Tag: Sudibyo

  • 20 Tahun Resep Selalu Sama, Owner Katering di Ponorogo Heran Warga Keracunan Sate Gulainya, 1 Tewas

    20 Tahun Resep Selalu Sama, Owner Katering di Ponorogo Heran Warga Keracunan Sate Gulainya, 1 Tewas

    TRIBUNJATIM.COM – Pemilik katering di Ponorogo merasa sangat heran karena kejadian puluhan warga mengalami keracunan.

    Puluhan warga mengalami keracunan bahkan ada yang meninggal dunia karena makanan di dalam dua acara yang berbeda.

    Keracunan massal tersebut diawali dari  santapan sate gulai yang dibuat oleh sebuah katering di Ponorogo.

    Kepolisian Resor Ponorogo, Jawa Timur, melakukan penyelidikan terhadap kasus keracunan massal yang menimpa 68 warga setelah menyantap sate gulai dalam dua acara berbeda.

    Kejadian ini berlangsung pada Kamis (30/1/2025), saat acara selamatan zikir fida’ di rumah seorang warga di Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, dan saat berbuka puasa di Pondok Pesantren Desa Belang, Kecamatan Bungkal.

    Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, mengungkapkan bahwa pemilik katering yang menyajikan sate gulai tersebut mengaku tidak percaya jika hidangan yang disajikan menjadi penyebab keracunan.

    “Pemilik katering sudah kami mintai keterangan. Pemilik kateringnya sama, hanya acaranya beda, satu hidangan untuk acara berbuka puasa dan satunya selamatan.” 

    “Pemilik katering kaget, tidak menyangka,” ujarnya saat ditemui di Polres Ponorogo pada Selasa, 4 Februari 2025, seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Rabu (5/2/2025).

    Andin menambahkan bahwa pemilik katering telah berjualan sate gulai selama 20 tahun dengan resep yang sama.

    “Selama kurang lebih 20 tahun, pemilik katering mengaku bumbu serta cara masaknya sama, tidak diubah. Tiba-tiba ada yang keracunan, itu membuat pemilik katering terkejut tersendiri,” imbuhnya.

    Saat ini, Polres Ponorogo masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari sampel makanan sate gulai yang diambil di dua lokasi tersebut.

    Selain itu, pihak kepolisian telah meminta keterangan dari 40 orang saksi lainnya.

    KORBAN KERACUNAN – Petugas RSUA Ponorogo saat mengecek infus korban keracunan sate gulai kambing, Elsa Fitria dirawat di ruang Multazam, RSUA Ponorogo Jatim, Senin (3/2/2025). Elsa menjadi salah satu dari puluhan korban keracunan makanan sate gulai  dari salah satu wali santri Ponpes di Desa Belang, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo Jatim.  (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)

    “Sampel makanan sudah diambil untuk dites di laboratorium kesehatan. Tinggal menunggu hasilnya kira-kira apa yang menjadi penyebab warga keracunan,” ucap Andin Wisnu.

    Sebelumnya, keracunan massal ini dialami oleh 46 warga Desa Bondrang saat menghadiri acara selamatan zikir fida di rumah Miswaji.

    Di Pondok Pesantren Desa Belang, 22 santri juga mengalami gejala serupa setelah menyantap sate gulai yang disajikan oleh pemilik katering yang sama.

    Tragisnya, satu warga dilaporkan meninggal dunia akibat kejadian tersebut.

    41 orang telah diperiksa sebagai saksi oleh Satreskrim Polres Ponorogo dalam kasus keracunan massal yang dialami oleh 46 warga Desa Bondrang Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo Jatim dan 22 santri serta pengasuh salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Desa Belang Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo Jatim.

    Dari 41 saksi itu, 1 diantaranya adalah pemilik katering yang menyediakan sate gulai.

    Dimana hidangan yang menyebabkan puluhan warga Bumi Reog itu keracunan hidangan sate gulai dengan katering yang sama.

    “Pemilik kateringnya sama. Hanya saja obyeknya berbeda. Satu hidangan berbuka puasa, satunya selamatan. Pemilik katering sudah kita mintai keterangan,” ungkap Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, Selasa (4/2/2025).

    KERACUNAN MASSAL – Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo bersama Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudy Hidajanto di Mapolres Ponorogo, Jalan Bhayangkara, Ponorogo Jatim, Selasa (4/2/2025) saat memberikan keterangan tentang update kasus puluhan warga Ponorogo keracunan massal. Pemilik katering telah diperiksa sebagai saksi dan mengaku kaget.  (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)

    AKBP Andin menyebutkan bahwa pemilik katering saat dihadapan petugas mengaku tidak menyangka bahwa puluhan warga keracunan karena makan sate gulai buatannya.

    “Intinya pemilik katering kaget atau tidak menyangka,” kata mantan Waka Polres Berau Polda Kalimantan Timur ini ketika dikonfirmasi Tribunjatim.com.

