seniman seperti Antonio Blanco, Rudolf Bonnet, Le Mayeur, Miguel Covarrubias, dan Walter Spies berhasil mengangkat Bali ke panggung dunia, menarik minat wisatawan dan kolektor seni dari berbagai penjuru.
Melalui karya-karya mereka, mereka tidak hanya memperkaya khazanah seni dunia, tetapi juga berperan penting dalam membentuk citra Bali sebagai pusat seni dan budaya yang kita kenal saat ini. Mengutip dari berbagai sumber, berikut lima tokoh yang mengangkat pariwisata Bali ke panggung dunia:
1. Aantonio Blanco (1912-1999)
Pada awal abad ke-20, beberapa seniman asing memainkan peran penting dalam memperkenalkan Bali ke panggung seni dunia. Antonio Blanco (1912-1999), seniman berdarah Spanyol-Amerika, dikenal sebagai Dali dari Bali.
Itu karena gaya seni surealisnya yang unik memadukan unsur budaya Bali dengan seni modern. Dengan reputasinya sebagai seniman global, Blanco berhasil menarik perhatian wisatawan asing, kolektor seni, dan berbagai figur terkenal yang ingin menyaksikan langsung karya-karyanya.
2. Rudolf Bonnet (1895-1978)
Rudolf Bonnet (1895-1978), seniman asal Belanda, memberikan kontribusi besar melalui pendirian Museum Puri Lukisan di Ubud pada tahun 1956, yang menjadi museum seni modern pertama di Bali. Melalui kelompok Pita Maha, Bonnet membantu banyak seniman lokal untuk mengenalkan karya mereka ke dunia, sekaligus mempromosikan keindahan budaya Bali kepada kolektor seni dan wisatawan internasional.
3. Le Mayeur (1880-1958)
Sementara itu, Le Mayeur (1880-1958), pelukis asal Belgia yang menetap di Sanur. Ia menemukan inspirasi dalam sosok Ni Pollok, seorang penari Legong yang kemudian menjadi istrinya.
Lukisan-lukisannya yang menggambarkan pemandangan Bali dan keindahan wanita Bali berhasil menarik perhatian dunia seni di Eropa. Rumahnya di Pantai Sanur yang kini menjadi Museum Le Mayeur turut berperan dalam memopulerkan kawasan Sanur sebagai destinasi wisata.