Seabad Perjalanan KRL dan Peran Stasiun Manggarai sebagai Simpul Mobilitas Urban Jakarta
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Lautan manusia hilir mudik memenuhi
Stasiun Manggarai
pagi itu. Mereka tampak terburu-buru dan waspada di tengah deru roda baja serta pengumuman keberangkatan dan kedatangan kereta.
Rangkaian
KRL Commuter Line
datang silih berganti di peron, mengantar penumpang dari seluruh penjuru Jabodetabek. Rutinitas ini menjadi bagian dari perjalanan luar biasa transportasi kereta api di Indonesia.
Tahun ini, tepatnya Minggu (6/4/2025), KRL Indonesia genap berusia 100 tahun. Sementara itu, Stasiun Manggarai telah beroperasi lebih dari satu abad. Keduanya menyatu dalam sejarah mobilitas Indonesia dan terus berkembang seiring zaman.
Perjalanan kereta listrik di Indonesia dimulai oleh perusahaan kereta api
Hindia Belanda
,
Staatssporwegen
(SS), dengan peresmian lintas Tanjung Priok–Meester Cornelis (kini Jatinegara) pada 6 April 1925. Ini adalah tonggak sejarah elektrifikasi perkeretaapian yang menandai dimulainya era baru transportasi di Tanah Air.
Sejak saat itu, KRL terus berevolusi, dari moda transportasi yang identik dengan penumpang di atap atau pedagang asongan yang hilir mudik di dalam gerbong, hingga menjadi angkutan massal yang tertib dan modern.
Transformasi signifikan terjadi, salah satunya pada 2008 ketika PT KCJ (kini
KAI Commuter
) dibentuk sebagai operator khusus KRL Commuter Line.
Pembentukan perusahaan itu membawa era baru penertiban dan sterilisasi, dengan pemasangan pagar di jalur, penertiban pedagang, pelarangan penumpang di atap, serta modernisasi sistem tiket menggunakan
electronic ticketing
dengan
e-money
dari Kartu Multi Trip (KMT) dan uang elektronik bank, serta QR code.
Armada KRL juga mengalami perubahan drastis. Dari lokomotif legendaris seperti ESS 3200 “Bon-Bon” yang didatangkan pada 1925, KA Djoko Kendil (SS9000) yang melayani rute ekspres malam, hingga masuknya KRL eks Jepang, seperti Seri 6000, 7000, JALITA (8500), 203, dan 205 yang menjadi tulang punggung operasional saat ini.
Keandalan dan kapasitas KRL Seri 205, misalnya, menjadikannya armada favorit penumpang hingga sekarang.
Tak berhenti di situ, KAI Commuter terus berinovasi dengan menghadirkan generasi terbaru seperti KRL Seri
CLI-125
dengan desain modern dan fitur digital, serta KRL produksi
PT INKA
yang akan beroperasi pada 2025 sebagai simbol kemandirian industri perkeretaapian Indonesia.
Evolusi itu tidak hanya mengubah wajah fisik KRL, tetapi juga dampak pada kultur pengguna. Kereta api kini semakin aman, nyaman, dan menghilangkan “kasta” di dalamnya, menjadikannya pilihan transportasi massal bagi semua lapisan masyarakat.
Modernisasi armada dan sistem pun turut berdampak pada peningkatan volume penumpang. Pada 2020, volume penumpang mencapai 53,15 juta orang. Angka ini terus melonjak menjadi 123,13 juta pada 2021, dan 215,05 juta pada 2022.
Puncaknya pada 2023, volume penumpang mencapai 290,89 juta orang, bahkan sempat mencatat lebih dari satu juta penumpang per hari.
Tren positif itu pun berlanjut pada 2024 dengan 374,49 juta orang, naik 12,8 persen dari tahun sebelumnya, dan di kuartal I 2025 tercatat 93,77 juta orang.
Peningkatan jumlah penumpang itu tidak hanya terjadi di Jabodetabek, tetapi juga tercatat di wilayah Yogyakarta, Bandung, dan Surabaya.
Di Yogyakarta, misalnya, jumlah pengguna naik dari 6,45 juta pada 2024 menjadi 7,97 juta pada 2025. Di Bandung Raya, melonjak dari 14,72 juta menjadi 16,16 juta, dan di Surabaya dari 13,36 juta menjadi 14,73 juta.