    Keterkejutan pemilik katering berdasar.

    Lantaran, menurut pemilik katering mereka telah berjualan puluhan tahun.

    “Selama kurang lebih 20 tahun, bumbu serta cara masaknya tidak diubah. Tetiba ada yang keracunan itu juga membuat keterkejutan tersendiri,” tambah AKBP Andin.

    Keracunan massal  dialami oleh 46 warga Desa Bondrang Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo, Jatim.

    Juga puluhan santri dan pengasuh pondok pesantren (Ponpes) di Desa Belang, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo Jatim juga mengalami keracunan.

    Baik mereka yang keracunan dari Desa Bondrang dan Belang mengalami keluhan mual, muntah, pusing dan diare setelah menyantap sate gulai Kamis (30/1/2025) malam.

    Untuk Desa Bondrang Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo Jatim menyantap sate gulai kambing acara acara dzikir fida’ di rumah Miswaji warga RT 01 RW 01 Dukuh Tengah, Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo Jatim pada Kamis (30/1/2025) malam.

    Sedangkan santri dan pengasuh makan berbuka puasa dengan menu yang sama dengan, sate dan gulai kambing.

    Puluhan orang mengeluh mual, muntah, pusing dan diare pada Jumat (31/1/2025) pagi. 

    Berita viral lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • 5 Fakta Keracunan Massal di Ponorogo: Terjadi saat Buka Bersama dan Selamatan, 1 Warga Meninggal – Halaman all

    5 Fakta Keracunan Massal di Ponorogo: Terjadi saat Buka Bersama dan Selamatan, 1 Warga Meninggal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus keracunan massal di Ponorogo, Jawa Timur, terjadi di dua tempat berbeda yakni di Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo dan di Pondok Pesantren di Desa Belang, Kecamatan Bungkal, Kamis (30/1/2025).

    Sebanyak 68 warga mengalami keracunan massal yang terdiri dari 46 warga Desa Bondrang serta 22 santri dan pengurus Ponpes di Desa Belang.

    Satu warga Desa Bondrang bernama Misnan meninggal akibat keracunan makanan.

    Korban sempat dirawat di rumah sakit Yasyfin Gontor, Ponorogo, Jumat (31/1/2025).

    Polisi masih mendalami penyebab keracunan massal yang terjadi di acara selamatan serta buka puasa di Ponpes.

    Diduga sate gulai kambing yang dihidangkan menjadi penyebab keracunan massal.

    1. Menu Buka Bersama Sumbangan Donatur

    Gejala keracunan dialami 22 santri serta pengurus ponpes di Desa Belang usai buka bersama.

    Mereka dilarikan sejumlah fasilitas kesehatan dengan rincian lima rawat jalan, empat di Rumah Sakit Aisyiyah Ponorogo, dan tiga di Puskesmas Bungkal.

    Kapolsek Bungkal, AKP HM Anwar Fatoni, menjelaskan makanan yang disantap para korban berasal dari donatur.

    “Kami (Polsek Bungkal) sudah ke lokasi bersama Satreskrim Polres Ponorogo. Sudah mengambil langkah-langkah penyelidikan,” ungkapnya.

    2. Kesaksian Tuan Rumah

    Misnan, seorang warga Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, Jawa Timur, meninggal akibat keracunan makanan, Jumat (31/1/2025).

    Korban sempat dirawat di rumah sakit Yasyfin Gontor, Ponorogo, setelah mengikuti acara selamatan di rumah Miswaji.

    Miswaji mengaku tak menyangka acara selamatan di rumahnya berujung duka untuk keluarga Misnan.

    Sebanyak 90 orang mengikuti acara selamatan dan 46 di antaranya mengalami keracunan massal.

    Diduga, sate gulai kambing yang dihidangkan tuan rumah menjadi penyebab keracunan.

    Makanan tersebut dipesan di sebuah katering lantaran Miswaji tak ada waktu untuk memasak.

    “Ada acara zikir fida’ di tempat saya. Saya tidak memasak, semua pesan,” bebernya, Sabtu (1/2/2025), dikutip dari TribunJatim.com.

    Ia mengetahui adanya keracunan massal sehari setelah acara berlangsung.

    “Saya sediakan kambingnya. Baru saya antar ke katering kemudian diolah oleh pihak katering baru diantar ke rumah,” lanjutnya.

    3. Kata Korban Selamat

    Seorang warga yang ikut selamatan, Azis Nuryono, merasa tak ada yang aneh dari sate gulai yang dihidangkan tuan rumah.

    “Saya sempat makan satu piring. Rasanya enak. Alhamdulillah saya tidak apa-apa. Tetapi warga lain banyak yang kena,” tandasnya.

    Ia menambahkan acara digelar di rumah Miswaji pada Kamis (30/1/2025) malam dan para korban mengalami mual pada Jumat (31/1/2025).

