3 Siswa SMPN di Tangsel Korban Bullying Meninggal Dunia Megapolitan

3
                    
                        Siswa SMPN di Tangsel Korban Bullying Meninggal Dunia
                        Megapolitan

Siswa SMPN di Tangsel Korban Bullying Meninggal Dunia
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
– MH (13), siswa kelas I SMPN 19 Tangerang Selatan yang diduga menjadi korban perundungan Oktober lalu, meninggal dunia di ruang ICU RS Fatmawati, Jakarta Selatan, Minggu (16/11/2025) pagi
Informasi meninggalnya MH dibenarkan oleh Lembaga Bantuan Hukum Korban yang mendampingi keluarga.
“Korban sudah tidak ada. Ini saya lagi otw RS,” ujar Alvian, pendamping dari LBH Korban, saat dikonfirmasi, Minggu.
Alvian menyebut pihaknya mendapat kabar sekitar pukul 06.00 WIB.
“Kalau jamnya kita kurang tahu, tapi tadi kita dikabari pas jam 6 pagi. Sama omnya yang ada di sana,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, Deden Deni, juga membenarkan informasi tersebut.
Ia menyebut mendapat kabar dari Polres Tangsel sekitar pukul 08.00 WIB.
“Iya, ini saya langsung jalan ke rumah duka,” kata Deden saat dikonfirmasi.
Ia menambahkan pihak dinas bersama kepala sekolah akan bertakziah dan menyampaikan belasungkawa langsung kepada keluarga.
Kabar duka ini lebih dahulu tersebar melalui akun Instagram
@seputartangsel
, yang menyebut Ijam mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 07.00 WIB di ICU RS Fatmawati.
Ijam sebelumnya dirawat intensif setelah mengalami luka serius di kepala.
Ia diduga menjadi korban perundungan pada 20 Oktober 2025, ketika kepalanya dihantam kursi besi oleh rekan sekelasnya.
Setelah sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit swasta di Tangerang Selatan, ia dirujuk ke RS Fatmawati pada 9 November.
Kondisinya memburuk dan ia masuk ruang ICU dengan intubasi sejak 11 November.
Hingga berita ini ditayangkan, Kompas.com masih berupaya menghubungi Polres Tangerang Selatan untuk meminta keterangan lebih lanjut terkait proses penyelidikan dugaan perundungan.
Sebelumnya, MH diduga menjadi
korban bullying
oleh teman sekelasnya.
Peristiwa disebut bukan pertama kali terjadi, namun sudah berlangsung sejak masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).
MH diduga mengalami intimidasi, salah satunya adalah pemukulan. Puncak kejadian itu terjadi pada Senin (20/10/2025).
Ketika itu, MH mengalami kekerasan yang dilakukan temannya dengan dipukul menggunakan kursi besi.
“Sering ditusukin sama sedotan tangannya. Kalau lagi belajar, ditendang lengannya. Asal nulis ditendang, sama punggungnya itu dipukul,” kata ibu korban, Y.
Setelah pengakuan itu, Y kaget dan segera menghubungi pihak sekolah untuk melaporkan dugaan kekerasan tersebut.
Kemudian pihak sekolah mempertemukan keluarga korban dengan keluarga terduga pelaku untuk mediasi dan disepakati akan membiayai pengobatan korban hingga sembuh.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Fitur Apresiasi Spesial dari pembaca untuk berkontribusi langsung untuk Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
melalui donasi.
Pesan apresiasi dari kamu akan dipublikasikan di dalam kolom komentar bersama jumlah donasi atas nama
akun kamu.