Tag: Justin

  • Duduk Perkara Kebijakan Trump Bikin Panas Sederet Negara

    Duduk Perkara Kebijakan Trump Bikin Panas Sederet Negara

    Washington DC

    Kebijakan baru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump langsung bikin heboh. Kanada, Meksiko dan China langsung panas dan membalas kebijakan Trump.

    Dilansir CNN, Minggu (2/2/2025), Trump menandatangani kebijakan ekonomi berupa pengenaan tarif tinggi terhadap barang-barang impor dari Kanada, Meksiko dan China yang telah lama dijanjikannya. Kebijakan itu diteken pada Sabtu (1/2).

    Tarif tersebut diprediksi membuat kenaikan harga bagi konsumen AS untuk berbagai barang mulai dari alpukat, sepatu kets hingga mobil. Trump, dalam perintah eksekutifnya, juga mengumumkan keadaan darurat ekonomi nasional.

    Dia menggunakan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional yang dikenal sebagai ‘IEEPA’. UU itu memberi wewenang kepada Presiden AS untuk mengelola impor secara sepihak selama keadaan darurat nasional. Tarif tersebut akan mulai berlaku pada Selasa mendatang pukul 12.01 waktu setempat.

    “Hari ini, saya telah menerapkan Tarif sebesar 25% untuk impor dari Meksiko dan Kanada (10% untuk Energi Kanada), dan tarif tambahan sebesar 10% untuk China,” kata Trump dalam pesan yang diunggah di Truth Social.

    Alasan Trump Bikin Tarif Tinggi

    Foto: Antrean truk dari Meksiko menuju AS (Getty Images via AFP/APU GOMES)

    Trump beralasan kebijakan tarif dibuat untuk mengekang aliran obat-obatan terlarang dan imigran gelap ke AS. Trump memang telah berulang kali berjanji mengenakan bea masuk hingga 25% atas semua impor dari Meksiko dan sebagian besar barang dari Kanada.

    Dia juga berjanji mengenakan bea masuk 10% atas barang-barang China yang diimpor ke AS. Tarif tersebut tidak akan memiliki pengecualian dan perintah eksekutif yang ditandatangani Trump menutup celah hukum ‘de minimis’ yang telah memungkinkan pengiriman senilai USD 800 atau kurang untuk masuk ke AS dengan bebas pajak.

    Ketentuan itu selama ini digunakan banyak bisnis kecil AS dan perusahaan e-commerce China seperti Shein dan Temu. Pemerintahan Trump menilai celah hukum itu mencegah petugas bea cukai memeriksa paket-paket tersebut dengan benar.

    Pemerintahan Trump hanya menyebut tarif tersebut dirancang untuk menghentikan aliran fentanil dan imigran gelap. Tarif tersebut mencakup pengecualian penting, seperti produk energi Kanada yang dikenai tarif 10%. Banyak warga AS bergantung pada produk energi Kanada, termasuk minyak, listrik, dan gas alam untuk bahan bakar dan pemanas rumah. Biaya barang-barang tersebut bakal naik saat tarif diberlakukan.

    Dia juga mengatakan IEEPA digunakan karena ada ancaman besar dari imigran gelap dan obat-obatan terlarang seperti fentanil yang disebutnya ‘membunuh Warga Negara kita’

    “Kita perlu melindungi warga Amerika, dan merupakan tugas saya sebagai Presiden untuk memastikan keselamatan semua orang,” ujar Trump.

    Dalam perintah eksekutifnya, seperti dilihat dari situs resmi White House, Trump juga menekankan kebijakan tarif dibuat untuk mencegah obat-obatan terlarang masuk ke AS. Dia menganggap obat-obatan terlarang telah mengacaukan sistem kesehatan dan masyarakat AS.

    “Saya, Donald J Trump, Presiden Amerika Serikat, mendapati bahwa masuknya obat opioid dan obat-obatan terlarang lainnya secara terus-menerus memiliki konsekuensi yang mendalam bagi Negara kita, membahayakan nyawa dan memberikan tekanan berat pada sistem perawatan kesehatan, layanan publik, dan masyarakat kita,” ujarnya.

    Trump turut melontarkan tuduhan ke Kanada dan Meksiko. Dia menuding dua negara itu gagal membendung obat-obatan terlarang hingga masuk ke AS.

    “Tantangan ini mengancam tatanan masyarakat kita. Anggota geng, penyelundup, pedagang manusia, dan obat-obatan terlarang dari segala jenis telah membanjiri perbatasan kita dan masuk ke dalam masyarakat kita. Kanada telah memainkan peran utama dalam tantangan ini, termasuk dengan gagal memberikan perhatian dan sumber daya yang cukup atau berkoordinasi secara berarti dengan mitra penegak hukum Amerika Serikat untuk secara efektif membendung gelombang obat-obatan terlarang,” ujar Trump.

    “Jaringan kriminal terlibat dalam operasi penyelundupan dan perdagangan manusia, yang memungkinkan migrasi ilegal tanpa pemeriksaan melewati perbatasan utara kami. Ada juga peningkatan kehadiran kartel Meksiko yang mengoperasikan laboratorium sintesis fentanil dan nitazene di Kanada,” sambung Trump.

    Tarif Balasan dari Kanada

    Foto: PM Kanada Justin Trudeau (Adrian Wyld/The Canadian Press via AP)

    Beberapa jam setelah tindakan Trump, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan tarif balasan sebesar 25% atas barang-barang dari AS. Kebijakan Kanada itu akan ‘berlaku luas dan mencakup barang-barang sehari-hari’.

    Trudeau menepati janjinya bahwa Kanada akan membalas dengan tegas dan cepat jika AS mengenakan pungutan. Perwakilan perdagangan negara itu bertemu dengan pejabat pemerintahan Trump baru-baru ini pada hari Jumat dalam upaya untuk mencegah tarif. Kebijakan baru Trump ini merupakan pembalikan dari perdagangan bebas bea di antara tiga negara Amerika Utara yang telah berlangsung selama beberapa tahun.

    “Malam ini, saya mengumumkan Kanada akan menanggapi tindakan perdagangan AS dengan tarif perdagangan sebesar 25% terhadap barang-barang Amerika senilai USD 155 miliar,” kata Trudeau dalam konferensi pers pada Sabtu malam.

