Jakarta, Beritasatu.com – Perubahan pola makan, tidur, dan rutinitas harian selama Ramadan dan Idulfitri dapat memengaruhi kesehatan secara signifikan. Dampak ini tercermin dalam peningkatan jumlah konsultasi dengan dokter, pembelian produk kesehatan, dan penggunaan layanan kesehatan secara online.
Berikut adalah lima layanan kesehatan yang paling sering dicari masyarakat selama Ramadan dan Idulfitri, berdasarkan tren sebelumnya dan saran kesehatan yang bisa diterapkan:
Kesehatan Reproduksi
Pada Ramadan dan minggu setelah Idulfitri, terdapat peningkatan 16% dalam konsultasi mengenai menstruasi yang tidak teratur serta lonjakan 48% pada konsultasi terkait kontrasepsi.
Faktor penyebabnya bisa jadi penggunaan obat penunda menstruasi selama ibadah, kekhawatiran terhadap efek samping obat hormonal, dan kebutuhan pasangan terkait kontrasepsi setelah Ramadan.
Untuk menjaga keseimbangan hormon selama Ramadan, disarankan untuk mengonsumsi cukup air putih (minimal delapan gelas per hari), meningkatkan konsumsi serat dan protein, serta mengelola stres dengan membuat perencanaan harian yang baik.
Kesehatan Pencernaan dan Metabolik
Pada minggu Idulfitri, umumnya konsultasi kesehatan gigi dan mulut mengalami peningkatan 20% dalam satu pekan. Hal ini dipicu oleh tingginya konsumsi gula, masalah gigi yang semakin buruk, dan keterbatasan akses ke klinik gigi saat liburan.
Bagaimana cara mengatasinya? Batasi konsumsi makanan atau minuman manis, hindari makanan yang keras, asam, dan dingin, serta rajin menyikat gigi dua kali sehari menggunakan pasta gigi berfluoride.
Kesehatan Anak
Pada pekan Idulfitri, konsultasi dengan dokter spesialis anak meningkat hingga 21%. Peningkatan mobilitas dan interaksi selama perayaan dapat memicu risiko infeksi pernapasan seperti batuk, pilek, dan demam, serta meningkatkan paparan terhadap virus musiman seperti flu dan demam berdarah. Selain itu, perubahan pola makan dapat memicu reaksi alergi seperti muntah atau ruam kulit.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk terus memantau asupan makanan anak dengan membatasi gula dan pastikan mereka mendapatkan cukup serat dari buah-buahan dan sayuran. Selain itu, dapat juga berkonsultasi melalui layanan medis secara online.
Kesehatan Mental
Konsultasi mengenai kesehatan mental meningkat 16% pada satu pekan setelah Idulfitri. Momen berkumpul dengan keluarga dan teman seringkali menimbulkan tekanan emosional yang bisa meningkatkan stres dan kecemasan.
Untuk menjaga kesehatan mental, penting untuk mengelola ekspektasi dan prioritas, menjaga pola hidup sehat, serta mencari dukungan profesional apabila diperlukan, seperti layanan kesehatan secara online.
Menurut Chief Medical Officer Halodoc, dr Irwan Heriyanto, pihaknya menyediakan laporan berbasis tren internal ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada masyarakat dalam menjaga kesehatan selama periode tersebut.
“Melalui laporan ini, kami tidak hanya mengidentifikasi pola kesehatan yang berkembang, tetapi juga memberikan rekomendasi praktis layanan kesehatan yang dapat membantu masyarakat menjaganya secara proaktif,” ungkapnya dalam webinar health & wellness insights 2025 edisi Ramadan dan Idulfitri beberapa waktu lalu.