TRIBUNNEWS.COM – Pemerintahan baru Suriah mengatakan 14 petugas polisi tewas dalam sebuah penyergapan yang dilakukan oleh pasukan yang setia kepada rezim sebelumnya di pedesaan Kegubernuran Tartous pada Kamis (26/12/2024).
Penyergapan itu terjadi di tengah protes dan pemberlakuan jam malam di daerah lain, mewakili kerusuhan terbesar sejak penggulingan mantan Presiden Bashar al-Assad Lebih pada 8 Desember lalu.
“10 petugas polisi juga terluka di tangan sisa-sisa rezim sebelumnya,” kata Menteri Dalam Negeri Suriah yang baru, Muhammad Abdel Rahman di Telegram, Kamis.
Dia berjanji untuk menyerang dengan tangan besi terhadap siapa pun yang berusaha merusak keamanan Suriah dan kehidupan rakyatnya.
Sebelumnya, media resmi Suriah melaporkan polisi memberlakukan jam malam pada malam hari di Homs setelah kerusuhan di kota tersebut terkait dengan demonstrasi yang menurut penduduk dipimpin oleh anggota sekte Alawi dan sekte Muslim Syiah di negara tersebut.
Beberapa warga mengatakan demonstrasi tersebut terkait dengan tekanan dan kekerasan dalam beberapa hari terakhir terhadap kelompok Alawi, sebuah sekte yang telah lama dianggap setia kepada Bashar al-Assad.
Media resmi menyebutkan jam malam diberlakukan selama satu malam, mulai Rabu (25/12/2024) pukul enam sore hingga pukul delapan pagi pada hari Kamis (26/12/2024).
Pemerintahan baru telah berulang kali berjanji untuk melindungi kelompok agama minoritas, yang khawatir kekuatan oposisi yang berkuasa akan berusaha menerapkan gaya pemerintahan konservatif.
Demonstrasi terbatas juga terjadi di daerah lain di atau dekat pantai Suriah, tempat sebagian besar anggota sekte Alawi tinggal, termasuk kota Tartous, seperti diberitakan Al Araby.
Demonstrasi tersebut terjadi hampir bersamaan dengan tersebarnya sebuah video di media sosial yang menunjukkan kebakaran di dalam kuil bagian atas di kota Aleppo, dengan elemen berjalan di dalamnya.
Setelah Bashar al-Assad dan keluarganya kabur ke Rusia, para pejabat dan pasukan yang menjadi kaki tangannya dulu di Suriah kini masih berada di Suriah dan menjadi incaran pengadilan.
Jatuhnya Rezim Assad di Suriah
Rezim Assad dari Partai Ba’ath runtuh pada 8 Desember 2024, setelah HTS mengumumkan keberhasilannya merebut ibu kota Suriah, Damaskus.
Sebelumnya, HTS memulai serangannya terhadap militer rezim Assad pada 27 November 2024 di Idlib, hingga berhasil merebut kota Aleppo, Hama, Homs, dan Damaskus dalam waktu kurang dari dua minggu.
Setelah digulingkan, Assad dan keluarganya dikabarkan kabur ke Rusia, tempat mereka memperoleh suaka.
Runtuhnya rezim Assad adalah buntut dari perang saudara di Suriah yang berlangsung sejak 2011 ketika rakyat Suriah menuntut turunnya Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Iran mulai membantu rezim Assad pada 2011 dan Rusia mulai terlibat pada 2015.
Pertempuran sempat meredup pada 2020 setelah Rusia dan Turki menengahi perjanjian gencatan senjata antara rezim Assad dan oposisi di Idlib, sebelum meletus lagi pada 27 November lalu.
Bashar al-Assad berkuasa sejak 2000, setelah meneruskan kekuasaan ayahnya, Hafez al-Assad yang berkuasa pada 1971-2000.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)