“KAI Commuter terus berkomitmen untuk selalu meningkatkan layanan kepada para penggunanya agar Commuter Line menjadi transportasi yang turut menggerakkan kemajuan perekonomian, serta angkutan perkotaan yang efisien, ramah lingkungan, bebas macet, dan terjangkau,” ucap Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto seperti dikutip dari situs resmi KAI Commuterline.
Sebagai bagian dari perayaan seabad KRL, KAI Commuter juga menggelar Parade KRL Vintage bertajuk “100 Years of KRL: The Everlasting Urban Transport” pada April 2025. Ajang ini menampilkan evolusi KRL sebagai ajang nostalgia dan bukti komitmen dalam menyediakan transportasi yang inklusif dan efisien.
Jauh sebelum menjadi salah satu simpul transportasi terpadu di Indonesia, kawasan “Manggarai” dulunya adalah pemukiman kecil komunitas asal Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dibawa ke Batavia pada masa kolonial.
Perlahan, kawasan itu berkembang menjadi sentra transportasi. Pembangunan Stasiun Manggarai sendiri dimulai pada 1913 oleh SS setelah mengakuisisi jalur Jakarta-Bogor dari NIS. Stasiun ini resmi beroperasi pada 1 Mei 1918, dan desainnya dibuat oleh arsitek Belanda Ir J Van Gendt.
Stasiun Manggarai tidak sekadar infrastruktur, tetapi juga saksi bisu sejarah bangsa. Pada 3 Januari 1946, stasiun ini menjadi titik keberangkatan Kereta Luar Biasa (KLB) yang membawa Presiden Soekarno beserta pemerintahan menuju Yogyakarta, dalam rangka pemindahan ibu kota negara secara rahasia.
Peristiwa itu mengukuhkan Manggarai sebagai bagian integral dari narasi kemerdekaan Indonesia. Atas nilai historis dan arsitekturnya, Stasiun Manggarai pun telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya nasional.
Kini, Stasiun Manggarai telah berevolusi menjadi simpul integrasi transportasi utama yang menghubungkan berbagai layanan kereta api, seperti Commuter Line Jabodetabek (Bogor Line, Bekasi Line, Serpong Line, Tangerang Line, dan Tanjung Priok Line) serta Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta.
Sebagai salah satu stasiun tersibuk, Manggarai telah mengalami transformasi besar dalam beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan kapasitas dan layanannya. Salah satu perubahan paling signifikan adalah proyek pembangunan sebagai stasiun sentral dengan penyediaan jalur elevated (layang) yang kini melayani KRL tujuan Bogor dan Jakarta Kota.
Area penumpang juga diperluas, dan stasiun dilengkapi fasilitas modern seperti eskalator dan lift untuk memudahkan perpindahan antarperon. Manggarai menjadi stasiun transit di Jabodetabek dengan volume penumpang tertinggi.
Zona integrasi di luar stasiun juga dihadirkan untuk mempermudah penumpang berpindah ke moda lain, seperti TransJakarta dan transportasi online, dengan penanda arah dan area tunggu yang lebih tertata.
Transformasi besar lainnya terjadi pada Mei 2022 melalui tahap Switch Over (SO) 5, yaitu perubahan besar pada pola operasional KRL di Stasiun Manggarai.
Dalam SO 5, penataan ulang jalur dilakukan dengan menerapkan sistem transit di masing-masing lintas. Bekasi/Cikarang Line dilayani di jalur 3 dan 4, sementara Bogor Line beroperasi di jalur 11 dan 12. Untuk perjalanan menuju Jakarta Kota, KRL menggunakan jalur 10 dan 11.
Selain itu, Cikarang Line tidak lagi menuju Jakarta Kota, tapi langsung ke Angke atau Kampung Bandan melalui Manggarai dan Pasar Senen.
Perubahan tersebut, meskipun awalnya menyebabkan penumpukan penumpang dan penyesuaian besar bagi pengguna, bertujuan untuk menata perjalanan dan mendukung pengembangan Manggarai sebagai stasiun sentral yang lebih efisien di masa depan.