    “Keluhan pusing panas muntah mual sering ke toilet. Yang ikut acara dzikir fida ada 90 orang. Separuh berarti yang kena. Anak muda banyak yang kena,” imbuhnya.

    4. Pemilik Katering Diperiksa

    Setelah ditelusuri sate gulai yang disajikan berasal dari katering yang sama.

    Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, mengatakan pemilik katering telah diperiksa untuk mengungkap dugaan penyebab keracunan massal yang menewaskan satu warga.

    “Pemilik katering sudah kami mintai keterangan. Pemilik kateringnya sama, hanya acaranya berbeda, satu hidangan untuk berbuka puasa dan satunya untuk selamatan,” ungkapnya, Selasa (4/2/2025).

    Pemilik katering berstatus saksi dan telah menjalani pemeriksaan bersama 40 saksi lain.

    “Karena penyedia katering sate gulai di dua tempat yang mengalami keracunan, sama,” terangnya.

    5. Kesaksian Pemilik Katering

    Saat diperiksa, pemilik katering mengaku telah berjualan sate gulai selama 20 tahun.

    Resep dan cara masak yang digunakan tak pernah berubah sehingga pemilik katering tak menyangka hidangannya mengakibatkan keracunan.

    “Selama kurang lebih 20 tahun, pemilik katering mengaku bumbu serta cara masaknya sama, tidak diubah. Tiba-tiba ada yang keracunan, itu membuat pemilik katering terkejut,” kata AKBP Andin.

    Sampel makanan sate gulai telah dibawa ke laboratorium kesehatan untuk proses penyelidikan.

    “Tinggal menunggu hasilnya kira-kira apa yang menjadi penyebab warga keracunan,” tukasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Terkuak Asal Hidangan Bikin Warga di Ponorogo Keracunan Menu Selamatan, Pemilik Hajatan: Tak Sangka

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum) (Kompas.com/Sukoco)

  • 5 Fakta Keracunan Massal di Ponorogo: Terjadi saat Buka Bersama dan Selamatan, 1 Warga Meninggal – Halaman all

    Cerita Pemilik Acara Selamatan di Ponorogo: Sate Gulai Pesan dari Katering, 1 Warga Tewas Keracunan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Misnan, seorang warga Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, Jawa Timur, meninggal akibat keracunan makanan, Jumat (31/1/2025).

    Korban sempat dirawat di rumah sakit Yasyfin Gontor, Ponorogo, usai mengikuti acara selamatan di rumah Miswaji.

    Miswaji mengaku tak menyangka acara selamatan di rumahnya berujung duka untuk keluarga Misnan.

    Sebanyak 90 orang mengikuti acara selamatan dan 46 di antaranya mengalami keracunan massal.

    Diduga sate gulai kambing yang dihidangkan tuan rumah menjadi penyebab keracunan.

    Makanan tersebut dipesan di sebuah katering lantaran Miswaji tak ada waktu untuk memasak.

    “Ada acara dzikir fida’ di tempat saya. Saya tidak memasak, semua pesan,” bebernya, Sabtu (1/2/2025), dikutip dari TribunJatim.com.

    Ia mengetahui adanya keracunan massal sehari setelah acara berlangsung.

    “Saya sediakan kambingnya. Baru saya antar ke katering kemudian diolah oleh pihak katering baru diantar ke rumah,” lanjutnya.

    Salah satu warga yang ikut selamatan, Azis Nuryono, merasa tak ada yang aneh dari sate gulai yang dihidangkan tuan rumah.

    “Saya sempat makan satu piring. Rasanya enak. Alhamdulillah saya tidak apa-apa. Tetapi warga lain banyak yang kena,” tandasnya.

    Ia menambahkan acara digelar di rumah Miswaji pada Kamis (30/1/2025) malam dan para korban mengalami mual pada Jumat (31/1/2025).

    “Keluhan pusing panas muntah mual sering ke toilet. Yang ikut acara dzikir fida ada 90 orang. Separuh berarti yang kena. Anak muda banyak yang kena,”imbuhnya.

    Pemilik Katering Diperiksa

    Sebanyak 68 warga Ponorogo, Jawa Timur mengalami keracunan massal setelah menyantap sate gulai pada Kamis (30/1/2025) lalu.

    Insiden keracunan massal terjadi di dua wilayah berbeda yakni di Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo serta di Pondok Pesantren di Desa Belang, Kecamatan Bungkal. 

    Setelah ditelusuri sate gulai yang disajikan berasal dari katering yang sama.

    Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, mengatakan pemilik katering telah diperiksa untuk mengungkap dugaan penyebab keracunan massal yang menewaskan satu warga.

    “Pemilik katering sudah kami mintai keterangan. Pemilik kateringnya sama, hanya acaranya berbeda, satu hidangan untuk berbuka puasa dan satunya untuk selamatan,” ungkapnya, Selasa (4/2/2025).

