TRIBUNNEWS.COM – Setidaknya lima orang tewas dan lebih dari 200 orang terluka setelah seorang pria menabrakkan mobilnya ke kerumunan di pasar Natal di kota Magdeburg, Jerman Timur, pada Jumat (20/12/2024).
Seorang anak berusia sembilan tahun termasuk di antara korban tewas, sementara korban lainnya dirawat di 15 rumah sakit berbeda.
Pria yang diduga mengemudikan kendaraan tersebut telah ditangkap.
Saat mengunjungi lokasi serangan pada Sabtu, Kanselir Jerman Olaf Scholz menyebut insiden ini sebagai “tindakan yang mengerikan dan gila.”
“Tidak ada tempat yang lebih damai dan menyenangkan selain pasar Natal,” kata Scholz. “Sungguh tindakan mengerikan melukai dan membunuh begitu banyak orang di sana dengan kebrutalan seperti itu.”
“Kami kini mengetahui bahwa lebih dari 200 orang terluka,” tambahnya.
“Hampir 40 orang mengalami luka serius, dan kami sangat mengkhawatirkan kondisi mereka.”
Mengutip SBS News, berikut hal-hal yang perlu diketahui tentang insiden ini.
1. Bagaimana kronologi kejadiannya?
Petugas berjaga di lokasi kejadian (YouTube Bild)
Kota Magdeburg, di bagian timur Jerman, terletak sekitar 130 km barat daya Berlin. Orang-orang berkumpul di pasar untuk merayakan Natal, beberapa hari sebelum hari perayaan tersebut.
Direktur Kepolisian Magdeburg, Tom-Oliver Langhans, mengatakan bahwa tersangka menggunakan rute darurat untuk mencapai pasar Natal.
Insiden ini berlangsung sekitar tiga menit.
Rute darurat tersebut tidak dilindungi oleh penghalang dan dirancang untuk memungkinkan layanan darurat mengakses alun-alun pasar jika terjadi keadaan darurat, jelas Ronni Krug, pejabat kota.
Rekaman video pengawasan menunjukkan sebuah BMW hitam melaju kencang menerobos kerumunan tepat setelah pukul 7 malam waktu setempat.
Orang-orang jatuh ke tanah.
Televisi lokal menunjukkan suasana yang kacau dengan ambulans dan mobil pemadam kebakaran di lokasi, disinari lampu biru dan sirine yang meraung-raung.
Korban yang terluka parah dilarikan ke rumah sakit, sementara yang lainnya dirawat di tempat kejadian.
2. Siapa pelakunya?
Tersangka utama adalah seorang dokter berusia 50 tahun asal Arab Saudi, yang telah tinggal di Jerman sejak 2006.
Media Jerman mengidentifikasinya sebagai Taleb A.
Pria tersebut tinggal di Bernburg, sekitar 40 km selatan Magdeburg, dan memiliki izin tinggal permanen.
Polisi telah menggeledah rumahnya.
Dia bekerja sebagai psikiater di sebuah klinik rehabilitasi khusus untuk pelaku kriminal yang kecanduan di Bernburg sejak Maret 2020.
Tersangka, yang menggambarkan dirinya sebagai “ateis Saudi,” memiliki pandangan yang sangat anti-Islam.
“Saat ini, kami dapat memastikan bahwa pelakunya jelas memiliki sikap Islamofobia—ini bisa kami konfirmasi,” kata Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser, pada Sabtu.
“Segala hal lainnya masih dalam penyelidikan lebih lanjut, dan kami harus menunggu hasilnya.”
Seorang sumber dari Arab Saudi mengatakan kepada Reuters bahwa Arab Saudi telah memperingatkan otoritas Jerman tentang tersangka, setelah ia mengunggah pandangan ekstremis di akun media sosial X yang mengancam perdamaian dan keamanan.
Arab Saudi telah meminta ekstradisi tersangka, tetapi Jerman belum menanggapi permintaan tersebut, kata sumber itu.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi juga telah mengutuk serangan ini.
Tersangka muncul dalam sejumlah wawancara media pada tahun 2019, melaporkan tentang pekerjaan aktivisnya yang membantu warga Arab Saudi yang meninggalkan Islam untuk melarikan diri ke Eropa.
Dia adalah seorang kritikus Islam yang keras dalam wawancara-wawancara ini.
Akun X milik tersangka, yang diverifikasi oleh Reuters, menunjukkan dukungannya terhadap partai sayap kanan anti-imigrasi, Alternative for Germany (AfD), serta terhadap miliarder AS, Elon Musk.
Musk pernah mengkritik Kanselir Jerman Olaf Scholz dan mendukung AfD.
Sebelum serangan ini, Musk mengatakan bahwa hanya AfD yang dapat “menyelamatkan Jerman”.
Ia menyerukan agar Scholz mengundurkan diri setelah serangan tersebut.
3. Apa motifnya?
Menurut Al Jazeera, jaksa Horst Walter Nopens menyatakan bahwa penyelidikan sedang berlangsung.
Para penyidik sedang memeriksa apakah serangan ini mungkin dipicu oleh ketidakpuasan pelaku terhadap perlakuan Jerman terhadap pengungsi asal Saudi.
4. Serangan terjadi menjelang pemilu Jerman
Kanselir Jerman Olaf Scholz (Deutsche Welle)
Jerman dijadwalkan menggelar pemilihan umum lebih awal pada 23 Februari, setelah koalisi tiga partai pemerintahan Scholz runtuh pada November karena perdebatan mengenai kebijakan ekonomi.
Scholz berharap untuk memenangkan masa jabatan kedua, tetapi jajak pendapat menunjukkan bahwa blok Union, oposisi berhaluan kanan-tengah, sedang unggul.
Sementara Partai Sosial Demokrat (SPD) yang dipimpin Scholz tertinggal jauh di belakang.
AfD mendapatkan dukungan yang kuat dalam jajak pendapat.
Namun kandidatnya untuk jabatan kanselir, Alice Weidel, tidak memiliki peluang realistis karena partai-partai lain menolak bekerja sama dengan AfD.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)