Chicago, Beritasatu.com – Harga emas turun pada Jumat (13/12/2024) karena penguatan dolar AS, setelah mencapai level tertinggi lebih 5 minggu. Namun, harga emas berada pada jalur kenaikan mingguan di tengah ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) minggu depan.
Harga emas di pasar spot turun 1,1% menjadi US$ 2.652,29 per ons. Harga emas mencapai level tertinggi sejak 6 November pada Kamis (12/12/2024) dan naik 0,8% dalam minggu ini. Adapun harga emas berjangka AS turun 1,1% menjadi US$ 2.678,50.
“Harga emas mengalami tahun yang eksplosif. Memasuki pengujung tahun, harga emas mungkin akan melemah dalam beberapa minggu terakhir, tetapi itu akan berlangsung singkat. Saya yakin harga emas akan terus bergerak jauh lebih tinggi,” kata analis pasar RJO Futures, Daniel Pavilonis dikutip CNBC International.
Harga emas telah memecahkan beberapa rekor pada tahun ini didukung pelonggaran kebijakan moneter, pembelian bank sentral, dan permintaan aset safe haven.
Fokus investor saat ini tertuju pada komentar Ketua The Fed Jerome Powell pada pertemuan The Fed 17-18 Desember 2024. Dalam kesempatan itu, akan dipaparkan kebijakan moneter AS pada 2025 menyusul rencana tarif presiden terpilih Donald Trump yang menurut para ekonom akan memicu inflasi.
Bank sentral biasanya mempertahankan suku bunga tinggi untuk menekan inflas sehingga meningkatkan biaya peluang menyimpan emas yang tidak memberi imbal hasil.
Saat harga emas turun, harga perak juga melemah 1,3% menjadi US$ 30,55 per ons, platinum turun 0,9% menjadi US$ 921,75, dan paladium anjlok 1,9% menjadi US$ 951,87.