    Saat diperiksa, pemilik katering mengaku telah berjualan sate gulai selama 20 tahun.

    Resep dan cara masak yang digunakan tak pernah berubah sehingga pemilik katering tak menyangka hidangannya mengakibatkan keracunan.

    “Selama kurang lebih 20 tahun, pemilik katering mengaku bumbu serta cara masaknya sama, tidak diubah. Tiba-tiba ada yang keracunan, itu membuat pemilik katering terkejut,” tandasnya.

    Sampel makanan sate gulai telah dibawa ke laboratorium kesehatan untuk proses penyelidikan.

    “Tinggal menunggu hasilnya kira-kira apa yang menjadi penyebab warga keracunan,” tukasnya.

    Pemilik katering berstatus saksi dan telah menjalani pemeriksaan bersama 40 saksi lain.

    “Karena penyedia katering sate gulai di dua tempat yang mengalami keracunan, sama,” terangnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Terkuak Asal Hidangan Bikin Warga di Ponorogo Keracunan Menu Selamatan, Pemilik Hajatan: Tak Sangka

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum) (Kompas.com/Sukoco)

  • 5 Fakta Keracunan Massal di Ponorogo: Terjadi saat Buka Bersama dan Selamatan, 1 Warga Meninggal – Halaman all

    Kateringnya Diduga Picu Keracunan Massal di Ponorogo, Pemilik Diperiksa Polisi, Ini Pengakuannya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemilik katering makanan sate gulai yang diduga menyebabkan keracunan massal di dua desa di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, telah diperiksa polisi.

    Hasilnya, pemilik katering mengaku tidak menyangka bahwa puluhan warga keracunan karena makan sate gulai buatannya.

    “Pemilik katering sudah kita mintai keterangan,” kata Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, Selasa (4/2/2025) dilansir dari TribunJatim.com.

    “Intinya pemilik katering kaget atau tidak menyangka,” imbuhnya.

    Pemilik katering terkejut sebab mereka telah menjalankan bisnis makanan selama puluhan tahun.

    “Selama kurang lebih 20 tahun, bumbu serta cara masaknya tidak diubah. Tetiba ada yang keracunan itu juga membuat keterkejutan tersendiri,” ungkap Andin.

    Selain memeriksa pemilik katering, Satreskrim Polres Ponorogo juga telah memeriksa 40 orang lainnya sebagai saksi dalam kasus keracunan massal ini.

    Puluhan orang keracunan

    Sebanyak 46 warga Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, serta 22 santri dan pengasuh salah satu pondok pesantren (ponpes) di Desa Belang, Kecamatan Bungkal, Ponorogo, mengalami keracunan massal.

    Warga Desa Bondrang dan Belang mengalami keluhan mual, muntah, pusing, dan diare setelah menyantap sate gulai kambing pada Jumat (31/1/2025) pagi.

    Di Desa Bondrang, warga menyantap sate gulai kambing dalam acara selamatan di rumah Miswaji, warga Dukuh Tengah, Desa Bondrang, pada Kamis (30/1/2025) malam. Saat itu, Miswaji mengundang 90 orang untuk acara dzikir fida’ tersebut.

    Dari 46 warga Desa Bondrang yang mengalami gejala keracunan makanan itu, seorang korban bernama Misnan meninggal dunia, Sabtu (1/2/2025).

    Dari puluhan orang yang keracunan itu, ada yang rawat jalan maupun rawat inap di sejumlah fasilitas kesehatan.

    Terdapat dua orang harus dirujuk. Satu orang dilarikan ke Rumah Sakit Yasyfin Gontor dan meninggal dunia. Satu di klinik yang berlokasi Kecamatan Jetis Ponorogo.

    Sementara itu, masih pada hari yang sama, yakni Kamis malam, santri serta pengasuh ponpes di Desa Belang berbuka puasa dengan menu yang sama, yakni sate dan gulai kambing. 

    Puluhan santri dan pengasuh ponpes tersebut ada yang menjalani rawat jalan maupun rawat inap di sejumlah fasilitas kesehatan. 

    Rinciannya, sebanyak 15 orang rawat jalan, 4 orang di Rumah Sakit Aisyiyah Ponorogo, dan 3 orang lainnya di Puskesmas Bungkal.

    Dua kasus keracunan massal di Ponorogo tersebut rupanya diduga disebabkan oleh makanan yang berasal dari katering yang sama.

    “Pemilik kateringnya sama. Hanya saja objeknya berbeda. Satu hidangan berbuka puasa, satunya selamatan,” kata Andin.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Pengakuan Pemilik Katering pada Polisi dalam Kasus Keracunan Massal di Ponorogo, Tak Merubah Apapun

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)

  • Pemilik Katering dan Puluhan Saksi Diperiksa terkait Keracunan Massal di Ponorogo – Halaman all

    Pemilik Katering dan Puluhan Saksi Diperiksa terkait Keracunan Massal di Ponorogo – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi periksa puluhan saksi terkait kasus keracunan massal yang dialami lebih dari 60 warga di dua desa di Ponorogo, Jawa Timur.

