3 Ini Tujuan Pindai Iris Mata WorldID yang Ramai di Jakarta, Depok, hingga Bekasi Megapolitan

3
                    
                        Ini Tujuan Pindai Iris Mata WorldID yang Ramai di Jakarta, Depok, hingga Bekasi
                        Megapolitan

Ini Tujuan Pindai Iris Mata WorldID yang Ramai di Jakarta, Depok, hingga Bekasi
Penulis
KOMPAS.com – 
Beberapa hari terakhir, warga di sejumlah wilayah, seperti Jakarta, Depok, dan Bekasi terlihat mengantre di titik-titik pemindaian iris mata
World ID
.
Mereka datang untuk memindai mata menggunakan alat khusus, lalu menerima imbalan uang tunai yang bervariasi antara Rp250.000 hingga Rp800.000.
Proyek ini dijalankan oleh Tools for Humanity, sebuah perusahaan yang berbasis di San Fransisco dan Berlin.
Fenomena ini lantas menimbulkan banyak pertanyaan, mengapa iris mata dipindai? Apa sebenarnya tujuan dari kode iris ini? Serta seberapa aman data yang dikumpulkan?
Dari Gambar Iris Menjadi Kode Digital
Menurut penjelasan di situs resmi World, gambar iris yang diambil dari warga tidak disimpan dalam bentuk visual mentah.
Gambar iris mata ini langsung diubah menjadi apa yang disebut sebagai kode iris, yakni sebuah representasi numerik ringkas dari tekstur iris seseorang.
Kode ini menyandikan detail-detail rumit seperti alur, pola krip, dan pigmentasi yang khas dari setiap iris individu.
Proses pembuatan kode iris dilakukan oleh perangkat khusus bernama Orb, semacam kamera biometrik beresolusi tinggi yang dirancang untuk menangkap citra mata dengan sangat detail.
Setelah kode iris terbentuk, gambar iris aslinya langsung dihapus dari perangkat secara permanen. Ini disebut sebagai personal custody, sistem yang mengklaim memberi pengguna kendali penuh atas data mereka.
Uniknya, kode iris dari dua individu, bahkan kembar identik sekalipun, akan tetap berbeda secara signifikan. Hal ini menjadikan iris mata sangat efektif sebagai alat verifikasi identitas unik seseorang di dunia digital.
Apa Tujuan Utamanya?
World ID diciptakan untuk memastikan bahwa satu orang hanya bisa memiliki satu identitas digital.

Dengan demikian, proyek ini bisa membantu memisahkan manusia dari bot atau kecerdasan buatan, serta mencegah praktik manipulasi seperti pembuatan akun palsu atau spam voting di ruang digital.
Salah satu visi jangka panjang Worldcoin adalah membangun sistem distribusi pendapatan dasar universal secara global atau universal basic income (UBI).

Dengan World ID, sistem dapat menjamin bahwa setiap individu hanya menerima satu bagian UBI untuk menghindari klaim ganda atau penyalahgunaan.
World ID juga bisa digunakan untuk login ke berbagai aplikasi dan layanan yang mendukung sistem ini.

Alih-alih menggunakan email dan kata sandi, pengguna cukup memverifikasi identitas digital mereka menggunakan kode iris yang diklaim lebih aman dan praktis.
Sebagai insentif awal, pengguna yang melakukan pemindaian iris bisa mendapatkan token kripto bernama WLD.

Di beberapa negara, token ini dapat diklaim secara berkala sebagai bentuk partisipasi dalam ekosistem Worldcoin.
Bagaimana dengan Keamanan dan Privasi?
Worldcoin mengklaim, bahwa mereka tidak menyimpan atau menjual data pribadi pengguna, termasuk gambar iris.
Setelah proses verifikasi selesai, gambar iris dikirim ke ponsel pengguna dan dihapus dari sistem secara menyeluruh.
Hanya kode iris, yang ukurannya jauh lebih kecil dan tidak bisa digunakan untuk merekonstruksi gambar mata asli, yang disimpan untuk keperluan autentikasi di masa depan.
Selain itu, sistem ini diklaim akan beralih ke desentralisasi, yang artinya pengelolaan dan pengambilan keputusan akan dilakukan oleh komunitas pengguna global, bukan entitas tunggal.
Meski menawarkan berbagai manfaat dan insentif, proyek World ID masih menyisakan banyak pertanyaan, terutama seputar etika pengumpulan data biometrik di sejumlah negara.
Di Indonesia sendiri, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengambil langkah tegas dengan membekukan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) Worldcoin dan
WorldID
.
Langkah ini diambil menyusul laporan masyarakat mengenai aktivitas mencurigakan yang berkaitan dengan layanan Worldcoin dan WorldID.
Pemerintah juga berencana memanggil operator lokal, PT Terang Bulan Abadi dan PT Sandina Abadi Nusantara, untuk klarifikasi.
Pembekuan dilakukan sebagai tindakan preventif guna mencegah potensi risiko terhadap privasi dan keamanan data warga.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.