2 Kasus Keracunan MBG di Kabupaten Bogor, Dinkes Temukan Kontaminasi Salmonella dan E Coli Bandung 19 Oktober 2025

2 Kasus Keracunan MBG di Kabupaten Bogor, Dinkes Temukan Kontaminasi Salmonella dan E Coli
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        19 Oktober 2025

2 Kasus Keracunan MBG di Kabupaten Bogor, Dinkes Temukan Kontaminasi Salmonella dan E Coli
Tim Redaksi
BOGOR, KOMPAS.com
– Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor mencatat, 2 kasus keracunan pangan dalam program makan bergizi gratis atau MBG sepanjang September hingga Oktober 2025.
Hasil uji laboratorium mengonfirmasi adanya bakteri berbahaya Salmonella dan E.coli pada sejumlah sampel makanan yang dikonsumsi para siswa.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Fusia Meidiawaty, menjelaskan bahwa kasus pertama terjadi di SMPN 1 Jonggol pada 23 September 2025.
Sebanyak tujuh siswa mengalami gejala mual, muntah, dan diare setelah mengonsumsi makanan MBG di sekolah tersebut.
“Dari hasil pemeriksaan laboratorium yang keluar pada 2 Oktober 2025, ditemukan Salmonella sp pada telur ceplok serta E. coli dan coliform pada makanan lain yang diperiksa,” kata Fusia dalam keterangannya, Sabtu (19/10/2025).
Kasus serupa kembali terjadi pada awal Oktober 2025 di SDN Pasir Angin 2 dan SDN Gadog 1, Kecamatan Megamendung, Puncak Bogor.
Sebanyak lima siswa mengalami mual, muntah, pusing, lemas, dan nyeri ulu hati setelah menyantap makanan MBG.
“4 anak sempat dirujuk dan dirawat di RSUD Ciawi, sedangkan satu anak lainnya diperbolehkan pulang setelah mendapatkan perawatan,” ujar Fusia.
Hasil pemeriksaan UPT Laboratorium Kesehatan Kelas A Kabupaten Bogor yang keluar pada 8 Oktober 2025 juga menunjukkan temuan serupa.
“Ditemukan E. coli dan Salmonella pada tahu teriyaki, mix salad positif Salmonella, dan makaroni positif E. coli serta Salmonella,” tutur Fusia.
Sebagai langkah antisipasi, Pemkab Bogor melalui Dinas Kesehatan telah menginstruksikan seluruh puskesmas di Kabupaten Bogor untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kasus keracunan di sekolah-sekolah penerima program MBG.
Mantan Direktur RSUD Ciawi ini menegaskan agar koordinasi lintas sektor juga diperkuat agar penanganan cepat dilakukan bila gejala muncul pada siswa.
“Kami sudah menginformasikan ke seluruh kepala puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan. Jika ada laporan dari sekolah dengan tanda-tanda keracunan, penanganan bisa segera dilakukan,” kata Fusia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.