Liputan6.com, Jakarta – Serangan malware pencuri data (infostealer) semakin meresahkan. Menurut laporan Karpersky, dari tahun 2023 sampai 2024, ada 26 juta perangkat yang terinfeksi malware ini.
Infostealer dirancang untuk mencuri informasi penting seperti nomor kartu bank, password, dan data pribadi lainnya.
Mengutip Phone Arena, Sabtu (15/3/2025), Kaspersky mencatat bahwa dalam dua tahun terakhir, sekitar 2,3 juta data kartu bank bocor di dark web. Dari semua infeksi, satu dari 14 kasus berujung pada pencurian data kartu bank.
Bahkan pada tahun 2024 saja, ada 9 juta perangkat yang terkena malware ini. Meski hanya 1% dari total kartu bank di dunia yang bocor, 95% di antaranya masih bisa digunakan oleh pelaku kejahatan.
Malware Ini Tidak Hanya Curi Kartu Bank
Infostealer juga mencuri password dan cookies yang bisa digunakan untuk mengakses akun penting.
Parahnya lagi, banyak korban tidak sadar perangkat mereka terinfeksi karena malware ini sering menyamar sebagai aplikasi atau software biasa, misalnya cheat game.
Malware ini menyebar lewat berbagai cara, seperti tautan phishing, email berisi file berbahaya, atau situs web yang sudah terinfeksi.
Sepanjang 2023, Redline jadi infostealer paling banyak ditemukan dengan 34% dari total infeksi. Sementara itu, Risepro naik dari 14% di 2023 menjadi 23% di 2024. Stealc, yang baru muncul pada 2023, juga tumbuh cepat dari 3% menjadi 13% pada 2024.