    “Ini akan mencakup tarif langsung atas barang-barang senilai USD 30 miliar mulai hari Selasa, diikuti oleh tarif lebih lanjut atas produk-produk Amerika senilai USD 125 miliar dalam waktu 21 hari, untuk memungkinkan perusahaan-perusahaan Kanada dan rantai pasokan mencari alternatif,” sambungnya.

    Barang-barang yang terkena dampak akan mencakup alkohol, hasil bumi, pakaian, sepatu, peralatan rumah tangga, furnitur, bahan-bahan seperti kayu, dan masih banyak lagi.

    Presiden Meksiko Perintahkan ‘Rencana B’

    Presiden Meksiko (Foto: AP Photo/Fernando Llano)

    Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum juga bersiap membalas kebijakan Trump. Dia menegaskan Meksiko tak akan tunduk begitu saja pada kebijakan negara lain.

    “Ketika kami bernegosiasi dengan negara lain, ketika kami berbicara dengan negara lain, selalu dengan kepala tegak, tidak pernah menundukkan kepala,” kata Sheinbaum saat berbicara di Chicoloapan de Juárez.

    Dia memerintahkan menterinya melaksanakan rencana B. Namun, dia tak menguraikan apa itu.

    “Saya menginstruksikan Menteri Ekonomi untuk melaksanakan rencana B yang telah kami kerjakan, yang mencakup tindakan tarif dan non-tarif untuk membela kepentingan Meksiko,” ujar Sheinbaum dalam sebuah postingan di X.

    Sheinbaum membantah tudingan kartel narkoba di Meksiko memiliki ‘aliansi yang tidak dapat ditoleransi’ dengan pemerintah negara tersebut dan menyediakan ‘tempat berlindung yang aman’ bagi kartel. Sheinbaum menegaskan pemerintahannya tidak memiliki aliansi dengan organisasi kriminal dan menyebut tuduhan AS sebagai fitnah.

    China Mau Adukan AS ke WTO

    Ilustrasi bendera China (Foto: Daniel Berehulak/Getty Images)

    Kementerian Perdagangan China mengatakan penerapan tarif sangat melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Dia mengatakan China akan melawan lewat mekanisme di WTO.

    “China akan mengajukan keluhan kepada WTO, dan akan mengambil tindakan balasan yang sesuai untuk dengan tegas membela hak-haknya,” katanya.

    Namun, China tidak dengan menjelaskan tindakan apa yang akan diambil. Kementerian Luar Negeri China mengatakan tarif yang diterapkan Trump ‘tidak konstruktif’. China juga menganggap kebijakan Trump akan merusak upaya kedua negara untuk memerangi narkotika.

    China pun menyatakan memberikan dukungan kepada AS terkait masalah fentanil. Namun, menurut China, penyalahgunaan fentanil adalah masalah Amerika.

    Halaman 2 dari 5

    (haf/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pajak Impor Tinggi Trump: Respon Kanada, Meksiko, dan China – Halaman all

    Pajak Impor Tinggi Trump: Respon Kanada, Meksiko, dan China – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada 1 Februari 2025, Presiden AS Donald Trump menandatangani kebijakan yang mengesahkan pemberlakuan pajak impor tinggi kepada tiga negara, yaitu Kanada, Meksiko, dan China.

    Kebijakan ini merupakan respons terhadap isu-isu seperti imigrasi ilegal dan peredaran obat-obatan terlarang yang dianggap berasal dari negara-negara tersebut.

    Mengutip The Guardian, berikut hal-hal yang perlu diketahui mengenai pajak tersebut.

    Apa Itu Tarif dan Mengapa Trump Memberlakukannya?

    Tarif, atau dalam bahasa Inggris disebut tariff, adalah pajak yang dikenakan pada barang asing yang diimpor ke suatu negara.

    Saat ini, Amerika Serikat merupakan importir barang terbesar di dunia dengan nilai impor mencapai 3,2 triliun USD pada tahun 2022.

    Selama kampanyenya, Trump telah mengancam untuk memberlakukan tarif pada mitra dagang utama AS, yaitu China, Meksiko, dan Kanada.

    Ia secara khusus menyatakan keinginannya untuk mengenakan tarif sebesar 25 persen pada Meksiko dan Kanada serta tarif 10 persen pada China.

    Tujuannya adalah untuk mendesak negara-negara tersebut menyelesaikan masalah yang menjadi keluhan AS.

    Trump meyakini bahwa tarif merupakan alat tawar yang kuat untuk memaksa produsen dan importir AS memproduksi barang di dalam negeri. “Yang perlu Anda lakukan hanyalah membangun pabrik di Amerika Serikat dan Anda tidak akan dikenai tarif apa pun,” ungkap Trump.

    Namun, dengan terjalinnya ekonomi global, dampak dari kebijakan ini cukup kompleks.

    Sebagai contoh, petani AS tidak akan mampu memproduksi alpukat sebanyak yang dihasilkan Meksiko.

    Akibatnya, barang-barang yang terpengaruh oleh tarif ini dapat menyebabkan kenaikan harga bagi konsumen.

    Apa Dampak Tarif Ini Terhadap Konsumen AS?

    Tarif sebesar 25 persen pada semua impor dari Meksiko dan Kanada, serta tarif 10 persen pada barang dari China, diprediksi akan meningkatkan harga barang-barang yang diimpor.

    Kanada merupakan pengekspor utama minyak mentah, sedangkan Meksiko mengekspor berbagai buah dan sayuran segar, termasuk suku cadang mobil.

    China, di sisi lain, dikenal sebagai pengekspor utama komponen elektronik.

    Pada tahun 2023, AS diperkirakan mengimpor barang senilai 1,2 triliun USD dari ketiga negara ini.

    Kenaikan harga tidak hanya akan memengaruhi barang yang langsung dibeli oleh konsumen, tetapi juga bahan baku yang digunakan untuk memproduksi barang lainnya di dalam negeri.

    Menurut Tax Foundation, diperkirakan tarif ini akan menambah beban pajak keseluruhan sebesar 1,2 triliun USD.

