Jakarta, Beritasatu.com – Perempuan sering melewati hari-hari dengan berbagai keluhan fisik dan emosional. Rasa lelah berkepanjangan, nyeri yang tidak biasa, atau perubahan mood sering dianggap sebagai dampak hormon, stres, atau padatnya aktivitas. Padahal, sejumlah gejala tersebut bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan serius yang seharusnya bisa terdeteksi lebih dini.
Studi dari PubMed menunjukkan wanita lebih sering meremehkan gejala dibandingkan pria, sehingga menunda memeriksakan diri ke dokter. Mengutip laporan Times of India, Minggu (14/12/2025) berikut tiga gejala gangguan kesehatan yang kerap diabaikan kaum perempuan.
Gejala Penyakit Jantung
Gejala penyakit jantung pada wanita kerap berbeda dengan gejala umum yang selama ini dikenal. Gejalanya bisa berupa nyeri rahang yang muncul tiba-tiba atau rasa sangat lelah setelah melakukan pekerjaan rumah ringan menjadi tanda umum dialami wanita saat mengalami serangan jantung.
Mual, nyeri punggung, atau sesak napas saat berjalan singkat sering disalahartikan sebagai gejala sakit flu atau gangguan pencernaan. Padahal, kondisi tersebut dapat menandakan pembuluh darah yang tersumbat dan jantung yang bekerja di bawah tekanan berat.
Kram hebat atau nyeri saat berhubungan intim kerap dianggap sebagai bagian wajar dari menstruasi. Padahal, kondisi tersebut bisa menjadi tanda endometriosis. Endometriosis terkenal disebut sebagai penyakit yang terlewatkan karena rata-rata diagnosis baru ditegakkan setelah tujuh hingga sepuluh tahun. Penyakit ini terjadi ketika jaringan mirip lapisan rahim tumbuh di luar rahim dan memicu peradangan, jaringan parut, serta penurunan kesuburan jika tidak ditangani.
Gejala seperti perut kembung dan kelelahan dari endometriosis sering disalahartikan sebaagai tindih dengan sindrom iritasi usus besar, sehingga banyak wanita yang menganggap gejala ini tak serius sehingga tak perlu memeriksakan diri ke dokter.
Sensasi panas mendadak yang mengganggu ketika tidur, kabut otak, hingga penambahan berat badan tanpa perubahan pola makan sering diabaikan sebagai bagian dari penuaan. Survei Mayo Clinic menunjukkan lebih dari 80% wanita usia 40–50 tahun sering mengabaikan gejala menopause, meskipun berdampak pada pekerjaan dan kesehatannya.
Menstruasi yang terlewat atau amenore menandakan adanya insufisiensi ovarium prematur, yang berisiko menyebabkan pengeroposan tulang dan meningkatkan penyakit jantung. Data dari PubMed mengaitkan penurunan hormon yang tidak ditangani dengan meningkatnya risiko osteoporosis dan penyakit kardiovaskular.