Data operasional Stasiun Manggarai menunjukkan peningkatan aktivitas yang konsisten. Jumlah perjalanan kereta yang dilayani di stasiun ini terus bertumbuh, dari 881 perjalanan pada 2015 menjadi 1.063 perjalanan per April 2025.
Frekuensi perjalanan kereta di Stasiun Manggarai juga sangat tinggi, dengan total 797 perjalanan setiap harinya. Jumlah tersebut terdiri dari 82 KA Jarak Jauh, 357 KA Bogor (BOO) – Jakarta Kota (JAKK), 286 KA Bekasi (BKS) – Tanah Abang (THB), serta 64 KA Bandara.
Peningkatan volume penumpang juga cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2015, jumlah penumpang tercatat sebanyak 5,7 juta, kemudian meningkat menjadi 7,55 juta pada 2019 sebelum pandemi.
Meski sempat anjlok menjadi 3,2 juta pada 2020 dan 2,6 juta pada 2021 akibat pandemi, angka ini kembali naik menjadi 4,45 juta pada 2022 dan 5,11 juta pada 2023 (termasuk 405 ribu penumpang KA Bandara).
Pada 2024, jumlah penumpang yang melakukan gate in mencapai 5,55 juta, sementara gate out sebanyak 5,29 juta.
Volume penumpang transit di Stasiun Manggarai juga menunjukkan tren yang terus meningkat. Pada 2023, jumlah penumpang transit tercatat hampir 52,25 juta orang. Angka ini naik 10,8 persen pada 2024, menjadi 57,67 juta penumpang transit dalam setahun. Rata-rata per hari, Stasiun Manggarai melayani sekitar 166.587 penumpang pada hari kerja.
Tercatat pada 1 Januari 2025 jumlah penumpang yang transit mencapai 211.132 orang. Data tersebut menunjukkan bahwa Manggarai telah berkembang menjadi stasiun utama dan tersibuk sebagai titik transit dan perpindahan penumpang di Jabodetabek.
Sebagai optimalisasi untuk kapasitas angkut penumpang saat ini, KAI Commuter telah mengoperasikan 5 rangkaian Commuter Line baru CLI-125 sebanyak 5 rangkaian dengan lintas operasi 3 di lintas Bogor dan 2 di lintas Bekasi/Cikarang dan akan terus bertambah setelah mendapat sertifikasi dan melawati serangkaian uji dan test sesuai dengan peraturan dari Kementerian Perhubungan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Hindia
-

Kapal Induk Amerika yang Melintas di Laut Natuna Ternyata Bertenaga Nuklir, TNI Buka Suara
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Beredar informasi di masyarakat mengenai kapal induk Amerika Serikat USS Nimitz (CVN-68) beserta kapal pengawalnya melintas di Laut Natuna Utara menuju Selat Singapura, melintasi Selat Malaka, dan selanjutnya bergerak ke arah Samudera Hindia.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Kristomei Sianturi menyampaikan bahwa TNI berterima kasih atas kepedulian masyarakat melaporkan keberadaan kapal perang asing, hal tersebut merupakan wujud kecintaan kepada negara dan cerminan Sishankamrata.
“Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat atas kepeduliannya telah melaporkan keberadaan Kapal perang asing, ini adalah wujud dan cerminan Sishankamrata, kita bersama-sama menjaga keamanan dan kedaulatan negara,” ujarnya melalui keterangan tertulis, dikutip pada Kamis (26/6/2025).
Terkait Kapal Induk USS Nimitz tersebut Kapuspen TNI menegaskan bahwa aktivitas pelayaran kapal induk bertenaga nuklir tersebut sepenuhnya mematuhi aturan internasional.
“Kapal induk USS Nimitz berlayar melalui Selat Malaka dengan memanfaatkan Hak Lintas Transit, yang diatur dalam Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS) 1982. Sesuai aturan, setiap kapal asing, termasuk kapal perang, diperbolehkan melintas tanpa memerlukan izin negara pantai, selama memenuhi ketentuan pelayaran internasional dan tidak mengancam keamanan wilayah yang dilintasi,” terangnya.