    Diketahui, keracunan terjadi di dua desa, yakni Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, dengan korban 46 orang yang satu di antaranya meninggal dunia.

    Lalu, 22 santri dan pengasuh pondok pesantren di Desa Belang, Kecamatan Bungkal.

    Kini, pihak kepolisian melakukan pemeriksaan terhadap 41 saksi, termasuk pemilik katering.

    “41 saksi kami periksa termasuk pemilik katering,”

    “Karena penyedia katering sate gulai di dua tempat yang mengalami keracunan, sama,” ungkap Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, Senin (3/2/2025).

    Mengutip TribunJatim.com, Andin menuturkan, pihaknya masih mendalami kasus ini.

    “Mulai dari korban yang keracunan, hingga pihak katering, semua diminta keterangan,” kata AKBP Andin.

    Sampel makanan juga telah diambil dan diperiksa di laboratorium.

    “Sampel makanan, sudah ambil, dites kan di laboratorium kesehatan, tinggal menunggu hasil. Kira-kira apa yang menjadi penyebab keracunan tersebut,” katanya.

    Dari Katering yang Sama

    Diwartakan sebelumnya, puluhan warga Ponorogo tersebut keracunan usai menyantap makanan dari katering yang sama.

    Dua tempat tersebut menyantap makanan yang sama, yakni sate dan gulai kambing.

    Demikian yang disampaikan Kasat Reskrim Polres Ponorogo, AKP Rudy Hidajanto.

    “Sama-sama sate gulai kambing. Berasal dari katering yang sama,” ujarnya, dikutip dari TribunJatim.com.

    Ia menuturkan, pihak kepolisian tengah melakukan pemeriksaan di dua tempat yang alami keracunan tersebut.

    “Kami lakukan pengecekan juga yang di Desa Belang. Mereka menyantap makanan dari katering yang sama,” terang mantan Kasatreskrim Polres Magetan ini.

    Sampel makanan juga sudah diambil untuk diperiksa di laboratorium.

    “Sudah, langsung kita ambil sampel makanannya, jadi ada dua sampel, satu di Bondrang, satu di Belang,” lanjut AKP Rudy.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Usut Keracunan Massal di Ponorogo, Polisi Periksa Pemilik Katering dan Puluhan Saksi

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJatim.com, Pramita Kusumaningrum)

  • PWI: Tokoh pers nasional hadiri perayaan HPN 2025 di Riau 

    PWI: Tokoh pers nasional hadiri perayaan HPN 2025 di Riau 

    “HPN Riau 2025 menjadi bukti bahwa dunia pers Indonesia terus berkembang dan semakin berintegritas, terbukti dengan semakin banyak tokoh pers nasional yang menyatakan diri untuk hadir di HPN Riau,”

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Zulmansyah Sekedang memastikan puluhan tokoh pers nasional akan hadir dalam kegiatan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 yang akan diselenggarakan di Riau.

    “HPN Riau 2025 menjadi bukti bahwa dunia pers Indonesia terus berkembang dan semakin berintegritas, terbukti dengan semakin banyak tokoh pers nasional yang menyatakan diri untuk hadir di HPN Riau,” ujar Zulmansyah dalam siaran pers resmi yang diterima ANTARA, Senin.

    Menurut Zulmansyah kehadiran para tokoh pers dalam kegiatan HPN nanti menandakan tingginya semangat insan pers dalam meningkatkan eksistensinya di tengah perkembangan zaman.

    Adapun tokoh-tokoh pers yang sudah menyatakan diri untuk hadir, seperti Tribuana Said, Timbo Siahaan, Ilham Bintang, Banjar Chearudin, Marah Sakti Siregar, Sasongko Tedjo, Uni Lubis, Atal S. Depari, Nurjaman Mochtar, Mirza Zulhadi, Wina Armada Sukardi, Mahfudin Nigara, Asro Kamal Rokan, Rajab Ritonga, Nurcholis Basyari, Theodorus Dar Edi Yoga, Firdaus Answeto, Dhimam Abror, Agus Sudibyo serta tokoh pers dari berbagai provinsi/daerah.

    Dalam kegiatan bertajuk “Pers Berintegritas Menuju Indonesia Emas” yang akan berlangsung dari 6 Februari – 10 Februari 2025 ini, para tokoh pers tersebut akan hadir dan memberikan beragam pandangannya tentang perkembangan pers saat ini.

    Mereka, lanjut Zulmansyah, juga akan membahas peran pers dalam mendukung kemajuan daerah, serta bagaimana media berkontribusi dalam membangun kesadaran publik dan mendukung transparansi pemerintah.

