10 Janji Relokasi Kades Kohod Berujung Masalah, Warga Terjebak Banjir di Tanah Bekas Sawah Megapolitan

10
                    
                        Janji Relokasi Kades Kohod Berujung Masalah, Warga Terjebak Banjir di Tanah Bekas Sawah
                        Megapolitan

Janji Relokasi Kades Kohod Berujung Masalah, Warga Terjebak Banjir di Tanah Bekas Sawah
Tim Redaksi
TANGERANG, KOMPAS.com –
Sejumlah warga pesisir utara Tangerang, Desa Tanjung Burung, direlokasi ke Desa Kalibaru, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.
Mereka diminta pindah sejak 2024 oleh Kepala Desa Kohod Arsin bin Sanip karena area pesisir tersebut diduga akan dibangun menjadi kawasan perumahan elit.
Namun kenyataanya, tanah relokasi yang disediakan oleh Arsin kini terendam banjir setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Warga yang sedang membangun rumah di lokasi tersebut mengeluhkan kondisi tanah yang dinilai kurang layak, terutama saat musim hujan.
Mereka menegaskan bahwa lokasi tempat tinggal mereka sebelumnya tidak pernah mengalami banjir.
“Di sana (Tanjung Burung) enggak pernah banjir. Tapi di sini (tanah relokasi) malah tingginya se-paha,” ujar Ilham (35), salah satu warga Tanjung Burung, saat ditemui Kompas.com, Jumat (31/1/2025).
Ilham menjelaskan, tanah relokasi tersebut dulunya adalah sawah yang diuruk dan dijadikan tempat tinggal oleh Arsin.
“Di sini mah tadinya sawah terus dijadikan tempat relokasi buat warga yang di Tanjung Burung. Ini tuh urukan baru,” tambahnya.
Warga tersebut menyayangkan kondisi tanah yang diberikan oleh Kades Arsin. Meskipun rumahnya hampir selesai dibangun, banjir memaksa tukang untuk menghentikan pekerjaan.
“Rencananya sebelum Lebaran itu sudah harus ditempati, tapi karena banjir gini ya jadi bingung. Banyak yang mau pindah juga,” keluhnya.
Saat Kompas.com mengunjungi lokasi, terdapat sekitar 20 rumah yang terendam banjir akibat hujan. Beberapa di antaranya masih dalam tahap pembangunan.
Kondisi lingkungan sekitar juga tampak kumuh, dengan banyak sampah plastik berserakan di lokasi tersebut. Akses menuju tanah relokasi juga sangat sulit.
Hanya ada satu jalan yang bisa dilewati, namun kondisinya becek dan belum dibangun dengan baik.
Kompas.com mencoba mendekati rumah-rumah tersebut dengan menggunakan perahu kayu, namun warga menolak untuk mengantarkan karena khawatir akan intimidasi dari pihak desa.
Meski demikian, Ilham berharap agar Arsin dapat melihat langsung kondisi tanah relokasi yang terendam banjir tersebut.
“Kadesnya enggak pernah datang ke sini. Saya sih ingin Pak Arsin datang ke sini terus lihat langsung kondisinya. Biar ada jalan keluar supaya enggak banjir terus-terusan,” harapnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.