TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mobil purnawirawan Brigjen TNI Hendrawan Ostevan telah ditemukan di Perairan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (18/1/2025), pukul 08.55 WIB
Mobil itu tepatnya ditemukan pada radius sekitar 5 meter dari bibir dermaga, sekitar 6 meter dari atas permukaan air.
Jenazah Hendrawan Ostevan ditemukan mengapung di laut Marunda tak jauh dari titik jatuhnya mobil 8 hari sebelumnya atau pada Jumat (10/1/2025) sore.
Jenazah ditemukan oleh nelayan di sekitar laut Marunda.
Berdasarkan kamera CCTV, mobil Toyota Vios berwarna gelap yang dikendarai almarhum Hendrawan melaju di dermaga pada pukul 00.40 WIB, Kamis (9/1/2025) dini hari.
Penyebab kematian Hendrawan Ostevan masih misterius
Soal penyebab meninggalnya Hendrawan Ostevan masih misterius.
Polisi belum memberikan keterangan resmi soal itu.
Apakah pensiunan jenderal TNI itu diduga bunuh diri atau telah meninggal sebelum mobilnya meluncur bebas masuk ke laut.
Kaca mobil bisa jadi petunjuk
Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala, melihat mobil kaca yang pecah jadi petunjuk mengungkap penyebab meninggalnya Brigjen TNI (Purn) Hendrawan Ostevan.
Menurut Adrianus, pecahnya kaca menjadi jawaban mengapa jenazah Hendrawan ditemukan mengapung.
Sehingga jenazah tidak terkunci di dalam mobil.
Jika almarhum berniat mengakhiri nyawanya sendiri dengan bunuh diri, Adrianus memperkirakan seharusnya jenazah tetap berada di dalam mobil.
Kemungkinan itu terbuka sebab bisa saja almarhum keluar dari dalam mobil bukan karena disengaja.
Melainkan karena kaca yang pecah membuat jenazah bisa mengapung.
“Itu memungkinkan jenazah korban keluar dan mengapung.”
“Tadinya saya berpikir kalau ini adalah satu tindakan bunuh diri, maka dia tidak akan keluar dari mobilnya dan tidak akan tubuhnya mengapung.”
“Tetapi ketika ternyata kaca pecah dan itu saya kira karena tekanan air, jenazah keluar dan mengapung,” kata Adrianus di Kompas TV, Sabtu (19/1/2025).
Hasil autopsi menentukan penyebab
Namun untuk memastikan penyebab kematian karena bunuh diri atau tidak, masih ada hal lain yang masih bisa menjadi petunjuk yakni hasil autopsi.
Adrianus mengatakan jika menerjunkan mobil ke laut menjadi cara mengakhiri hidup maka seharusnya, Hendrawan masih bernapas saat masuk ke dalam air.
Kemungkinan lainnya selain dugaan bunuh diri
Kemungkinan lain bisa saja terjadi, Hendrawan sudah meninggal sejak dalam mobil yang melaju terjun ke laut.
“Tetapi ketika ternyata kaca pecah dan itu saya kira karena tekanan air, jenazah keluar dan mengapung.”
“Berdasarkan rekaman kamera pengintai pertama yang diterima TribunJakarta.com, mobil Toyota Vios berwarna gelap yang dikendarai almarhum Hendrawan melaju di dermaga pada pukul 00.40 WIB, Kamis (9/1/2025) dini hari.”
“Rekaman itu memperlihatkan bahwa mobil yang dikendarai korban melaju dalam kecepatan sedang di dermaga yang memang ketika itu masih sepi,” paparnya.
Analisis ketiga
Analisis ketiga Adrianus yakni lokasi tewasnya Hendrawan juga menjadi petunjuk.
“Kalau lihat dari lokasi, tentu ini bukan lokasi yang gampang dicapai sembarang orang.”
“Kalau ini adalah tindakan bunuh diri, maka ini adalah bunuh diri yang intensional,” ujarnya.
Terlihat keadaan di dermaga KCN Marunda pada saat kejadian cukup terang.
Mobil melaju dengan lampu menyala, dari sisi barat menuju ke sisi timur dermaga.
Mobil itu melaju lurus dan tiba-tiba terlihat terjatuh ke lautan.
Sementara itu, berdasarkan rekaman CCTV kedua, terlihat posisi terceburnya mobil yang dikendarai Hendrawan berada di belakang sebuah kapal tongkang.
Mobil itu tampak melaju lurus ke arah laut, sementara di sisi kanannya sebenarnya ada jalan berbelok yang mengarah keluar dermaga.
Dalam video rekaman CCTV kedua itu juga terekam bahwa mobil tak lagi terlihat setelah terjatuh secara mendadak di belakang kapal tongkang.
Penyebab Kaca Pecah
Kepala Kantor SAR Jakarta, Desiana Kartika Bahari, mengatakan mobil itu ditemukan dalam kondisi semua kacanya pecah.
“Pada saat diangkat kondisi mobil kacanya memang sudah pecah dan sudah hancur ya kondisinya, mungkin pada saat jatuh itu langsung terkena benda di bawah ya, jadi seperti bumper depannya hancur,” kata Desiana di lokasi.
Penyelam dari Basarnas Special Group (BSG) menemukan mobil itu tenggelam dengan jarak 5 meter dari bibir Dermaga KCN Marunda.
Mobil berpelat nomor B 1606 LB itu tenggelam dan tertutup lumpur di lautan sedalam sekitar 6 meter itu.
“Pada saat diangkat, jadi kondisi kendaraan tersebut berada di dalam lumpur, kemudian kondisinya hanya bisa diraba oleh penyelam itu satu ban, jadi tiga ban lainnya itu ada di bawah lumpur, jadi yang bisa dilihat itu ban, velg, dan sasisnya, jadi itu yang diangkat kemudian pas diangkat juga sudah miring ya, sampai di daratan kita tidak menemukan korban lainnya,” papar Desiana.
Desiana menduga, pecahnya kaca mobil tersebut karena benturan mobil dengan dasar laut saat terjun.
“Mungkin setelah terjatuh itu terkena benda di bawah,” kata Desiana.