3 Hari Gelap Gulita, Warga Aceh Berebut Lampu Darurat, Warkop Jadi Penyelamat Regional 1 Oktober 2025

3 Hari Gelap Gulita, Warga Aceh Berebut Lampu Darurat, Warkop Jadi Penyelamat
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        1 Oktober 2025

3 Hari Gelap Gulita, Warga Aceh Berebut Lampu Darurat, Warkop Jadi Penyelamat
Tim Redaksi
BANDA ACEH, KOMPAS.com – 
Warga Banda Aceh, Provinsi Aceh, ramai-ramai memburu lampu darurat atau
emergency lamp
, Rabu (1/10/2025).
Ini dikarenakan pemadaman listrik yang dilakukan oleh PLN di sejumlah daerah di Provinsi Aceh sejak 29 September hingga hari ini.
Salah satunya di kawasan Lingke, Banda Aceh. Warga tampak memenuhi salah satu toko yang menjual peralatan elektronik.
Di sana mereka antri memilih dan membeli lampu darurat.
“Iya, beli lampu cas karena di rumah gelap sekali. Dengan lampu ini setidaknya ada penerangan sedikit. Karena belum tahu sampai kapan kondisi gangguan listrik ini,” kata Fira Junida, di Banda Aceh, Rabu (1/10/2025) malam.
Selama tiga hari ini warung kopi (warkop) di Kota Banda Aceh juga dipenuhi warga.
Mereka datang untuk mengisi daya ponsel dan laptop.
“Setelah shalat Isya tadi langsung keluar. Sengaja lebih cepat karena takut warkop penuh. Selain untuk ngecas HP dan belajar, di rumah juga panas, makanya kami keluar,” kata Marissa, salah seorang mahasiswa.
 
Keluhan lainnya juga dirasakan oleh Reza Munawir, dampak pemadaman listrik mengakibatkan aktivitas di rumahnya lumpuh.
“Saya tidak bisa memasak, juga tidak ada air. Nasi di rumah sudah habis sisa masak sore kemarin saat listrik sempat menyala sebelum akhirnya padam total,” katanya.
Reza megaku, dirinya kalang kabut selama arus listrik padam, ditambah jaringan internet milik BUMN juga terganggu.
“Ironis memang, kasus ini bukan pertama kali. Tidak hanya listrik, layanan keuangan juga pernah seperti ini. Kita surplus listrik di Aceh dan di indonesia, tapi sistem yang dijalankan PLN sangat berisiko bagi layanan untuk pelanggannya,” tuturnya.
Menurut Reza, sudah seharusnya Pemerintah Aceh mengintervensi PLN agar membangun gardu step-up (gardu induk), untuk menampung listrik dari pembangkit di Aceh untuk selanjutnya disalurkan langsung ke pelanggan di tanah rencong.
Pemadaman listrik juga berdampak pada kemacetan lalu lintas di kawasan Simpang Surabaya dan Jamboe Tape akibat lampu merah ikut mati.
Tampak sejumlah petugas kepolisian tampak berjaga dan mengatur arus lalu lintas.
Sebelumnya, Manajer Komunikasi dan TJSL PLN UID Aceh, Lukman Hakim, mengatakan pemadaman terjadi akibat gangguan sistem.
Namun, ia tidak merinci lebih jauh penyebab gangguan tersebut.
“PLN UID Aceh telah memulihkan lebih dari 60 persen sistem kelistrikan di Aceh dalam waktu kurang dari 24 jam setelah terjadi gangguan sistem yang meluas pada Senin (29/9/2025) pukul 16.40 WIB,” kata Lukman saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (1/10/2025).
Gangguan ini berdampak pada sebagian kabupaten dan kota di Provinsi Aceh, meliputi Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Langsa, Aceh Tamiang, Bireuen, Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Besar, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Jaya, Aceh Barat Daya, dan Aceh Selatan.
 
 
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.