Usai Gegap Gempita DWP 2024, Muncul Protes Banyak Orang Ditangkap dan Diperas Polisi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Pergelaran
Djakarta Warehouse Project
(DWP) 2024 telah rampung usai dihelat selama tiga hari di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, mulai 13 Desember hingga 15 Desember 2024.
DWP merupakan salah satu festival musik elektronik terbesar di Asia Tenggara yang diselenggarakan oleh Ismaya Live, bagian dari Ismaya Group.
Acara ini pertama kali diadakan pada 2008 dan telah berkembang menjadi acara tahunan yang menarik perhatian penggemar musik dari berbagai negara.
Pada perhelatan DWP 2024 ini, nama-nama besar dari kancah internasional, seperti Steve Aoki, Timmy Trumpet, Armin Van Buuren, Morten, Zedd, dan Anyma, memeriahkan festival musik tersebut.
Kendati demikian, beberapa saat setelah perhelatan DWP 2024 rampung, muncul kabar bahwa sejumlah penonton ditangkap polisi.
Salah satu yang menggaungkan kabar ini adalah pemilik akun X @Twt_Rave dengan menyebar beberapa yang berisi pemboikotan terhadap DWP.
“
DWP 2024. 400++ Malaysian di pau polisi Indonesia
,” bentuk tulisan pada gambar yang diunggah @Twt_Rave.
“
DWP 2024. RM 9 Juta duit pau terkumpul
,” demikian tulisan pada gambar yang diunggah pada akun yang sama.
“
DWP 2024. Checkout hotel pun polisi tunggu
,” tertulis pada gambar yang lain.
Akun itu menyebutkan, pengalaman serupa juga dialami oleh warga negara asing (WNA) asal Singapura dan Thailand.
Pengalaman lain juga diceritakan pemilik akun Instagram @ez.rawr yang berkomentar pada salah satu unggahan Instagram @djakartawarehouseproject.
“
Ada dua polisi yang menyamar menatap temanku dan aku selama 15 menit, ketika kami mabuk. Kami melihat kembali mereka setelah kami menyadari bahwa mereka adalah UC
(
undercover
),” tulis @ez.rawr menggunakan bahasa Inggris.
Sekitar beberapa menit kemudian, petugas kepolisian yang tengah menyamar itu disebut pergi meninggalkan dia dan temannya.
“Mereka pergi untuk menghentikan pasangan lain secara ACAK, tanpa alasan, dan membawa mereka keluar. (Sedangkan) lima dari mereka (polisi) mengawal,” ujar dia.
“Tidak akan pernah lagi. Merasa sangat tidak aman setelah mendengar cerita negatif tetapi meminta suap. Mengerikan. Tidak akan pernah kembali ke DWP dan saya akan pergi ke sebuah festival di Thailand sebagai gantinya,” tambahnya.
Setelah beredar kabar tersebut, Ismaya Live melalui Instagram @djakartawarehouseproject mengeluarkan pernyataan resmi.
Penyelenggara mengaku sudah mendengar kekhawatiran sejumlah penonton selama menyaksikan DWP 2024.
“
Meskipun beberapa aspek dari situasi ini berada di luar kendali langsung kami, kami sepenuhnya memahami dampaknya terhadap Anda
,” tertulis pernyataan resmi yang diunggah akun Instagram Djakarta Warehouse Project.
Oleh karena itu, penyelenggara memastikan akan bekerja sama secara kooperatif dengan pihak berwenang dan lembaga pemerintah terkait untuk menyelidiki tentang apa yang tengah terjadi.
Penyelenggara berkomitmen untuk mencegah insiden serupa agar tidak terulang lagi di masa yang akan datang.
“
Yang terpenting, kami berharap semua orang tetap aman selama berada di Indonesia. Dukungan, semangat, dan kepercayaan Anda sangat berharga dalam menjadikan DWP tahun ini sukses besar
,” tulis pengumuman tersebut.
Penyelenggara juga mengucapkan terima kasih kepada semua penggemar karena telah menjadi bagian dari keluarga besar DWP.
Dengan begitu, Ismaya Live berharap dapat menyambut kembali penggemar di Indonesia pada perhelatan lain waktu.
Setelah beredarnya kabar ini,
Kompas.com
menghubungi Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Ahmad Fuady pada Rabu (18/12/2024).
Hanya saja, ia menyarankan agar bertanya langsung kepada Polres Metro Jakarta Pusat.
Pasalnya, tempat berlangsungnya Djakarta Warehouse Project 2024 masuk ke wilayah hukum Polres Jakarta Pusat.
Sementara itu, pada hari yang sama, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro menyarankan
Kompas.com
agar bertanya langsung kepada Polda Metro Jaya.
“Koordinasi (dengan) Ditresnarkoba Polda ya,” ujar Susatyo.
Kompas.com
menghubungi Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Donald Parlaungan Simanjuntak.
Kendati demikian, hingga berita ini diterbitkan, yang bersangkutan belum merespons.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.