Jakarta, CNN Indonesia —
Sebanyak 39 anak-anak Palestina dibebaskan dari penjara Israel pada hari ketiga gencatan senjata antara Israel-Hamas, Minggu (26/11).
Puluhan anak-anak itu diantar oleh sebuah bus ke pusat kota Tepi Barat, Ramallah, Minggu malam waktu setempat. Mereka dibebaskan setelah Hamas melepas 17 sandera yang ditawan di Gaza.
Sebelumnya, Dinas Penjara Israel mengkonfirmasi bahwa mereka telah membebaskan 39 narapidana dan tahanan dari total tujuh penjara Israel (enam di Israel dan satu di Tepi Barat), sebagai bagian dari kesepakatan antara Israel dan Hamas.
Mengutip CNN, mereka yang dibebaskan pada hari Minggu termasuk anak laki-laki berusia 18 tahun ke bawah; dua orang berusia 15 tahun, dan satu orang, yang termuda yang dibebaskan, berusia 14 tahun.
Mereka disambut di Ramallah oleh ratusan simpatisan, sebagian melambaikan bendera Palestina, sebagian lagi membawa bendera Hamas.
Beberapa orang ditahan tanpa mengetahui tuduhan mereka: 16 dari mereka yang dibebaskan sedang menjalani hukuman, sebagian besar karena serangan terhadap warga Israel, menurut informasi yang diambil dari Dinas Penjara Israel dan Masyarakat Tahanan Palestina, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang mengadvokasi hak-hak tahanan.
Sisanya, 23 orang yang dibebaskan telah ditahan dalam penahanan administratif, sebuah praktik yang dikritik secara luas di mana seorang tahanan tidak mengetahui adanya dakwaan terhadap mereka, dan kasus mereka tidak tunduk pada proses hukum apa pun.
Sebelumnya, Israel dan Hamas sepakat gencatan senjata empat hari usai nyaris 50 hari pasukan Zionis menggempur Palestina. Gencatan senjata ini mulai berlaku pada 24 November pukul 07.00 waktu Gaza atau 12.00 WIB.
Kesepakatan tersebut mencakup jeda pertempuran, lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza, hingga pertukaran tahanan atau sandera dari kedua pihak.
Menyoal pertukaran tahanan ini, mereka sepakat bahwa sandera dari Gaza akan dibebaskan 50 orang, sementara dari Israel 150 orang. Pembebasan ini berlangsung secara bertahap.
Ini merupakan gencatan senjata pertama dalam konflik tersebut sejak para pejuang Hamas melakukan serangan di Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang.
Menanggapi serangan tersebut, Israel bersumpah untuk menghancurkan militan Hamas yang menguasai Gaza, membombardir daerah kantong tersebut dan melancarkan serangan darat di bagian utara.
Akibat bombardir Israel, otoritas kesehatan Palestina mengatakan sekitar 14.800 orang tewas dan sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak.
(tim/dmi)
[Gambas:Video CNN]