
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan utang luar negeri badan usaha milik negara (BUMN) pada Maret 2022 turun 0,49%.
Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan utang luar negeri (ULN) badan usaha milik negara (BUMN) pada Maret 2022 turun 0,49% month on month (mom) yakni dari Februari 2022 sebesar US$ 58,31 miliar menjadi US$ 58,03 miliar pada Maret 2022. Sementara secara tahunan juga menyusut 2,09% dibandingkan pada periode sama tahun 2021 yang mencapai US$ 59,27 miliar.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet melihat, banyak faktor yang menjadi penyebab ULN BUMN turun di bulan Maret 2022. Salah satunya, kebutuhan pembiayaan BUMN di bulan Maret kemungkinan relatif lebih kecil. Ini karena pembiayaannya atau penarikan utang BUMN sudah lebih besar di bulan sebelumnya.
“Ini sebenarnya mengikuti upaya pemerintah dalam melakukan konsolidasi fiskal. Kalau melihat dari timeline, seharusnya pemulihan ekonomi yang terjadi di tahun ini bisa mendorong penarikan jumlah utang yang relatif lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. Termasuk di dalamnya utang luar negeri yang dilakukan pemerintah dan juga swasta,” ujar Yusuf kepada Kontan.co.id, Senin (30/5).
Baca Juga: Jumlah Utang Pemerintah Capai Rp 7.040 Triliun pada April 2022
Kalaupun terjadi kenaikan jumlah pertumbuhan ULN di tahun ini, menurut Yusuf, salah satu faktor penyebabnya adalah meningkatnya ongkos pembiayaan di dalam negeri. Hal ini bisa terjadi jika Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan relatif tinggi dan sangat cepat di sepanjang tahun ini.
“Namun potensi untuk terjadi relatif lebih kecil karena BI pasti akan mempertimbangkan proses pemulihan ekonomi yang tengah terjadi,” imbuhnya.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai penurunan ULN BUMN yang sebesar 0,49% mom diperkirakan karena didorong penurunan utang BUMN berupa obligasi yang jatuh tempo.
Misal, pada bulan Maret 2022 tercatat obligasi korporasi PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) berupa Sukuk senilai Rp 760 miliar telah jatuh tempo.
“Diperkirakan jatuh temponya obligasi korporat tersebut berkonstribusi pada menurunnya ULN BUMN di bulan Maret,” tutur Josua.
Selain dari obligasi yang jatuh tempo, Josua memperkirakan, belum adanya penarikan ULN baru juga menjadi faktor terjadinya penurunan pada ULN BUMN.
Baca Juga: Utang Luar Negeri BUMN Kembali Turun Pada Maret 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
DONASI, Dapat Voucer Gratis!
Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.
Reporter: Dendi Siswanto
Editor: Khomarul Hidayat