Lebih lanjut Kapuspen TNI menjelaskan, dalam pelayaran ini, USS Nimitz dikawal oleh tiga fregat tempur Angkatan Laut AS, yaitu USS Curtis Wilbur (DDG-54), USS Gridley (DDG-101), dan USS Lenah Sutcliffe Higbee (DDG-123).
-

Selat Hormuz, Nuklir, dan Eskalasi Krisis
Jakarta –
Geopolitik adalah pelajaran tentang negosiasi dan daya tawar negara dalam percaturan politik dunia. Dalam situasi perang, Iran punya dua tawar dalam negosiasi. Dua-duanya berdampak pada skala perang dan dampaknya terhadap dunia. Pertama adalah selat Hormuz, kedua adalah program nuklir.
Selat Hormuz
Selat Hormuz adalah celah sempit, terletak di di antara Oman dan Iran, yang menghubungkan Teluk Persia dan Laut Arab. Panjangnya 39 kilometer, lebarnya 33 hingga 95 kilometer. Selat Hormuz adalah chokepoint terpenting dalam lalu lintas pasokan seperempat minyak dunia. Sekitar 21 juta barel per hari minyak diangkut melalui selat ini, dengan nilai ekonomi mencapai US$ 600 miliar per tahun.
Selat ini istimewa karena menjadi satu-satunya rute maritim tercepat untuk menyalurkan migas dari negara-negara Teluk ke perairan dunia. Melaui Selat Hormuz, kapal tanker berlayar dari kawasan Teluk ke Laut Arab dan Samudra Hindia, menuju negara-negara tujuan ekspor. Meski berkali-kali menggunakan Selat Hormuz sebagai senjata diplomasi, Iran tidak pernah benar-benar berhasil menutupnya.
Selama perang Irak-Iran (1980-1988), Iran menebar ranjau di perairan Teluk, tetapi Central Command (CENTCOM) AS berhasil menghancurkannya melalui Operasi Praying Mantis pada 1988. Pada 2012, seiring sanksi embargo Barat, Iran mengancam akan menutup selat Hormuz. Ketua Komisi Ekonomi parlemen Iran mengancam, “kami tidak akan membiarkan setetes pun minyak melalui Selat Hormuz, jika kami dikenai sanksi.”
Kenyataannya, Iran tidak pernah benar-benar memblokir Selat Hormuz. Iran hanya mengintimidasi kapal-kapal yang melewati selat tersebut, seperti dengan menyita dua kapal pada 2023 dan satu kapal pada 2024. Penutupan Selat Hormuz tidak hanya akan mengganggu pasokan minyak global, tetapi menutup keran ekspor Iran sendiri, yang berarti mengganggu aliran pendapatan utamanya dari ekspor minyak.
Pasca Operasi Godam Tengah Malam oleh militer AS pada Sabtu (21/6/2025), Iran kembali menebar ancaman untuk menutup Selat Hormuz. Keputusan ini dilaporkan disetujui secara bulat oleh anggota parlemen.
Akankan Iran membuktikan ancamannya? Jika iya, berapa lama? Apa dampaknya bagi dunia?
Selama periode panjang ketegangan di kawasan Teluk, Iran telah berinvestasi meningkatkan kapasitas militernya untuk menjaga selat Hormuz dengan kombinasi ranjau, perahu kecil, rudal jelajah antikapal, kapal selam, dan rudal balistik. Sejumlah analis menyebut, meskipun kemampuan militer Iran meningkat dalam beberapa dekade, Iran hanya sanggup menutup Selat Hormuz selama seminggu.
Dunia, terutama AS, berkepentingan mengamankan jalur minyaknya dari Teluk Persia. Begitu Angkatan Laut AS menyerbu, Iran terpaksa membuka kembali jalur tersebut. Namun, jika Iran berhasil menutup Selat Hormuz lebih lama, dunia akan demam karena gangguan pasokan energi. Harga minyak dipastikan melambung tinggi. Harian terkemuka Turki, Hürriyet, menyebut harga minyak berpotensi melonjak hingga US$130 per barel.
lanjut ke halaman berikutnya
Program Nuklir
Program nuklir dunia, termasuk Iran, tidak terlepas dari konstelasi politik. Sebelum rezim Shah digulingkan oleh revolusi Islam pada 1979, Iran memulai program nuklir untuk energi dengan bantuan AS dan Eropa. Pada 1967, AS memasok reaktor nuklir untuk riset berkapasitas 5 MW. Dikawal AS, Iran menandatangani traktat non-proliferasi (NPT) yang mulai berlaku pada 5 Maret 1970.
