43 Sapi Suspek PMK di Gunungkidul Mati
Tim Redaksi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com
– Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH)
Gunungkidul
, DI Yogyakarta, mencatat ada 43 ternak sapi suspek Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), mati sejak beberapa pekan terakhir.
“Sampai saat ini data yang masuk ke kita antara 42 sampai 43 yang mati,” kata Kepala DPKH Kabupaten Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, saat dihubungi melalui telepon pada Kamis (2/1/2025).
Dikatakannya, untuk pencegahan dilakukan disinfektan wilayah yang muncul PMK setiap hari. Selain itu, pihaknya mengimbau pemilik ternak agar mencegah orang lain yang tidak memiliki kepentingan masuk kandang.
“Ketika kita berkunjung dari pasar atau berkunjung ke kandang orang lain, harapan kita pulang mandi dulu baru masuk kandang,” kata dia.
Hal ini untuk mencegah virus masuk ke area kandang dan menyebabkan ternak sakit.
Wibawanti mengaku tidak bisa mencegah ternak dari luar masuk ke Gunungkidul karena setiap daerah memiliki kebijakan berbeda dalam penanganan.
Pihaknya melakukan pemantauan dengan menjadwalkan pelayanan pengobatan hingga uji kebuntingan.
Dia mengimbau kepada peternak agar melaporkan jika mendapati sapinya sedang sakit atau mati agar bisa segera dilakukan penanganan lebih jauh.
“Itu terus kita lakukan di pasar,” kata dia.
Sebelumnya, Lurah Pampang, Kapanewon Paliyan, Saiful Khohar, mengatakan wilayahnya sejak Minggu (22/12/2024) telah mencatat total ada 15 sapi mati di lima padukuhan.
Adapun di Padukuhan Polaman terdapat sembilan ekor mati. Kemudian di Kedungdowo Wetan ada dua ekor.
Lalu di Jetis ada satu ekor, di Kedungdowo Kulon ada satu ekor, dan di Pampang ada satu ekor.
“Baru saja (Senin hari ini) sekitar pukul 10.40 WIB ada satu mati di Padukuhan Polaman,” kata Saiful saat ditemui di Balai Padukuhan Polaman, Senin (30/12/2024).
Dikatakannya, kematian ternak ini memukul petani atau peternak, karena biasanya sapi digunakan untuk tabungan.
Pihaknya berharap ada ganti rugi atau bantuan dari pemerintah terhadap petani yang kehilangan hewan ternaknya.
“Ternak ini tabungannya orang tani. Kejadian ini sangat memprihatinkan kami,” ucap dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.