Kondisi kawah utama yang berpindah-pindah akhirnya membuat kawasan ini diberi nama sikidang. Nama tersebut berasal dari nama hewan kidang (kijang) yang memiliki sifat senang melompat ke sana-ke mari.
Versi lain mengatakan, asal-usul nama sikidang tertulis dalam cerita rakyat. Konon, legenda masa lalu mengatakan bahwa di sekitar kawasan ini hidup seorang gadis bernama Shinta Dewi.
Kecantikan Shinta Dewi tersebar ke penjuru daerah. Banyak pemuda yang berniat menikahinya.
Sayangnya, tidak ada yang berhasil meminang Shinta Dewi karena ia meminta mas kawin dalam jumlah besar. Hingga akhirnya, desas-desus kecantikan Shinta Dewi pun terdengar oleh seorang pangeran kaya raya bernama Kidang Garungan.
Kidang Garungan memiliki tubuh manusia dengan kepala kijang. Pangeran Kidang kemudian mengutus pengawal untuk menyampaikan lamarannya kepada Shinta Dewi dengan iming-iming mas kawin yang sangat banyak.
Penawaran itu pun diterima oleh Shinta Dewi. Ia berpikir bahwa seorang pangeran yang kaya pasti juga berwajah tampan.
Namun, Shinta Dewi terkejut ketika melihat wujud Pangeran Kidang. Ia bingung karena telah mengiyakan lamaran sang pangeran.
Shinta Dewi kemudian mencari akal untuk membatalkan lamaran. Ia meminta Pangeran Kidang agar dibuatkan sebuah sumur yang besar karena masyarakat sekitar kesulitan mendapatkan air.
Sumur tersebut harus dibuat sendiri oleh sang pangeran hanya dalam waktu satu hari. Tak disangka, pangeran pun menyanggupi permintaan tersebut.