    Meskipun Trump mengeklaim bahwa pemerintah AS akan mendapatkan lebih banyak pendapatan dari tarif ini, pada akhirnya, konsumen lah yang harus menanggung biaya tambahan tersebut.

    Bagaimana Tanggapan Negara-Negara yang Terkena Pajak Tinggi dari Trump?
    Apa yang Dikatakan China?

    Pemerintah China mengecam keputusan Trump yang akan menerapkan tarif 10 persen.

    Namun, mereka juga menyatakan bahwa mereka tetap terbuka untuk negosiasi guna menghindari konflik yang lebih dalam.

    Bagaimana Respon Kanada?

    Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, menyatakan bahwa negara tersebut akan membalas dengan menerapkan tarif sebesar 25 persen pada sejumlah barang impor dari AS.

    Dalam pernyataannya, Trudeau mengingatkan bahwa kebijakan Trump akan berdampak nyata bagi masyarakat di kedua negara.

    Barang-barang yang terkena dampak termasuk bir, anggur, bourbon, buah-buahan, dan pakaian.

    Apa Sikap Meksiko?

    Trump menargetkan Meksiko karena dianggap sebagai penyebab utama masalah overdosis fentanil di AS.

    Menanggapi ini, Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, menolak tuduhan Gedung Putih yang menyebut pemerintah Meksiko bersekongkol dengan organisasi kriminal.

    Ia menegaskan bahwa produsen senjata di AS lebih berperan dalam masalah tersebut.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Ini Alasan Trump Buat Kebijakan yang Bikin Panas Kanada-Meksico-China

    Ini Alasan Trump Buat Kebijakan yang Bikin Panas Kanada-Meksico-China

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif baru terhadap barang-barang dari Meksiko, Kanada, dan China. Kebijakan itu langsung bikin panas tiga negara tersebut.

    Dilansir CNN, Minggu (2/2/2025), Trump menandatangani kebijakan ekonomi yang dijanjikannya itu pada Sabtu (1/2). Pemerintahan Trump beralasan kebijakan tarif ditujukan untuk mengekang aliran obat-obatan terlarang dan imigran gelap ke AS.

    Namun, kebijakan tarif itu juga berpotensi menimbulkan kenaikan harga bagi konsumen di AS. Kenaikan harga diprediksi terjadi terhadap berbagai barang mulai dari alpukat, sepatu hingga mobil.

    Trump telah berulang kali berjanji mengenakan bea masuk hingga 25% atas semua impor dari Meksiko dan sebagian besar barang dari Kanada. Dia juga berjanji mengenakan bea masuk 10% atas barang-barang China yang diimpor ke AS. Tarif tersebut tidak akan memiliki pengecualian dan perintah eksekutif yang ditandatangani Trump menutup celah hukum ‘de minimis’ yang telah memungkinkan pengiriman senilai USD 800 atau kurang untuk masuk ke AS dengan bebas pajak.

    Ketentuan itu selama ini digunakan banyak bisnis kecil AS dan perusahaan e-commerce China seperti Shein dan Temu. Pejabat pemerintahan Trump mengatakan celah hukum tersebut telah mencegah petugas bea cukai memeriksa paket-paket tersebut dengan benar.

    Pemerintahan Trump hanya menyebut tarif tersebut dirancang untuk menghentikan aliran fentanil dan imigran gelap. Tarif tersebut mencakup pengecualian penting, seperti produk energi Kanada yang dikenai tarif 10%. Banyak warga AS bergantung pada produk energi Kanada, termasuk minyak, listrik, dan gas alam untuk bahan bakar dan pemanas rumah. Biaya barang-barang tersebut bakal naik saat tarif diberlakukan.

    Untuk memberlakukan tarif tersebut, Trump mengumumkan keadaan darurat ekonomi nasional dalam tindakan eksekutifnya. Dia menggunakan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional atau ‘IEEPA’. UU itu memberi wewenang kepada Presiden AS untuk mengelola impor secara sepihak selama keadaan darurat nasional.

    Tarif baru tersebut akan mulai berlaku pada hari Selasa pukul 12.01 waktu setempat. Kebijakan Trump tersebut merupakan kebalikan dari perdagangan bebas bea di antara tiga negara Amerika Utara, yakni Kanada, AS dan Meksiko, yang telah ada selama beberapa tahun.

    “Hari ini, saya telah menerapkan Tarif sebesar 25% untuk Impor dari Meksiko dan Kanada (10% untuk Energi Kanada), dan Tarif tambahan sebesar 10% untuk Tiongkok,” kata Trump dalam pesan yang diunggah di Truth Social.

    Dia mengatakan IEEPA digunakan karena ada ancaman besar dari imigran gelap dan obat-obatan terlarang seperti fentanil yang disebutnya ‘membunuh Warga Negara kita’

    “Kita perlu melindungi warga Amerika, dan merupakan tugas saya sebagai Presiden untuk memastikan keselamatan semua orang,” ujar Trump.

    Dalam perintah eksekutifnya, seperti dilihat dari situs resmi White House, Trump juga menekankan kebijakan tarif dibuat untuk mencegah obat-obatan terlarang masuk ke AS. Dia menganggap obat-obatan terlarang telah mengacaukan sistem kesehatan dan masyarakat AS.

    “Saya, Donald J Trump, Presiden Amerika Serikat, mendapati bahwa masuknya obat opioid dan obat-obatan terlarang lainnya secara terus-menerus memiliki konsekuensi yang mendalam bagi Negara kita, membahayakan nyawa dan memberikan tekanan berat pada sistem perawatan kesehatan, layanan publik, dan masyarakat kita,” ujarnya.

    Dalam perintah eksekutifnya itu, Trump juga melontarkan tuduhan ke Kanada dan Meksiko. Dia menuding dua negara itu gagal membendung obat-obatan terlarang hingga masuk ke AS.

    “Tantangan ini mengancam tatanan masyarakat kita. Anggota geng, penyelundup, pedagang manusia, dan obat-obatan terlarang dari segala jenis telah membanjiri perbatasan kita dan masuk ke dalam masyarakat kita. Kanada telah memainkan peran utama dalam tantangan ini, termasuk dengan gagal memberikan perhatian dan sumber daya yang cukup atau berkoordinasi secara berarti dengan mitra penegak hukum Amerika Serikat untuk secara efektif membendung gelombang obat-obatan terlarang,” ujar Trump.