Sejak 1974 hingga 1978, Iran melaksanakan penelitian dan pendidikan nuklir di Universitas Teheran. Rezim Shah menginvestasikan US$1 miliar di pabrik pengayaan uranium Prancis milik Eurodif. Kontrak ditandatangani dengan Kraftwerk Union, anak perusahaan Siemens, untuk membangun dua reaktor berkapasitas 1.200 MW di Bushehr. Dengan Framatome, Iran merundingkan kontrak pembangunan dua reaktor tambahan berkapasitas 900 MW.
Angin politik berubah setelah revolusi 1979. Di bawah Ayatullah Khomeini, Iran adalah seteru Barat yang paling lantang. Setelah perang dengan Irak (1980-1988), fasilitas nuklir Iran luluh lantak.
Dibantu Rusia, China, dan Pakistan, Iran merenovasi program nuklirnya, kali ini di bawah ancaman Barat. Iran menandatangani protokol kerja sama nuklir dengan China pada 1985 dan 1990.
Pada 1995, Iran menyelesaikan protokol kerja sama dengan Rusia untuk pembangunan reaktor Bushehr dan pabrik pengayaan uranium. Iran juga menerima teknologi pengayaan uranium melalui jaringan rahasia yang dijalankan oleh ilmuwan Pakistan, AQ Khan.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mencurigai proyek nuklir Iran berkembang ke tujuan non-sipil melalui Proyek Amad. Iran diduga memperkaya uranium untuk mengintegrasikan muatan nuklir dan memproduksi bahan peledak.
Natanz dibangun sebagai fasilitas pengayaan uranium, Arak dikembangkan sebagai fasilitas produksi air berat. Natanz dapat menyediakan uranium tingkat senjata, Arak membantunya memperoleh plutonium tingkat senjata.
Sanksi demi sanksi dijatuhkan Barat dan PBB yang dikendalikan AS dan sekutunya. Tetapi, Iran bergeming. Sanksi yang dijatuhkan tidak membuat Iran mati dan proyek nuklirnya gulung tikar. Atas tekanan IAEA, rencana Amad ditutup, tetapi proyeknya berlanjut di bawah Organisasi Inovasi dan Penelitian Pertahanan (SPND).
Pada April 2006, Iran mengumumkan berhasil memperkaya uranium hingga tingkat 3,6%. Pada 2009, Barat membocorkan informasi tentang pabrik pengayaan bahan bakar Fordow (FFEP), fasilitas kedua yang telah dibangun Iran selama bertahun-tahun.
Pada 2016, Iran telah menghasilkan cukup bahan fisil tingkat senjata untuk bom nuklir, dengan pengayaan lebih lanjut, dalam waktu dua atau tiga bulan. Pengayaan uranium Iran mencapai tingkat 60%. Tidak butuh waktu lama mencapai tingkat 90% untuk menghasilkan bom nuklir.
lanjut ke halaman berikutnya
Ini dalih Israel menyerbu Iran. Terlepas adakah bukti Iran sudah punya senjata nuklir, perang saat ini membuktikan Iran bukan negara ‘kaleng-kaleng’ dan Israel ketemu lawan tanding sepadan.
Berbeda dengan Iran, Amerika dan Eropa menerapkan standar ganda terhadap Israel. Israel dibiarkan tidak meratifikasi traktat non-proliferasi (NPT). Israel membangun senjata nuklir, sebagaimana dibocorkan oleh mantan teknisinya, Mordechai Vanunu.
Ini terungkap dalam artikel heboh di The Sunday Times pada Oktober 1986 bertajuk “Revealed: the secrets of Israel’s nuclear arsenal.” Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) melaporkan, Israel sudah mempunyai 90 hulu ledak nuklir. Jika Iran dan Israel sama-sama telah mempunyai senjata nuklir, terbuka prospek untuk saling menahan diri. Di antara konsensus negara nuklir, mereka sepakat untuk tidak lumat oleh senjata yang dibuat sendiri.
