Macet Horor di Tanjung Priok, Apa Penyebabnya?
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kemacetan parah terjadi di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, selama berjam-jam pada Kamis (17/4/2025).
Pantauan
Kompas.com
pada Kamis pagi,
macet
terjadi sejak di wilayah Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Di Jalan Yos Sudarso arah Pelabuhan Tanjung Priok, kendaraan mengular hingga sekitar delapan kilometer. Kemacetan terus berlanjut hingga di depan New Priok Terminal Container 1 (NPCT One).
Kendaraan besar, minibus, Jaklingko, Transjakarta, hingga sepeda motor terjebak dalam antrean panjang.
Beberapa pengendara yang tidak sabar bahkan mengambil alih trotoar yang seharusnya digunakan oleh pejalan kaki. Sementara itu, suara klakson kendaraan saling bersahutan.
Sempat terlihat salah satu pengendara kehabisan bensin karena saking lamanya mesin kendaraan tersebut menyala tanpa gerak. Alhasil, pengendara itu mau tidak mau mendorong sepeda motornya di tengah kemacetan.
Seorang pengendara motor perempuan bernama Tian (23) merasa kesal karena terjebak macet panjang.
“Macetnya parah,” ujar Tian.
Tian yang habis berkunjung ke Mal of Indonesia (MOI) mengaku sudah terjebak macet hampir satu jam di sepanjang Jalan Yos Sudarso. Menurutnya, ini merupakan kemacetan terparah yang pernah terjadi di jalan tersebut.
“Saya dari MOI, kayanya macetnya itu dari Cempaka Putih, ya?” ucap dia.
Berdasarkan data Suku Dinas Perhubungan Jakarta Utara (Dishub Jakut) yang diterima
Kompas.com,
sejumlah ruas jalan masih macet hingga Kamis malam, yakni:
Sementara, beberapa
exit
tol yang macet yakni:
Menurut Kepala Suku Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta Utara Hendrico Tampubolon, macet di Tanjung Priok disebabkan oleh lonjakan aktivitas bongkar muat kontainer secara serentak pasca-libur panjang Idul Fitri 1446 Hijriah.
“Sejumlah ruas jalan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengalami kepadatan imbas dari antrean kendaraan besar truk kontainer masuk dan keluar Pelabuhan Tanjung Priok,” ucap Hendrico saat dikonfirmasi, Kamis.
Hal senada disampaikan Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Adi Sugiri.
Dia menyatakan, setelah masa pembatasan operasional angkutan barang yang berlangsung sejak 24 Maret hingga 8 April 2025, terjadi peningkatan signifikan volume kendaraan dan aktivitas bongkar muat di pelabuhan.
Ditambah lagi, perusahaan mengejar waktu sebelum libur panjang yang jatuh pada Jumat (18/4/2024) hingga Minggu (20/4/2025).
Berdasarkan data Pelindo, jumlah truk yang masuk ke terminal pelabuhan meningkat hampir 100 persen pada Kamis kemarin.
Biasanya, dalam sehari, jumlah truk yang masuk ke NPCT 1 rata-rata kurang dari 2.500 unit. Namun, pada Kamis, jumlah truk yang masuk di atas 4.000 unit.
Adi memastikan, kemacetan panjang itu bukan disebabkan oleh gangguan pada sistem gerbang otomatis pelabuhan.
Menurutnya, sistem operasional di terminal dan di common area pintu masuk NPCT 1 normal tanpa kendala.
“Sistem operasi yang ada di terminal dan di common area pintu masuk menuju NPCT 1 (New Priok Container Terminal One) dipastikan normal tanpa kendala,” kata Adi dalam keterangan resmi yang diterima
Kompas.com.
PT Pelindo pun menyampaikan permohonan maaf atas kemacetan yang terjadi.
“Menyatakan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat, mitra, dan stakeholder yang terimbas akibat kemacetan yang terjadi,” ucap Adi.
Untuk mengurai kemacetan, Suku Dinas Perhubungan Jakarta Utara bersama polisi dan TNI AL turun tangan.
“Membantu melakukan penguraian arus lalu lintas di titik terdampak kemacetan serta melakukan rekayasa lalu lintas buka tutup kendaraan masuk dan keluar pelabuhan serta pada titik lainnya,” ucap Hendrico.
Hal yang sama disampaikan Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Argo Wiyono mengatakan.
“Kami sedang melakukan upaya dari Ditlantas untuk mencairkan (kemacetan). Karena truk-truk yang sudah antre di dalam tol ini sudah tidak bisa ke mana-mana,” kata Argo saat dikonfirmasi, Kamis malam.
Oleh karena itu, sejumlah truk yang masih berada di tol wilayah Tanjung Priok ini terpaksa menunggu sampai kepadatan terurai.
“Aktivitas bongkar muat itu kan ada waktu-waktunya, untuk menaikkan kontainer ke kapal itu ada tonase batasannya, tidak bisa bersamaan,” kata Argo.
“Jadi, ada pergantian. Karena pergantian itulah antre,” tambah dia.
Dengan begitu, Polda Metro Jaya akan melalukan diskresi di beberapa jalan tol agar bisa mengurangi kendaraan kecil selain truk bermuatan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
5 Macet Horor di Tanjung Priok, Apa Penyebabnya? Megapolitan
/data/photo/2025/04/17/68003cb99292f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)