    “Jaringan kriminal terlibat dalam operasi penyelundupan dan perdagangan manusia, yang memungkinkan migrasi ilegal tanpa pemeriksaan melewati perbatasan utara kami. Ada juga peningkatan kehadiran kartel Meksiko yang mengoperasikan laboratorium sintesis fentanil dan nitazene di Kanada,” sambung Trump.

    Meksiko, Kanada dan China Berang ke Trump

    Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pun berang dengan kebijakan Trump. Dia langsung mengumumkan tarif balasan sebesar 25% atas barang-barang dari AS yang akan ‘berlaku luas dan mencakup barang-barang sehari-hari’. Dia menepati janjinya bahwa Kanada akan membalas dengan tegas dan cepat jika AS mengenakan pungutan.

    Barang-barang yang terkena dampak akan mencakup alkohol, hasil bumi, pakaian, sepatu, peralatan rumah tangga, furnitur, bahan-bahan seperti kayu, dan masih banyak lagi.

    Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum juga menantang kebijakan Trump. Dia memerintahkan menterinya untuk melaksanakan rencana B. Namun, dia tak menguraikan apa itu.

    Kementerian Perdagangan China mengatakan penerapan tarif sangat melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Dia mengatakan China akan melawan lewat mekanisme di WTO.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Penjelasan Kebijakan Pajak Impor Tinggi Donald Trump, Negara Mana Saja yang Terdampak? – Halaman all

    Penjelasan Kebijakan Pajak Impor Tinggi Donald Trump, Negara Mana Saja yang Terdampak? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden AS, Donald Trump, menandatangani pemberlakuan pajak impor (tarif) kepada Kanada, Meksiko, dan China pada Sabtu (1/2/2025).

    Pemberlakuan tarif tersebut merupakan balasan atas imigrasi ilegal dan peredaran obat-obatan terlarang yang menurut Trump masuk ke AS dari negara-negara tersebut, menurut laporan dari The Guardian.

    Gedung Putih menyatakan bahwa tarif akan diterapkan mulai 1 Februari 2025.

    Namun, sesuai perintah eksekutif presiden, tarif baru akan mulai berlaku “pada atau setelah pukul 12:01 dini hari waktu Timur pada tanggal 4 Februari 2025.”

    Dari Mar-a-Lago, Florida, Donald Trump menandatangani tiga perintah eksekutif yang mengenakan tarif sebesar 25 persen pada semua barang dari Kanada dan Meksiko, serta tarif sebesar 10 persen pada ekspor minyak Kanada dan barang-barang dari China.

    Semua tarif ini diberlakukan berdasarkan wewenang Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional.

    Jika negara-negara yang terdampak membalas, pejabat Gedung Putih mengindikasikan bahwa tarif akan dinaikkan lagi.

    Berikut 3 hal yang perlu diketahui mengenai kebijakan Trump ini, seperti dikutip dari The Guardian.

    1. Apa itu tarif dan mengapa Trump memberlakukannya pada negara-negara tersebut?

    Tarif (dalam bahasa Inggris: tariff) adalah pajak yang dikenakan pada barang asing yang diimpor ke suatu negara.

    Saat ini, AS merupakan importir barang terbesar di dunia.

    Pada tahun 2022, nilai impor barang di AS mencapai $3,2 triliun.

    Selama masa kampanyenya, Trump mengancam akan memberlakukan tarif pada tiga mitra dagang terbesar AS: China, Meksiko, dan Kanada.

    Trump secara khusus menyatakan ingin mengenakan tarif sebesar 25 persen pada Meksiko dan Kanada serta tarif 10% pada China hingga negara-negara tersebut menangani masalah imigrasi ilegal dan peredaran obat-obatan terlarang yang masuk ke AS.

    Trump percaya bahwa tarif adalah alat tawar-menawar yang kuat, tetapi dengan biaya yang tinggi.

    Trump memandang tarif sebagai kebijakan yang dapat memberikan tekanan kepada produsen dan importir AS untuk memproduksi barang di dalam negeri.

    “Yang perlu Anda lakukan hanyalah membangun pabrik di Amerika Serikat, dan Anda tidak akan dikenai tarif apa pun,” ujar Trump.

    Namun, ekonomi global telah saling terkait selama beberapa dekade. Sebagai contoh, petani di AS tidak akan mampu memproduksi alpukat sebanyak yang diproduksi Meksiko selama bertahun-tahun.

    Artinya, importir mungkin akan meneruskan biaya tarif kepada konsumen, yang akan menyebabkan kenaikan harga.

    2. Apa dampak tarif ini terhadap konsumen AS?

    Tarif sebesar 25% pada semua impor dari Meksiko dan Kanada akan menaikkan harga barang.

    Kanada adalah pengekspor utama minyak mentah, sementara Meksiko mengekspor banyak buah dan sayuran segar.

    Meksiko juga merupakan pengekspor suku cadang mobil terbesar ke AS.

    China adalah pengekspor utama chip yang digunakan dalam perangkat elektronik seperti ponsel dan laptop.

    Secara keseluruhan, AS mengimpor barang senilai $1,2 triliun dari Kanada, Meksiko, dan China pada tahun 2023.

    Tidak hanya barang-barang yang dibeli langsung oleh konsumen yang terkena dampak, tetapi juga bahan baku impor yang digunakan untuk membuat produk lain di dalam negeri.

    Harga bahan baku yang lebih tinggi pada akhirnya akan membebani konsumen.

    Tax Foundation, sebuah lembaga pemikir bipartisan, memperkirakan bahwa tarif 25% untuk Meksiko dan Kanada serta tarif 10% untuk China akan meningkatkan pajak keseluruhan sebesar $1,2 triliun.

    Trump telah membanggakan bahwa pemerintah AS akan menerima lebih banyak pendapatan melalui tarif ini, tetapi pada akhirnya konsumen AS yang akan menanggung biayanya.

    3. Bagaimana tanggapan negara-negara yang terkena pajak tinggi dari Trump?

    Menurut Reuters, pemerintah China mengecam rencana Trump untuk mengenakan tarif 10%.

