2 Menjelajah Wisata Mal Rongsok Depok, Gudangnya Barang Bekas dengan Harga Miring Megapolitan

2
                    
                        Menjelajah Wisata Mal Rongsok Depok, Gudangnya Barang Bekas dengan Harga Miring
                        Megapolitan

Menjelajah Wisata Mal Rongsok Depok, Gudangnya Barang Bekas dengan Harga Miring
Tim Redaksi
DEPOK, KOMPAS.com –

Barang rongsokan
yang mungkin terkesan tidak berguna nyatanya menjadi ladang penghasilan. Hal ini dibuktikan oleh
Wisata Mal Rongsok
di Jalan Kukusan Raya, Beji, Kota Depok.
Di tempat ini, spanduk merah bertuliskan “Wisata Rongsok” yang dipasang di lantai depan pintu masuk menyambut pengunjung yang baru tiba.
Hawa sejuk dari lembapnya ruangan lantai satu membuat atmosfer seketika melembut dari teriknya sinar matahari di luar.
Di salah satu sisi rak, terdapat rak bertuliskan “elektronik” yang dikelilingi berbagai barang elektronik bekas.
Bau khas debu dari
barang rongsokan
lainnya yang diikat di langit-langit bangunan seperti menyerbak ke seluruh penjuru ruangan.
Meskipun seisi ruangan Wisata Mal Rongsok tampak penuh dan barang-barang terlihat berceceran, semuanya ditata dengan rapi, digantung atau diikat sesuai jenisnya masing-masing.
Bangunan yang memiliki luas sekitar 500 meter persegi ini bertingkat hingga tiga lantai. Koleksi barang di sini begitu banyak dan beragam, seolah tak terhitung jumlah ataupun jenisnya.
Di lantai 1, pengunjung bisa menemukan barang-barang berupa penanak nasi, speaker, keyboard, kabel-kabel, ponsel, guci, patung, perabotan rumah tangga, hingga piringan hitam (
vinyl
), dan
 video tape (VHS).
Lantai kedua dikhususkan untuk furnitur. Terdapat meja, kursi, sofa, kusen jendela, pintu, talenan, tumpukan buku bekas, hingga helm proyek di sana.
Sementara itu, di lantai tiga terdapat koleksi yang didominasi oleh kasur, televisi atau monitor, rangka tempat tidur bayi, dan berbagai furnitur besar lainnya yang tak muat untuk diletakkan di lantai dua.
Beberapa barang unik juga tak terduga ikut berada dalam jajaran barang rongsokan, contohnya
standee
Gojek.
Menariknya, bangunan tiga lantai ini juga diketahui menggunakan material barang bekas yang disusun sedemikian rupa agar kokoh.
Besi bekas atau triplek kayu disusun menjadi rangka dan alas pijak kaki. Tak hanya itu, karpet masjid atau karpet merah juga terlihat banyak ditumpuk agar mempertebal lantai.
Pengelola mal rongsok, Nur Holis (58), menjelaskan, usahanya ini sudah dibuka sejak 2010 setelah dirinya mencoba berbagai jenis usaha.
Tanpa memilah terlebih dahulu, ia menerima segala jenis barang bekas dan siap membelinya.
“Ya segala macam, apa pun yang orang tawarkan ke saya, pasti saya beli. Jadi saya tidak pernah memilah barang. Pokoknya orang tawarkan ini, sudah saya beli saja. Mau berupa apa pun saya beli,” kata Nur Holis kepada
Kompas.com
, Sabtu.
Barang yang telah dibeli dengan jumlah banyak itu akan dijual kembali di mal rongsok dengan harga yang lebih tinggi.
Meski terlihat tidak begitu terencana, Nur Holis tahu barang-barang yang dibelinya pasti ada peminatnya tersendiri.
“Kalau nanya siapa yang bakal beli, pasti ada aja yang beli. Makanya, saya juga enggak pernah nolak kalau ada yang nawarin saya barang,” ujar Nur Holis.
“Standee
Gojek itu bisa dibeli orang buat usaha, nanti mereka tinggal cat ulang, yang penting bentuk barangnya dulu,” tambahnya.
Oleh karena itu, Nur Holis menyarankan kepada setiap pengunjung untuk berkeliling sepuasnya di mal rongsok, mencari barang pilihannya.
“Pokoknya lihat-lihat sendiri dulu, kalau sudah mulai bingung, tanya ke karyawan biar bantu
dicariin
barangnya,” jelas Nur Holis.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.