Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

130 Orang di Gaza Tewas 48 Jam Terakhir, Israel Bentuk Badan Pemerintah Khusus Usir Warga Palestina

130 Orang di Gaza Tewas 48 Jam Terakhir, Israel Bentuk Badan Pemerintah Khusus Usir Warga Palestina

PIKIRAN RAKYAT – Setidaknya 130 warga Palestina tewas dan 263 lainnya terluka akibat serangan Israel Penjajah di Jalur Gaza dalam 48 jam terakhir, demikian laporan otoritas kesehatan Gaza pada Sabtu, 22 Maret 2025.

Serangan ini meningkatkan jumlah korban tewas menjadi 49.747 dan korban luka menjadi 113.213 sejak konflik Palestina-Israel Penjajah dimulai pada awal Oktober 2023.

Laporan itu juga menyebutkan, banyak korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan atau tergeletak begitu saja di jalanan, di mana lokasi-lokasi tersebut sulit dijangkau oleh ambulans dan tim pertahanan sipil.

Dalam pernyataan terpisah, otoritas kesehatan mengimbau warga Gaza untuk mendonorkan darah mereka di beberapa rumah sakit yang masih beroperasi di wilayah itu.

Israel Penjajah melancarkan serangan kembali ke Gaza pada Selasa, 18 Maret 2025, setelah gencatan senjata dengan Hamas yang dimulai pada 19 Januari berakhir. Pasukan Israel Penjajah kemudian melakukan operasi darat di bagian selatan, utara, dan tengah Gaza.

Badan Pemerintahan Khusus Israel untuk ‘Usir’ Rakyat Palestina’

The Times of Israel melaporkan bahwa kabinet keamanan Israel telah menyetujui proposal Menteri Pertahanan Israel Penjajah, Katz, untuk mendirikan sebuah badan pemerintah khusus sebagai mengawasi pemindahan warga Palestina dari Jalur Gaza.

“Badan tersebut akan bertugas mengamankan perpindahan penduduk Gaza untuk keberangkatan sukarela mereka ke negara-negara ketiga, termasuk mengamankan pergerakan mereka, menetapkan rute perjalanan, memeriksa pejalan kaki di pos-pos pemeriksaan yang ditentukan di Jalur Gaza, serta mengoordinasikan penyediaan infrastruktur yang akan memungkinkan perjalanan melalui darat, laut, dan udara ke negara tujuan,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Israel Penjajah.

“Langkah ini sesuai dengan hukum Israel dan hukum internasional, serta sesuai dengan visi Presiden AS Donald Trump,” tambah Kementerian tersebut.

Trump sebelumnya mengusulkan agar Jalur Gaza dikosongkan untuk “mengembangkan” kawasan tersebut di bawah kendali AS.

Warga Palestina di Gaza tegas menolak proposal ini. Pihak Palestina menyebut langkah Trump sebagai pembersihan etnis.

Di sisi lain, negara-negara Arab mendukung rencana rekonstruksi Gaza yang diajukan Mesir sebagai usulan balasan untuk membangun kembali Gaza tanpa memindahkan warganya. ***

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

Merangkum Semua Peristiwa