Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Izi Hartono
TRIBUNJATIM.COM, SITUBONDO – Proses pemadaman toko pusat busana dan swalayan Karunia Dharma Sentosa (KDS) di jalan raya Ahmad Yani, Kelurahan Dawuan, Kecamatan Situbondo, melibatkan 10 unit mobil pemadam kebakaran (Damkar).
“Untuk Damkar yang diterjunkan ke lokasi kebaran seluruhnya sebanyak 10 unit Damkar,” ujar Puriyono, koordinator Pusdalop BPBD Situbondo, Senin (18/11/2024).
Puluhan unit Damkar itu, kata Ipung, diantaranya enam unit Damkar milik Pemkab Situbondo dan dua unit Damkar dari Bondowoso dan dua unit Damkar milik Pemkab Banyuwangi.
Selain itu, sambung petugas BPBD yanhmg sehari hari dipanggil Ipung ini meneranhkan, proses pemadaman juga dibantu empat unit truk tangki yang menyuplai air ke Damkar tersebut.
“Empat truk tangki penyuplai itu, satu truk tangki BPBD, Dua unit milik DLH dan satu unit truk tangki milik PDAM,” jelasnya.
Meski kondisi api telah padam, lanjuntnya, namun proses pembasahan di lokasi kebakaran hingga saat ini masih berlangsung.
“Pembasahan dilakukan guna mengantisipasi munculnya kobaran api lagi,” tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, Sebuah tolo swalayan dan pusat busana Karunia Dharma Sentosa (KDS) di Situbondo, dilalap api, Minggu (18/11/2024).
Kebakaran hebat disiang hari membuat para pengunjung dan karyawan toko berlarian keluar menyelamatkan diri.
Api terus membesar, karena bahan yang terbakar didalam toko kebanyakan mudah terbakar. Sehingga kobaran api memenuhi areal dalam pertokoan.
Sejumlah unit mobil pemadam kebakaran Pemkab Situbondo, turun ke lokasi untuk memadamkan kobaran api tersebut.
Petugas Damkar kesulitan memadamkannya, karena kobaran api terus membesar dipintu masuk terus membakar bangunan toko.
Bahkan, kobaran api terus membesar dan mulai merembet kebagian bagunan toko yang ada sebelahnya.
Kabar terbakarnya toko pusat baju dan swalayan KDS yang terbesar di Kabupaten Situbondo, dengan cepat menyebar dimasyatakat.
Sehingga masyarakat berdatangan ke lokasi untuk melihat langsung terbakarnya pertokoan baju dan swalayan tersebut.
Berdasarkan informasi, beberapa karyawan terpaksa dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis, karena mengalami sesak nafas.