Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

1 Mengapa Purnawirawan TNI Hendrawan Mengendarai Mobil Beroda Tiga Sebelum Tewas di Laut? Megapolitan

1
                    
                        Mengapa Purnawirawan TNI Hendrawan Mengendarai Mobil Beroda Tiga Sebelum Tewas di Laut?
                        Megapolitan

Mengapa Purnawirawan TNI Hendrawan Mengendarai Mobil Beroda Tiga Sebelum Tewas di Laut?
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kasus kematian Brigjen TNI (Purn) Hendrawan Ostevan (75) masih menyisakan misteri yang belum terjawab.
Polisi hingga kini terus menyelidiki penyebab kematian purnawirawan tersebut, termasuk berbagai fakta yang muncul seiring proses penyidikan.
Hendrawan ditemukan tewas mengambang di perairan Dermaga KCN Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, pada Jumat (10/1/2024).
Namun, berbagai pertanyaan masih menyelimuti kasus ini, terutama mengenai bagaimana Hendrawan bisa mengendarai mobil Toyota Vios miliknya dalam kondisi hanya tiga roda.
Berdasarkan rekaman CCTV, mobil yang dikendarai Hendrawan sempat terlihat melintas di Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, sebelum menuju Dermaga KCN Marunda.
Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menjelaskan bahwa mobil tersebut hanya menggunakan tiga ban, sedangkan satu roda lainnya hanya tersisa pelek.
“Jadi, melintas dengan tiga ban. (Itu) kiri depan, belakang lengkap, yang kanan depan tanpa ban tapi masih ada pelek-nya,” ungkap Ade Ary.
Hingga kini, belum diketahui apakah ban itu hilang karena dicuri atau sengaja dibiarkan begitu oleh Hendrawan.
Hendrawan ditemukan tewas di perairan Dermaga KCN Marunda oleh seorang nelayan.
Di tubuhnya disebut tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, sementara dompet berisi kartu tanda anggota TNI dan BIN masih ada pada jasadnya.
Mobil Toyota Vios yang dikemudikan Hendrawan baru ditemukan delapan hari setelah kejadian, yaitu pada Sabtu (18/1/2025), berada sekitar lima meter dari bibir dermaga dengan kedalaman enam meter.
Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Ressa Fiardi Marasabessy, menjelaskan bahwa sebelum menuju Marunda, Hendrawan sempat berkeliling ke beberapa tempat.
“Dari situ, berdasarkan analisa IT, ya korban ini putar-putar sampai ke Bogor, sampai ke Senen, ujungnya ke Cilincing, dan berakhir di Marunda tersebut,” kata Ressa di Polda Metro Jaya, Kamis (16/1/2025).
Menurut keterangan keluarga, Hendrawan awalnya berpamitan untuk pergi ke Tangerang guna mengurus tanah pribadi.
Namun, polisi masih mencari tahu apakah benar korban sempat ke Tangerang atau ada faktor lain yang membawanya ke Dermaga KCN Marunda.
Berdasarkan rekaman CCTV, mobil Hendrawan terlihat memasuki Dermaga KCN Marunda pada Kamis (9/1/2025) pukul 00.35 WIB.
Mobil tersebut melaju diperkirakan dengan kecepatan 35 km/jam sebelum akhirnya terjatuh ke perairan.
Saat olah TKP pada Selasa (21/1/2025), polisi memeriksa kondisi cuaca, kecepatan angin, dan kelembapan udara pada saat kejadian.
“Tidak ditemukan tanda-tanda kecelakaan lalu lintas yang terjadi sebelum mobil jatuh ke laut,” ungkap Ressa.
Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala, menilai Hendrawan kemungkinan besar mengakhiri hidupnya sendiri.
Berdasarkan fakta-fakta yang telah diungkap kepolisian, tidak menemukan indikasi adanya pembunuhan.
“Yang ada adalah korban dengan firm mendekati ujung dermaga dan masuk laut. Perhatikan, tidak semua orang tahu dermaga lho,” ujar Adrianus.
Adrianus juga menyoroti waktu kejadian yang berlangsung pada dini hari, saat hanya sedikit orang yang berani mendatangi Dermaga KCN Marunda.
Dengan begitu, kondisi emosional Hendrawan disebut bisa menjadi pemicu tindakan tersebut.
“Menurut saya itu mencerminkan kondisi galau, bingung, bahkan kalut dari yang bersangkutan. Masa enggak terasa kalau ban bermasalah?” ujar dia.
Dengan banyaknya teka-teki yang belum terjawab, penyelidikan terus berlanjut untuk mengungkap kepastian di balik kematian Hendrawan.
Hasil otopsi juga diharapkan dapat memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai kasus ini.
Meski dugaan bunuh diri semakin menguat, masih ada beberapa kejanggalan yang perlu diklarifikasi, terutama terkait kondisi mobil yang hanya memiliki tiga.
Tanpa jawaban pasti dari penyelidikan, teka-teki kematiannya masih akan menyisakan tanda tanya besar.
(Reporter: Baharudin Al Farisi, Shinta Dwi Ayu | Editor: Abdul Haris Maulana, Fitria Chusna Farisa)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Merangkum Semua Peristiwa