    Namun, China tetap membuka peluang untuk melakukan negosiasi dengan AS demi menghindari konflik yang semakin dalam.

    Kanada berencana membalas tarif Presiden Donald Trump dengan memberlakukan tarif juga sebesar 25% pada sejumlah besar barang impor dari AS, ujar Perdana Menteri Justin Trudeau pada Sabtu (1/2/2025).

    Trudeau memperingatkan warga Amerika bahwa tindakan Trump akan memiliki konsekuensi nyata bagi mereka.

    Pemimpin Kanada tersebut menyatakan bahwa tarif ini akan mencakup produk-produk seperti bir, anggur, bourbon, buah-buahan, dan jus, termasuk jus jeruk dari negara bagian asal Trump, Florida.

    Kanada juga akan menargetkan barang-barang seperti pakaian, peralatan olahraga, dan peralatan rumah tangga.

    Trudeau mengatakan bahwa minggu-minggu ke depan akan menjadi masa sulit bagi warga Kanada, tetapi warga Amerika juga akan merasakan dampaknya akibat kebijakan Trump.

    Trump menargetkan Meksiko karena Meksiko dianggap sebagai penyebab utama masalah overdosis fentanil di AS.

    Mengutip Al Jazeera, Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum menyatakan: “Kami dengan tegas menolak tuduhan Gedung Putih terhadap pemerintah Meksiko yang menyebut bahwa kami bersekongkol dengan organisasi kriminal.”

    Ia menambahkan bahwa jika ada yang bersekongkol dengan kelompok-kelompok ini, itu adalah produsen senjata di AS yang mempersenjatai organisasi-organisasi kriminal tersebut dan memungkinkan mereka melakukan kejahatan baik di Meksiko maupun di AS.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Trump Mulai Perang Dagang 2.0, China, Meksiko & Kanada Siap Membalas

    Trump Mulai Perang Dagang 2.0, China, Meksiko & Kanada Siap Membalas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah China mengecam pengenaan tarif bea masuk tambahan sebesar 10% atas barang ekspornya. Kebijakan tarif ini akan berlaku mulai Selasa, 4 Februari 2025. Kendati dikenakan tarif yang lebih tinggi, China tetap membuka pintu untuk perundingan dengan AS.

    Ini diyakini dapat menghindari konflik yang semakin dalam. Beijing akan menentang tarif Presiden Donald Trump dan membawa masalah ini ke meja Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

    China menegaskan akan mengambil “tindakan balasan” yang tidak ditentukan sebagai tanggapan atas pengenaan tarif tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Kementerian Keuangan dan Perdagangan China.

    Mengutip dari CNA, Kementerian Perdagangan China bahkan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa langkah Trump “sangat melanggar” aturan perdagangan internasional, mendesak AS untuk “terlibat dalam dialog yang jujur dan memperkuat kerja sama”.

    Mengajukan gugatan hukum ke WTO akan menjadi langkah yang sebagian besar bersifat simbolis yang juga telah diambil Beijing terhadap tarif kendaraan listrik buatan China oleh Uni Eropa.

    Selama berminggu-minggu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan Beijing yakin tidak ada pemenang dalam perang dagang.

    Tidak hanya China, Trump juga memutuskan pengenaan tarif 25% untuk Kanada dan Meksiko. Ketetapan ini sudah dituangkan dalam perintah presiden yang diteken Trump pada Sabtu kemarin (1/2/2025).

    Dalam pernyataannya, Trump menekankan bahwa Beijing perlu menghentikan aliran fentanil, opioid yang mematikan, ke Amerika Serikat. Terkait dengan fentanil, China menolak dengan tajam.

    “Fentanil adalah masalah Amerika,” kata Kementerian Luar Negeri China. “Pihak China telah melakukan kerja sama antinarkotika yang ekstensif dengan Amerika Serikat dan mencapai hasil yang luar biasa.”

    Kanada dan Meksiko Siapkan Balasan

    Sementara itu, Kanada dan Meksiko juga telah mengumumkan rencana untuk membalas.

    Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan negaranya akan membalas tarif baru Trump dengan mengenakan tarif sebesar 25% pada barang-barang AS mulai dari minuman hingga peralatan.

    Ketika hubungan antara sekutu lama yang berbagi perbatasan darat terpanjang di dunia mencapai titik terendah, Trudeau mengatakan dalam konferensi pers bahwa ia akan mengenakan tarif pada barang-barang AS senilai C$155 miliar (US$107 miliar).

    Tarif senilai C$30 miliar akan mulai berlaku pada hari Selasa, hari yang sama dengan tarif Trump, dan bea masuk pada sisa C$125 miliar dalam 21 hari, katanya.

    Adapun, Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum telah memerintahkan tarif pembalasan. Dalam posting yang panjang di X, Sheinbaum mengatakan pemerintahnya menginginkan dialog daripada konfrontasi dengan tetangganya ini, tetapi Meksiko terpaksa menanggapi dengan cara yang sama.

    “Saya telah menginstruksikan menteri ekonomi saya untuk melaksanakan rencana B yang telah kami kerjakan, yang mencakup tindakan tarif dan non-tarif untuk membela kepentingan Meksiko,” tulis Sheinbaum, tanpa merinci barang-barang AS apa yang akan menjadi target pemerintahnya.

    (haa/haa)

  • Kebijakan Trump Bikin Panas, Kanada-China-Meksiko Langsung Membalas!

    Kebijakan Trump Bikin Panas, Kanada-China-Meksiko Langsung Membalas!

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif baru yang luar biasa terhadap Meksiko, Kanada, dan China. Tiga negara yang terdampak langsung kebijakan Trump itu pun melakukan pembalasan.

    Dilansir CNN, Minggu (2/2/2025), Trump menandatangani kebijakan ekonomi yang telah lama dijanjikannya di klub Mar-a-Lago miliknya. Pemerintahan Trump mengatakan tarif tersebut ditujukan untuk mengekang aliran obat-obatan terlarang dan imigran gelap ke AS.

    Tetapi, tarif tersebut diprediksi membuat kenaikan harga bagi konsumen AS untuk berbagai barang mulai dari alpukat, sepatu kets hingga mobil.