Dampak bagi Indonesia
Konflik akan eskalatif jika Iran betul-betul menutup selat Hormuz. Dunia, termasuk Indonesia, akan merasakan dampaknya. Saat pasokan seret, harga minyak melambung.
Indonesia tidak seperti dulu, saat pecah perang Yom Kippur pada 1973. Ketika Arab-Israel tegang, Indonesia justru menikmat windfall profit dari kenaikan harga minyak dunia.
Saat itu, status Indonesia adalah eksportir. Sekarang Indonesia importir netto. Setiap kenaikan 1 US$ harga minyak, APBN diperkirakan tekor Rp 1,5 triliun untuk subsidi dan kompensasi.
Sekarang harga minyak sudah merambat naik mendekati asumsi APBN 2025 sebesar US$ 82 per barel. Jika selat Hormuz ditutup, harga minyak akan melambung di atas US$ 100 per barel. Dunia akan demam. Dampak krisis akan meluas. Krisis energi bisa menjadi pintu masuk bagi krisis politik dan ekonomi.
Indonesia mengandalkan sebagian impornya dari Timur Tengah, baik minyak mentah maupun produk kilang. Pada 2024, dari total impor crude sebesar 125,7 juta barel, Indonesia mengimpor dari Arab Saudi sebesar 25,6 juta barel (20,3%). Untuk produk kilang, dari 275,2 juta barel impor, Indonesia mengimpor dari Arab Saudi 13,4 juta barel (4,8%), Uni Emirat Arab 12,5 juta barel (4,6%), Qatar 6,5 juta barel (2,3%), Kuwait 3,9 juta barel (1,4%), dan Bahrain 1,2 juta barel (0,4%).
Ini negara-negara yang jalur pelayarannya melewati Selat Hormuz. Dari total impor, risiko gangguan pasokan dari Selat Hormuz mencapai 16%. Indonesia bisa mengalihkan rute ke alternatif lain, tetapi biaya logistiknya lebih mahal.
Dampak lain bagi Indonesia adalah tekanan fiskal. Jika harga minyak tembus di atas US$ 100 per barel, Indonesia harus memikul beban subsidi lebih berat. Pada 2024, beban subsidi dan kompensasi energi mencapai Rp 407,1 triliun.
Bagi APBN yang sudah defisit sejak awal tahun, kondisi ini akan memaksa Pemerintah memangkas subsidi. Ini dilakukan dengan menaikkan harga energi, baik BBM maupun listrik. Di tengah penurunan daya beli, langkah ini bisa menimbulkan gejolak sosial dan politik. Karena itu, pemerintah perlu mengantisipasi potensi krisis ini sejak dini.
M. Kholid Syeirazi
Direktur Eksekutif Center for Energy Policy
Dosen Fakultas Ilmu Administrasi UI -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3018311/original/036799900_1578647640-shutterstock_123745735.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ragam Olahan Ikan Tuhuk, Sang Maskot Kabupaten Pesisir Barat
Liputan6.com, Lampung – Ikan tuhuk atau blue marlin dikenal sebagai maskot Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Ikan ini banyak diolah menjadi makanan lezat khas Lampung.
Keberadaan ikan tuhuk sebagai ikon Kabupaten Pesisir Barat dibuktikan dengan keberadaan patung berupa tugu. Selain itu, ikan tuhuk juga tampil dalam logo daerah dan kerap dijadikan sebagai bahan dasar lomba masak tingkat kabupaten.
Mengutip dari Portal Informasi Indonesia, ikan tuhuk memiliki ciri khas berupa moncong bertombak dengan sirip tegak. Ikan ini menjadi tangkapan favorit nelayan di perairan Samudra Hindia di dekat Krui.
Bobot ikan tuhuk mencapai 200 kilogram. Oleh sebab itu, ikan ini hanya bisa ditangkap dengan cara dipancing.
Daging ikan tuhuk berwarna merah dengan tekstur tebal dan padat, mirip tuna. Ikan ini sangat mudah ditemukan di pasar-pasar sekitar Krui.