    “Tema ‘Pers Berintegritas Menuju Indonesia Emas’ ini sangat relevan dengan upaya kita semua untuk menciptakan media yang tidak hanya bebas, tetapi juga bertanggung jawab,” kata Zulmansyah.

    Di saat yang sama, Ketua Panitia HPN 2025 Riau, M Selamet Susanto mengatakan, saat ini pihaknya terus mematangkan koordinasi antar pihak guna memastikan acara berjalan sukses.

    Dia menjelaskan persiapan melibatkan panitia lokal dan pusat telah mencapai 100 persen, termasuk pengaturan logistik, akomodasi, transportasi, serta penyambutan tamu undangan dari berbagai daerah di Indonesia.

    Panitia juga telah menyiapkan sistem penyambutan yang profesional, mulai dari kedatangan di bandara, transportasi menuju lokasi acara, hingga fasilitas akomodasi bagi para tamu penting.

    Susanto melanjutkan, sejumlah hotel berbintang di Pekanbaru telah dikonfirmasi untuk menampung para peserta dan delegasi, sementara layanan transportasi khusus telah disiapkan untuk memastikan akses yang nyaman dan efisien bagi semua pihak yang terlibat.

    Dengan seluruh persiapan tersebut, Susanto berharap kegiatan HPN yang akan digelar nanti dapat berjalan dengan lancar.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

  • Publikom Gama Serukan Kedaulatan Komunikasi di Era Prabowo-Gibran

    Publikom Gama Serukan Kedaulatan Komunikasi di Era Prabowo-Gibran

    Jakarta (beritajatim.com) – Di tengah derasnya arus digitalisasi, Indonesia menghadapi paradoks besar: menjadi bangsa yang terkoneksi, tetapi kehilangan kendali atas ruang komunikasinya sendiri. Seperti kapal besar yang mesinnya dikendalikan pihak asing, mayoritas interaksi digital masyarakat kini bergantung pada platform global – dari media sosial hingga kecerdasan buatan.

    Dalam menghadapi tantangan ini, Paguyuban Alumni Ilmu Komunikasi UGM (Publikom Gama) menyerukan perlunya “kedaulatan komunikasi” sebagai tameng utama Indonesia di era Prabowo-Gibran. Rekomendasi strategis ini disampaikan langsung ke Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dan diterima oleh Wakil Menteri Komdigi Nezar Patria di kantornya di Jakarta Pusat, Senin (3/2/2025).

    Ketua Umum Publikom Gama, Agus Sudibyo, menegaskan bahwa tanpa kedaulatan komunikasi, demokrasi Indonesia ibarat rumah tanpa pagar – rentan disusupi kepentingan asing.

    “Jagat komunikasi yang bermartabat dan beretika harus menjadi prioritas utama. Kita tidak boleh hanya menjadi penonton di tanah sendiri,” kata Agus.

    Menurutnya, arus informasi dan komunikasi harus berpijak pada nilai-nilai demokrasi, good governance, serta etika publik. Oleh karena itu, Publikom Gama menekankan pentingnya penerapan hukum positif Indonesia seperti UU Pers, UU Penyiaran, UU Perlindungan Data Pribadi, serta Perpres Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas (Publisher Right) guna melindungi ekosistem media dan informasi nasional.

    Publikom Gama juga menyoroti kedaulatan digital sebagai elemen krusial bagi masa depan ekonomi Indonesia. Jika tidak dikelola dengan baik, Indonesia hanya akan menjadi ladang eksploitasi digital bagi raksasa teknologi global.

    “Kita harus memastikan arus data nasional tetap berada dalam kendali kita. Infrastruktur digital seperti pusat data, jaringan internet, dan teknologi komunikasi harus dikuasai secara mandiri,” jelas Agus Sudibyo, yang juga Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI.

    Regulasi yang mengatasi monopoli dalam industri media, informasi, dan teknologi juga dinilai penting agar ekonomi digital Indonesia dapat berkembang tanpa ketergantungan berlebihan pada korporasi asing. Langkah ini sejalan dengan visi Indonesia Maju 2045 yang menargetkan Indonesia menjadi pemain utama di sektor teknologi global.

    Sementara itu, dalam menghadapi revolusi kecerdasan buatan (AI), Publikom Gama mengingatkan bahwa teknologi ini bisa menjadi alat pembebasan atau justru menjadi belenggu baru.

    “AI adalah pedang bermata dua. Tanpa literasi yang memadai, kita bisa terjebak dalam jerat algoritma yang mengancam privasi, menyebarkan hoaks, hingga melumpuhkan industri kreatif lokal,” kata Ketua Dewan Pertimbangan Organisasi Publikom Gama, Imam Wahyudi, yang – bersama lima kolega lainnya – ikut hadir dalam pertemuan dengan Wamen Nezar Patria.