    Trump, dalam tindakan eksekutifnya, mengumumkan keadaan darurat ekonomi nasional. Dia menggunakan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional yang dikenal sebagai ‘IEEPA’ yang memberi wewenang kepada Presiden AS untuk mengelola impor secara sepihak selama keadaan darurat nasional. Tarif tersebut akan mulai berlaku pada Selasa mendatang pukul 12.01 waktu setempat.

    “Hari ini, saya telah menerapkan Tarif sebesar 25% untuk impor dari Meksiko dan Kanada (10% untuk Energi Kanada), dan tarif tambahan sebesar 10% untuk China,” kata Trump dalam pesan yang diunggah di Truth Social.

    Dia mengatakan IEEPA digunakan ‘karena ancaman besar dari imigran gelap dan obat-obatan terlarang yang membunuh Warga Negara kita’.

    “Termasuk fentanil. Kita perlu melindungi warga Amerika, dan merupakan tugas saya sebagai Presiden untuk memastikan keselamatan semua orang,” ujar Trump.

    Kanada, Meksiko dan China Membalas Trump

    Beberapa jam setelah tindakan Trump, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan tarif balasan sebesar 25% atas barang-barang dari AS yang akan ‘berlaku luas dan mencakup barang-barang sehari-hari’. Dia menepati janjinya bahwa Kanada akan membalas dengan tegas dan cepat jika AS mengenakan pungutan.

    Perwakilan perdagangan negara itu bertemu dengan pejabat pemerintahan Trump baru-baru ini pada hari Jumat dalam upaya untuk mencegah tarif. Sebagai informasi, kebijakan baru Trump tersebut merupakan pembalikan dari perdagangan bebas bea di antara tiga negara Amerika Utara yang telah berlangsung selama beberapa tahun.

    “Malam ini, saya mengumumkan Kanada akan menanggapi tindakan perdagangan AS dengan tarif perdagangan sebesar 25% terhadap barang-barang Amerika senilai USD 155 miliar,” kata Trudeau dalam konferensi pers pada Sabtu malam.

    “Ini akan mencakup tarif langsung atas barang-barang senilai USD 30 miliar mulai hari Selasa, diikuti oleh tarif lebih lanjut atas produk-produk Amerika senilai USD 125 miliar dalam waktu 21 hari, untuk memungkinkan perusahaan-perusahaan Kanada dan rantai pasokan mencari alternatif,” sambungnya.

    Barang-barang yang terkena dampak akan mencakup alkohol, hasil bumi, pakaian, sepatu, peralatan rumah tangga, furnitur, bahan-bahan seperti kayu, dan masih banyak lagi.

    Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum juga langsung menantang kebijakan Trump. Dia menegaskan Meksiko tak akan tunduk begitu saja pada kebijakan negara lain.

    “Ketika kami bernegosiasi dengan negara lain, ketika kami berbicara dengan negara lain, selalu dengan kepala tegak, tidak pernah menundukkan kepala,” kata Sheinbaum saat berbicara di Chicoloapan de Juárez.

    Dia memerintahkan menterinya untuk melaksanakan rencana B. Namun, dia tak menguraikan apa itu.

    “Saya menginstruksikan Menteri Ekonomi untuk melaksanakan rencana B yang telah kami kerjakan, yang mencakup tindakan tarif dan non-tarif untuk membela kepentingan Meksiko,” ujar Sheinbaum dalam sebuah postingan di X.

    Sheinbaum juga membantah Gedung Putih yang menyebut organisasi perdagangan narkoba di Meksiko memiliki ‘aliansi yang tidak dapat ditoleransi’ dengan pemerintah negara tersebut dan menyediakan ‘tempat berlindung yang aman’ bagi kartel. Sheinbaum menegaskan pemerintahannya tidak memiliki aliansi dengan organisasi kriminal dan menyebut tuduhan AS sebagai fitnah.

    Kementerian Perdagangan China mengatakan penerapan tarif sangat melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Dia mengatakan China akan melawan lewat mekanisme di WTO.

    “China akan mengajukan keluhan kepada WTO, dan akan mengambil tindakan balasan yang sesuai untuk dengan tegas membela hak-haknya,” katanya.

    Namun, China tidak dengan menjelaskan tindakan apa yang akan diambil. Kementerian Luar Negeri China mengatakan tarif yang diterapkan Trump ‘tidak konstruktif’ dan hanya akan merusak upaya kedua negara untuk memerangi narkotika. China menyatakan memberikan dukungan kepada AS terkait masalah fentanil, tetapi menurut China fentanil adalah masalah Amerika.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Trump Berlakukan Tarif Impor Produk Meksiko dan Kanada 25 Persen, China Naik 10 Persen – Halaman all

    Trump Berlakukan Tarif Impor Produk Meksiko dan Kanada 25 Persen, China Naik 10 Persen – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi menetapkan tarif impor tinggi untuk sejumlah produk impor dari Meksiko, Kanada dan China, Sabtu (1/2/2025).

    Trump mengenakan tarif 25 persen untuk semua produk impor dari Meksiko dan sebagian besar barang dari Kanada.

    Untuk produk energi dari Kanada, Donald Trump mengenakan tarif impor sebesar 10 persen.

    Setelah Meksiko dan Kanada, ada tarif tambahan sebesar 10 persen dikenakan ke barang-barang dari China. Rangkaian tarif ini tidak memiliki pengecualian.

    “Hari ini saya telah menerapkan tarif sebesar 25 persen untuk impor dari Meksiko dan Kanada (10 persen untuk energi Kanada), dan tarif tambahan sebesar 10 persen untuk China,” tulis Donald Trump dalam unggahannya di media sosial Truth Social, dikutip dari CNN pada Minggu (2/2/2025).

    Pemerintahan Trump beralasan, tarif tinggi diberlakukan demi menahan aliran obat-obat terlarang dan imigran gelap ke AS.

    Trump telah mengumumkan keadaan darurat ekonomi nasional dengan menggunakan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional (International Emergency Economic Powers Act/IEEPA).

    IEEPA memberi wewenang kepada presiden untuk mengelola impor selama keadaan darurat nasional. Rangkaian tarif akan mulai berlaku pada hari Selasa (4/2/2025) pukul 00:01 waktu setempat.

