Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

4 Cara Memilih Saham Cuan ala Warren Buffett, Terapkan!

4 Cara Memilih Saham Cuan ala Warren Buffett, Terapkan!

Berbeda dengan sebagian besar investor lainnya, Warren Buffett tidak menggunakan analisis teknikal dalam memilih saham seperti teknik Moving Average (MA), Relative Strength Index (RSI), atau On-Balance Volume (OBV).

Warren Buffett justru mengandalkan analisis fundamental dengan memeriksa laporan keuangan perusahaan secara menyeluruh. Dalam menganalisis laporan keuangan, ada beberapa indikator utama yang sangat diperhatikan dan berpengaruh pada keputusannya untuk membeli saham perusahaan.

Berikut cara memilih saham menurut Warren Buffet:

1. Lihat rasio utang terhadap ekuitas

Saham yang baik umumnya berasal dari perusahaan dengan rasio utang terhadap ekuitas yang rendah. Rasio ini dihitung dengan membagi total utang perusahaan dengan total ekuitasnya dalam suatu periode.

Rasio Debt to Equity Ratio (DER) yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak mengandalkan ekuitas daripada utang untuk membiayai operasionalnya.

Secara umum, saham yang layak dibeli adalah saham perusahaan dengan DER di bawah 1. Namun, hal ini bisa bervariasi antar industri, sehingga tidak boleh dijadikan satu-satunya acuan dalam penilaian saham.

2. Return on Equity (ROE)

Selanjutnya, Buffett juga memperhatikan indikator Return on Equity (ROE) dalam memilih saham. ROE menggambarkan seberapa efektif perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari ekuitas yang dimilikinya. ROE dihitung dengan membagi laba bersih perusahaan dengan total ekuitasnya dalam periode tertentu.

Makin tinggi ROE, makin baik perusahaan dalam menghasilkan laba bersih bagi pemegang saham, menjadikan saham tersebut lebih menarik. Namun, saat menganalisis ROE, sebaiknya gunakan periode panjang (5–10 tahun) untuk mengidentifikasi perusahaan yang mampu mempertahankan ROE yang baik dan konsisten selama bertahun-tahun.

3. Margin keuntungan bersih

Margin keuntungan bersih (Net Profit Margin/NPM) adalah indikator lain yang sering digunakan Buffett untuk menilai saham yang bagus. NPM mengukur persentase laba bersih yang diterima perusahaan dari total pendapatan dalam suatu periode. Caranya dengan membagi laba bersih dengan pendapatan bersih, lalu mengalikan dengan 100.

Makin tinggi NPM, makin efisien perusahaan dalam mengelola biaya. Saham yang baik biasanya memiliki rasio NPM yang tinggi dan stabil, atau bahkan meningkat dari tahun ke tahun.

4. Saham dijual di bawah nilai wajar

Strategi value investing yang digunakan oleh Warren Buffett fokus pada mencari saham yang sedang dijual di bawah nilai wajarnya, atau bisa disebut “saham diskon”. Untuk menilai hal ini, investor perlu menghitung nilai intrinsik saham dan membandingkannya dengan harga pasar saat ini, apakah saham tersebut dijual lebih mahal atau lebih murah.

Hingga kini, tidak ada metode yang pasti untuk menghitung nilai intrinsik saham karena setiap investor dapat memiliki pandangan berbeda. Dua metode yang paling populer adalah Discounted Cash Flow (DCF) dan Price to Earnings Ratio (PER).

Selain keempat faktor di atas, Buffett juga mempertimbangkan keunikan produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan sebelum memutuskan apakah sahamnya layak dibeli. Produk atau jasa yang unik sulit untuk ditiru oleh pesaing, yang memungkinkan perusahaan memperoleh margin keuntungan lebih besar.

Merangkum Semua Peristiwa