    Publikom Gama b

    Sebagai solusinya, lanjut Imam Wahyudi, Publikom Gama mendorong pemerintah untuk segera menerbitkan panduan AI yang praktis dan aplikatif bagi mahasiswa, wartawan, peneliti, dan kreator konten. Dengan begitu, Indonesia tidak hanya menjadi konsumen pasif teknologi global, tetapi juga pencipta inovasi digital yang mandiri.

    Era digital adalah medan perang baru, dan Indonesia tidak boleh hanya menjadi pion dalam permainan teknologi global. Terkait itu, Publikom Gama menyerukan langkah konkret untuk memastikan kedaulatan komunikasi dan digital benar-benar menjadi pilar utama pemerintahan Prabowo-Gibran.

    “Jika data adalah minyak baru, maka kedaulatan komunikasi adalah kunci untuk menjaga energi bangsa tetap menyala. Kita tidak boleh menyerahkan kendali masa depan kita kepada pihak luar,” ujar Imam Wahyudi, jurnalis senior yang mantan anggota Dewan Pers ini.

    Agus Sudibyo menambahkan, rekomendasi strategis yang diserahkan Publikom Gama merupakan hasil serial workshop yang diselenggarakan pada November-Desember 2024. Dalam workshop – daring maupun luring – tersebut, para anggota Publikom Gama yang memiliki latar belakang berbeda menyampaikan pemikiran dan usulannya masing-masing.

    Pemikiran dan usulan berdasarkan kompetensi dan pengalaman para alumni itu kemudian didiskusikan bersama, lalu dirangkum dalam tujuh poin rekomendasi untuk disampaikan ke Pemerintah c.q. Kabinet Merah Putih dan DPR RI periode 2024-2029.

    “Kami ingin memastikan Indonesia memiliki regulasi dan kebijakan yang mampu mengantisipasi tantangan di era digital, melindungi kepentingan nasional, serta menjaga ekosistem komunikasi yang sehat dan demokratis,” kata Agus Sudibyo.

    Nezar Patria menyambut baik rekomendasi ini. Ia menyatakan, Kementerian Komdigi akan menelaahnya lebih lanjut untuk diintegrasikan ke dalam kebijakan nasional.

    “Masukan dari akademisi dan praktisi seperti Publikom Gama sangat berharga dalam membangun regulasi yang adaptif dan berorientasi pada kepentingan publik,” ujar Nezar.

    Menurut Wamen Komdigi, masukan Publikom Gama datang di saat yang tepat, di kala Pemerintah memang sedang konsen dengan isu kedaulatan digital.

    “Komdigi akan memperhatikan benar masukan Publikom, dan meminta Publikom untuk selalu siap bekerja sama dengan Pemerintah terkait isu kedaulatan komunikasi,” pungkas Nezar Patria. [beq]

  • Dugaan Keracunan Massal di Ponorogo, Polisi Periksa 41 Saksi

    Dugaan Keracunan Massal di Ponorogo, Polisi Periksa 41 Saksi

    Ponorogo (beritajatim.com) – Kepolisian telah memeriksa sebanyak 41 saksi terkait dugaan keracunan massal di Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo dan di sebuah pondok pesantren di Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo.

    “Sebanyak 41 saksi telah kami periksa,” ujar Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, Senin (3/2/2025).

    Menurut Andin, para saksi berasal dari berbagai pihak terkait, mulai dari korban yang telah pulih hingga pemilik katering yang menyediakan sate dan gulai kambing untuk acara kenduri dzikir fida di Desa Bondrang dan acara buka puasa di pondok pesantren di Desa Belang, Kecamatan Bungkal.

    “Penyelidikan masih berlangsung. Kami telah meminta keterangan dari korban hingga pihak katering,” tambahnya.

    Saat ini, pihak kepolisian masih menunggu hasil uji laboratorium dari sampel makanan sate gulai kambing yang diambil dari dua lokasi tersebut.

    “Kami menunggu hasil uji lab untuk mengetahui penyebab pasti keracunan ini,” tutupnya.

    Sebelumnya, kasus dugaan keracunan makanan terjadi di Ponorogo. Selain di Desa Bondrang, insiden serupa dialami oleh puluhan santri di sebuah pondok pesantren di Desa Belang, Kecamatan Bungkal.

    Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudi Hidajanto, mengungkapkan bahwa selain warga Desa Bondrang, terdapat laporan gejala keracunan dari salah satu pondok pesantren di Kecamatan Bungkal. Total ada 21 orang yang mengalami gejala keracunan di pondok pesantren tersebut.

    “Gejala yang dialami mayoritas santri meliputi mual, pusing, dan diare setelah menyantap sate gulai kambing. Makanan tersebut diketahui berasal dari penyedia katering yang sama dengan yang digunakan oleh warga Desa Bondrang,” jelas Rudi.

    Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam mengonsumsi makanan dan memastikan kebersihan serta keamanan pangan yang dikonsumsi. [end/beq]

  • Polres Ponorogo Periksa Ratusan Senjata Api, Ada Apa?

    Polres Ponorogo Periksa Ratusan Senjata Api, Ada Apa?

    Ponorogo (Beritajatim.com) – Polres Ponorogo melakukan inspeksi terhadap ratusan senjata api (senpi) yang digunakan oleh para anggotanya.

    Pengecekan dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh senpi dalam kondisi prima. Sehingga jika sewaktu-waktu diperlukan, bisa digunakan, tanpa ada kendala.

    “Pengecekan senpi ini merupakan kegiatan yang sifatnya rutin, sehingga dilaksanakan secara terus menerus,” kata Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, usai melakukan pengecekan senpi di halaman Mapolres Ponorogo, Kamis (30/01/2025).

    AKBP Andin memyebut langkah yang dilakukan ini penting. Yakni untuk memastikan senpi yang digunakan personel di Polres maupun Polsek jajaran tetap dalam kondisi layak dan aman. Jangan sampai ada senjata yang tidak berfungsi atau amunisinya kurang.

    “Kami ingin memastikan bahwa semua senjata dalam kondisi siap pakai. Ini adalah bagian dari prosedur untuk menjaga kesiapsiagaan personel di lapangan,” ujar AKBP Andin.

    Dalam pemeriksaan ini, tidak hanya senpi yang berada di Mapolres yang dicek, tetapi juga yang tersebar di seluruh Polsek jajaran. Senjata laras pendek maupun panjang diperiksa satu per satu, termasuk jumlah amunisi dan kecocokan nomor seri dengan data yang dimiliki. Hingga saat ini, hasil pengecekan menunjukkan bahwa semua senpi masih sesuai dengan standar yang berlaku.

    “Kami pastikan semuanya lengkap dan sesuai data. Tidak ada senjata yang hilang ataupun amunisi yang berkurang,” tambahnya.

    AKBP Andin juga mengingatkan para personel untuk bijak dalam penggunaan senpi. Ia menekankan bahwa senjata api hanya boleh digunakan dalam kondisi mendesak, ketika nyawa atau harta benda benar-benar terancam. Dengan pengecekan berkala ini, diharapkan setiap personel semakin disiplin dalam penggunaan senpi dan selalu siap menjalankan tugas dengan profesionalisme tinggi.

    “Pastinya penggunaan senpi dalam keadaan mendesak. Sementara untuk kegiatan rutin maupun operasi cipta kondisi (cipkon), kami lebih mengedepankan pendekatan humanis dengan menerapkan prinsip 3S, yaitu senyum, salam, dan sapa,” tutupnya. (end/ted)

  • Razia Balap Liar hingga Premanisme Polres Ponorogo, Ini Hasilnya!

    Razia Balap Liar hingga Premanisme Polres Ponorogo, Ini Hasilnya!

    Ponorogo (beritajatim.com) – Polres Ponorogo kembali membuktikan keseriusannya dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Korps Bhayangkara itu, menggelar razia cipta kondisi di wilayah Bumi Reog.

    Operasi ini menargetkan sejumlah pelanggaran, mulai dari aksi balap liar, penggunaan knalpot brong, peredaran minuman keras (miras), hingga aksi premanisme di wilayah hukum Kabupaten Ponorogo.

    Dipimpin langsung oleh Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, razia dilakukan di beberapa titik strategis, termasuk kawasan Jalan Ir. Juanda, tepatnya di sebelah barat perempatan Jeruksing, Kecamatan Ponorogo. Lokasi ini menjadi perhatian khusus karena sering dilaporkan masyarakat sebagai area rawan aksi balap liar.

    “Masih banyak laporan dari masyarakat terkait balap liar yang mengganggu ketertiban dan keamanan. Sebagai respon, kami menggelar razia ini untuk memastikan situasi tetap kondusif,” ungkap AKBP Andin, ditulis Selasa (28/01/2025).

    Selama razia, petugas memeriksa 32 kendaraan roda empat dan 74 kendaraan roda dua. Hasilnya, 19 pelanggar ditilang, sementara 7 unit sepeda motor yang tidak memenuhi standar kelayakan jalan diamankan sebagai barang bukti.

    Selain sebagai langkah penegakan hukum, razia ini bertujuan memberikan efek jera kepada pelanggar serta meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas. Polres Ponorogo juga mengajak masyarakat untuk proaktif melaporkan aktivitas mencurigakan yang berpotensi mengganggu keamanan.

    “Harapan kami, upaya ini dapat menciptakan suasana yang lebih aman dan nyaman bagi warga Ponorogo,” tutup AKBP Andin.

    Dengan langkah tegas seperti ini, Polres Ponorogo menunjukkan komitmennya dalam menciptakan wilayah yang lebih kondusif bagi seluruh lapisan masyarakat. [end/aje]