    “Hal ini dilakukan melalui Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional karena ancaman besar dari imigran gelap dan obat-obatan terlarang yang membunuh warga negara kita,” tulis Trump.

    Beberapa jam setelah pengumuman Trump, Meksiko dan Kanada langsung membalas tarif yang diberlakukan kepada barang-barang mereka.

    Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan tarif balasan sebesar 25 persen untuk barang-barang AS yang di antaranya mencakup produk sehari-hari.

    “Barang-barang yang terkena dampak akan mencakup alkohol Amerika, hasil bumi, pakaian, sepatu, peralatan rumah tangga, furnitur, bahan-bahan seperti kayu, dan masih banyak lagi,” kata Justin Trudeau.

    Serupa dengan Kanada, Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengatakan negaranya juga akan membalas AS dengan pengenaan tarif untuk produk dari Negeri Paman Sam.

    Dalam unggahannya di media sosial X, ia mengungkap telah memberi arahan agar produk AS dikenakan tarif juga. Namun, Claudia Sheinbaum tak merinci lebih detail.

     

  • Resmi, Trump Terapkan Tarif Impor Tinggi untuk Kanada, Meksiko dan China – Halaman all

    Resmi, Trump Terapkan Tarif Impor Tinggi untuk Kanada, Meksiko dan China – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump telah menandatangani perintah eksekutif pada hari Sabtu (1/2/2025).

    Perintah eksekutif tersebut, berisi penerapan tarif baru pada barang-barang impor dari Kanada, Meksiko, dan China. 

    Keputusan ini menandakan langkah dramatis dalam kebijakan ekonomi AS yang berpotensi memicu perang dagang dengan tiga mitra dagang terbesar negara tersebut.

    Menurut laporan New York Times, Trump menandatangani tiga perintah eksekutif yang mengenakan tarif 25 persen pada semua barang dari Meksiko dan Kanada. 

    Selain itu, tarif sebesar 10 persen dikenakan pada ekspor minyak dari Kanada serta barang-barang dari China. 

    Tarif ini diperkirakan akan mulai berlaku pada hari Selasa, 4 Februari 2025.

    Menurut Trump, tindakan ini diambil berdasarkan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional yang memungkinkan presiden untuk memberlakukan tarif dengan alasan ancaman terhadap keamanan nasional.

    Trump juga mengutip krisis opioid yang sedang melanda Amerika Serikat sebagai alasan untuk kebijakan ini.

    Dalam sebuah pernyataan di media sosial Truth Social, Trump menyalahkan Kanada atas perdagangan narkoba yang dianggap memperburuk krisis kesehatan di AS. 

    “Kita perlu melindungi warga Amerika, dan merupakan tugas saya sebagai Presiden untuk memastikan keselamatan semua orang.”

    “Saya berjanji dalam Kampanye saya untuk menghentikan banjir imigran gelap dan narkoba yang mengalir melewati Perbatasan kita, dan warga Amerika dengan suara bulat mendukungnya.”

    “Negara-negara ini memainkan peran utama dalam tantangan-tantangan ini,” ujar Trump, mengklaim bahwa Kanada gagal bekerja sama dengan penegak hukum AS untuk mengatasi peredaran narkoba ilegal, dikutip dari The Guardian.

    Pernyataan ini memicu ketegangan dengan Kanada dan Meksiko, yang merasa kebijakan ini tidak adil dan merugikan hubungan perdagangan yang sudah terjalin selama puluhan tahun.

    Respon Meksiko dan Kanada

    Atas tindakan Trump ini, Meksiko kemudian mengumumkan akan mengenakan tarif balasan atas barang-barang AS.

    Hal tersebut diumumkan oleh Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum.

    Ia menegaskan bahwa negaranya akan mengambil langkah balasan yang meliputi tarif dan tindakan lainnya untuk melindungi kepentingan ekonomi Meksiko.

    Sheinbaum menanggapi tuduhan Gedung Putih yang mengeklaim, adanya hubungan antara pemerintah Meksiko dengan organisasi kriminal yang terlibat dalam perdagangan narkoba.

    “Kami dengan tegas menolak fitnah Gedung Putih bahwa pemerintah Meksiko memiliki aliansi dengan organisasi kriminal, serta segala niat untuk mencampuri wilayah kami,” tulis Sheinbaum dalam sebuah posting di X, dikutip dari AP News.

    “Jika pemerintah Amerika Serikat dan lembaga-lembaganya ingin mengatasi masalah konsumsi fentanil yang serius di negara mereka, mereka dapat memerangi penjualan narkoba di jalanan kota-kota besar, yang tidak mereka lakukan, dan pencucian uang yang dihasilkan dari aktivitas ilegal ini telah menyebabkan begitu banyak kerugian bagi penduduknya,” tambahnya.

    Sementara itu, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, menyatakan bahwa negaranya akan mengenakan tarif 25 persen pada impor AS yang bernilai hingga 155 miliar USD.

     “Hal ini akan berdampak nyata bagi Anda, rakyat Amerika,” ungkap Trudeau.

    Ia menambahkan, kebijakan Trump akan menyebabkan kenaikan harga barang-barang konsumsi, seperti makanan dan produk lainnya.

    Trudeau juga mengingatkan masyarakat AS bahwa pasukan Kanada bertempur bersama pasukan AS di Afghanistan, dan tindakan Gedung Putih ini justru merusak hubungan baik yang sudah terbina.

    “Tindakan yang diambil hari ini oleh Gedung Putih justru memecah belah kita, alih-alih menyatukan kita,” kata Trudeau.

    Selain dampak langsung pada hubungan perdagangan AS dengan Kanada dan Meksiko, tarif baru ini berpotensi menambah ketidakpastian ekonomi yang sudah rapuh

    Jika China juga memutuskan untuk merespons dengan tarif mereka sendiri, ketegangan ini bisa berkembang menjadi perang dagang yang lebih luas, yang dapat merugikan perekonomian global secara keseluruhan.

