Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

3 Kisah Pilu Korban Gempa Myanmar, Kehilangan Keluarga dan Perjuangan Hidup dalam Bencana – Halaman all

3 Kisah Pilu Korban Gempa Myanmar, Kehilangan Keluarga dan Perjuangan Hidup dalam Bencana – Halaman all

3 Kisah Pilu Korban Gempa Myanmar: Kehilangan Keluarga dan Perjuangan Hidup dalam Bencana

TRIBUNNEWS.COM, MYANMAR – Berikut ini 3 kisah pilu korban Gempa Myanmar.  Kehilangan Keluarga dan Perjuangan Hidup dalam Bencana.

Gempa dahsyat berkekuatan 7,7 Skala Richter yang mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3) telah merenggut ribuan nyawa dan meninggalkan duka mendalam. 

Tribunnews.com merangkum kisah korban Gempa Myanmar ini dari tulisan di CNN International dan Reuters

1. Han Sai: Kehilangan Adik di Biara Runtuh

Seorang jurnalis Myanmar dalam pengasingan, Han Sai (nama samaran), berbagi kesedihannya setelah mendengar kabar gempa yang menghancurkan kampung halamannya di Mandalay.

“Saya menerima telepon dari seorang warga yang menunjukkan biara yang berubah menjadi puing, dan mengatakan adik saya ada di dalamnya,” katanya kepada CNN.

“Kemarin adalah hari puasa dalam tradisi Buddha. Bangunan-bangunan religius di desa saya setidaknya berusia 70 tahun. Saat gempa terjadi, bangunan itu tidak mampu bertahan.”

Butuh tiga jam bagi warga desa untuk menemukan jenazah adiknya, yang menurutnya sudah terpisah-potong dan langsung dikuburkan.

2. Perpisahan Terakhir Seorang Anak dengan Ibunya

Sebuah rekaman penuh emosi yang beredar di media sosial memperlihatkan seorang pria menggenggam tangan ibunya yang sudah tak bernyawa, masih terjebak di bawah reruntuhan.

Pria itu, yang mengaku warga Naypyidaw—ibu kota Myanmar yang dibangun militer—terisak sambil berkata: “Ibu, aku anakmu, mengucapkan Dhama atas namamu.”

Ia melanjutkan, “Ibu, jangan khawatir tentang aku. Aku tidak akan pergi ke mana pun yang Ibu tidak inginkan. Aku juga tidak akan melakukan hal bodoh. Aku akan jadi baik, Ibu tak perlu cemas.”

Lokasi pasti rekaman ini belum diketahui.

3. Htet Min Oo: Berjuang Sendiri Menyelamatkan Keluarga

Htet Min Oo (25) selamat setelah diselamatkan warga dari reruntuhan di Mandalay. Ia mencoba menyelamatkan nenek dan dua pamannya dengan tangannya sendiri, tetapi akhirnya menyerah.

“Aku tidak tahu apakah mereka masih hidup di bawah reruntuhan,” katanya kepada Reuters sambil menangis. “Setelah sekian lama, sepertinya tidak ada harapan lagi.”

Seorang warga lain yang enggan disebutkan namanya menambahkan “Banyak orang terjebak, tetapi tidak ada bantuan yang datang karena benar-benar tidak ada tenaga, peralatan, atau kendaraan.”

GEMPA GUNCANG THAILAND – Tangkapan layar YouTube The Times and The Sunday Times pada Jumat (28/3/2025) yang menunjukkan sebuah gedung tinggi yang sedang dibangun runtuh akibat gempa Myanmar pada Jumat (28/3/2025). Wakil PM Thailand melaporkan bahwa jumlah pekerja yang hilang bertambah menjadi 81 orang. (Tangkapan layar YouTube The Times and The Sunday)

Korban Tewas Terus Bertambah

Sedikitnya 1.000 orang dilaporkan meninggal dalam bencana ini, sementara Badan Geologi AS (USGS) memperkirakan angka korban bisa melampaui 10.000 jiwa.

Gempa ini merupakan yang terbesar di Myanmar dalam lebih dari seabad.

Wilayah terdampak meliputi dataran tengah Mandalay hingga perbukitan Shan, di mana sebagian daerah tidak sepenuhnya dikendalikan junta militer.

Sumber: CNN International, Reuters, USGS

Merangkum Semua Peristiwa