    Perintah eksekutif Trump ini menunjukkan adanya perubahan besar dalam kebijakan luar negeri dan perdagangan AS, yang akan terus memengaruhi dinamika ekonomi global dan hubungan diplomatik antara negara-negara besar.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Donald Trump

  • Kondisi Justin Bieber Memprihatinkan, Makin Kurus dan Matanya Cekung

    Kondisi Justin Bieber Memprihatinkan, Makin Kurus dan Matanya Cekung

    Jakarta, Beritasatu.com – Justin Bieber kembali menjadi sorotan setelah penampilannya yang mengejutkan di New York pada Rabu (29/1/2025). Penyanyi berusia 30 tahun itu terlihat kurus dan tampak menarik diri, sehingga memunculkan kekhawatiran dari para penggemar terkait kesehatannya.

    Dalam foto yang beredar di media sosial, Justin Bieber mengenakan hoodie kuning longgar dan celana panjang krem. Namun, yang paling mencuri perhatian adalah matanya yang cekung, yang membuat banyak penggemar berspekulasi tentang kondisinya.

    Dikutip dari Geo TV, Sabtu (1/2/2025), sumber dekat Hailey Bieber, istri Justin, mengungkapkan teman-temannya semakin khawatir dengan perilaku pelantun lagu “Baby” itu, bahkan menyebutnya sebagai sesuatu yang “tidak dapat diterima.”

    “Perilakunya terkadang tidak dapat diterima. Hailey sudah banyak bersabar,” ujar sumber tersebut. “Saat bayinya lahir, ia berharap menjadi seorang ayah akan mengubahnya menjadi lebih baik, tetapi itu tidak terjadi,” lanjutnya.

    Daily Mail juga mengutip kekhawatiran beberapa penggemar Justin yang menduga idolanya itu sedang mengalami masa sulit. Beberapa menyebut Justin tengah berada dalam mode “menghancurkan diri sendiri.”

    “Apa pun yang terjadi, dia harus mengutamakan putranya. Dia tampak jauh lebih tua dari usianya,” tulis seorang pengguna media sosial. “Pria muda ini butuh bantuan. Bantuan yang serius. Meminta pertolongan bukanlah tanda kelemahan, terutama ketika dia memiliki seorang anak yang harus dibesarkan,” tambah yang lain.

    “Apa yang terjadi dengan Bieber?” tulis para pengguna X (dahulu Twitter) mengomentari foto Justin Bieber yang bereda di media sosial. 

    Hingga saat ini, Justin Bieber maupun Hailey Bieber belum memberikan pernyataan resmi terkait spekulasi yang beredar.

  • Ekonomi AS Solid jadi Alasan The Fed Diproyeksi Tahan Suku Bunga Bulan Ini

    Ekonomi AS Solid jadi Alasan The Fed Diproyeksi Tahan Suku Bunga Bulan Ini

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekonomi Amerika Serikat atau AS terpantau stabil dan solid pada akhir 2024 yang ditopang oleh belanja konsumen yang sehat dan lebih tinggi dari sejumlah negara maju lainnya.

    Para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memproyeksikan estimasi awal pemerintah untuk produk domestik bruto (PDB) kuartal IV/2024 yang menunjukkan peningkatan 2,7% secara tahunan atau year on year (YoY). 

    PDB yang menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diproduksi pada kuartal IV/2024 tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi AS sekitar 3% selama dua kuartal berturut-turut, yang juga didorong oleh pasar tenaga kerja yang kuat.

    Laporan aktivitas ekonomi AS pada hari Kamis (30/1/2025) mendatang, akan dirilis sehari setelah berakhirnya pertemuan kebijakan Federal Reserve pertama pada 2025 atau pada 28 dan 29 Januari.  

    Alhasil, dengan latar belakang permintaan yang sehat dan inflasi yang tertahan, para pejabat secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga yang stabil di level 4,25%—4,5%. 

    Melihat pada pertemuan The Fed Desember yang lalu, para pembuat kebijakan mengisyaratkan hanya dua kali penurunan suku bunga tahun ini.

    Hal ini membantu menjelaskan bagaimana AS terus mengungguli negara-negara maju di Eropa dan di seluruh dunia.

    Berbeda dengan AS, angka-angka pada pekan terakhir Januari mendatang diperkirakan akan mengungkapkan bahwa ekonomi Prancis stagnan pada kuartal terakhir 2024, serta sedikit kontraksi di Jerman. 

    Sementara data PDB di kawasan Eropa juga akan dirilis pada hari yang sama dengan rilis data ekonomi AS, dan menunjukkan pertumbuhan melambat. 

    Angka belanja rumah tangga bulanan AS pada hari Jumat diperkirakan akan menunjukkan momentum menuju tahun 2025.

    Para ekonom juga memperkirakan laporan pendapatan dan pengeluaran pribadi atau PCE meningkat dari bulan sebelumnya. Indeks PCE menjadi indikator inflasi yang menjadi preferensi The Fed.

    Ekonom Bloomberg yang terdiri dari Anna Wong, Stuart Paul, Eliza Winger, Estelle Ou, dan Chris G. Collins menyampaikan meskipun tingkat penunggakan pinjaman telah meningkat—terutama untuk rumah tangga berpenghasilan rendah—rumah tangga yang lebih kaya yang menyumbang sekitar 40% dari pengeluaran konsumen telah diuntungkan dari reli pasar ekuitas dan apresiasi aset. 

    “Kami telah mempertimbangkan sinyal tersebut dalam perkiraan konsumsi tahun 2025 kami, dan sekarang memperkirakan pengeluaran akan melambat secara lebih bertahap daripada sebelumnya,” ujarnya. 

    Melihat ke bagian Utara, Bank of Canada diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Rabu (29/1/2025). Pemangkasan tersebut lebih kecil setelah dua kali pemangkasan 50 basis poin berturut-turut di saat ancaman tarif Presiden AS Donald Trump menimbulkan ketidakpastian yang cukup besar. 

    Data PDB untuk bulan November dan estimasi untuk Desember akan menunjukkan dampak dari pemilihan umum AS dan pembebasan pajak penjualan Perdana Menteri Justin Trudeau terhadap perekonomian. 

     

    Di tempat lain, penurunan suku bunga di zona Eropa  dan Swedia serta kenaikan 100 basis poin di Brasil adalah beberapa hal yang diharapkan. Beberapa laporan dari Jepang dan pidato penting dari kanselir Inggris juga akan menyibukkan para investor.