Ikan tuhuk yang banyak dijual di pasar adalah marlin hitam, bukan marlin biru. Hal ini karena marlin hitam lebih mudah ditangkap.
Oleh masyarakat setempat, ikan tuhuk juga disebut sebagai setuhuk kendati atau ikan nibung. Ikan ini menjadi rahasia lezatnya kuliner khas Lampung.
1. Gulai Taboh Iwak Tuhuk
Salah satu kuliner berbahan dasar ikan tuhuk yang paling populer adalah gulai taboh iwak tuhuk atau gulai segar ikan marlin. Masakan khas pesisir ini dibuat dengan tambahan rempah-rempah, seperti kunyit, jahe, bawang merah, batang serai, garam, cabai merah yang dihaluskan, dan santan kelapa.
Selain itu, ada pula sentuhan belimbing wuluh untuk menambahkan cita rasa segar. Tak jarang, beberapa bonggol petai juga ditambahkan.
Ikan tuhuk yang dimasak menjadi gulai taboh iwak tuhuk biasanya dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Penggunaannya pun sesuai selera, tak ada pakem khusus.
2. Perosmasin Ikan Tuhuk
Selain gulai taboh iwak tuhuk, ikan khas ini juga menjadi bahan dasar masakan berkuah lainnya. Adalah perosmasin ikan tuhuk atau asam pedas ikan marlin yang dibuat tanpa menggunakan santan.
Kedua masakan ini dibuat dengan menggunakan bahan baku yang mirip. Perbedaanya hanya pada absennya santan dalam perosmasin ikan tuhuk.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1754132/original/067064600_1509258488-WhatsApp_Image_2017-10-29_at_12.30.11.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Waruga, Makam Batu Para Leluhur Minahasa yang Menyimpan Jejak Sejarah dan Keagungan Budaya
Selain itu, keberadaan waruga juga menunjukkan tingginya rasa hormat masyarakat Minahasa terhadap leluhur mereka. Ritual-ritual penyucian dan penghormatan masih sering dilakukan di sekitar lokasi waruga, membuktikan bahwa hubungan antara dunia yang terlihat dan yang tak kasat mata masih erat dalam kehidupan masyarakat lokal.
Namun, di balik kemegahan dan nilai budaya tinggi yang dimiliki waruga, peninggalan ini juga sempat menghadapi masa-masa penuh tantangan. Pada masa kolonial dan setelah masuknya ajaran Kristen ke Minahasa, praktik pemakaman dengan waruga dianggap bertentangan dengan ajaran agama baru.
Pemerintah kolonial Hindia Belanda bahkan mengeluarkan larangan penggunaan waruga sebagai tempat penguburan pada awal abad ke-19, karena dianggap tidak higienis dan berpotensi menyebarkan penyakit.
Akibatnya, banyak waruga yang ditinggalkan, dirusak, atau dipindahkan dari lokasi aslinya. Meski begitu, semangat masyarakat Minahasa dalam melestarikan warisan leluhur mereka tidak pernah padam.
Kini, waruga-waruga yang tersisa menjadi situs sejarah yang dilindungi dan menjadi daya tarik budaya yang mengundang wisatawan, peneliti, hingga spiritualis dari berbagai penjuru dunia untuk menyaksikan langsung jejak peradaban kuno Minahasa yang tak ternilai harganya.
Keberadaan waruga yang tersebar di beberapa daerah seperti Sawangan, Airmadidi, dan Rap-Rap bukan hanya memperkaya narasi sejarah Indonesia, tetapi juga menegaskan bahwa setiap budaya lokal memiliki cara unik dan penuh makna dalam memaknai kehidupan dan kematian.
Dalam dunia yang semakin modern dan serba cepat ini, waruga hadir sebagai pengingat akan pentingnya menjaga warisan budaya dan mengenang akar sejarah yang membentuk jati diri bangsa. Karena pada akhirnya, sebagaimana jenazah dalam waruga yang kembali dalam posisi janin, manusia akan selalu kembali ke asalnya dan budaya adalah benang yang menyatukan perjalanan tersebut.
Penulis: Belvana Fasya Saad
-

Mantan Senator Beberkan Kepentingan Orang Pusat dan Asing di Aceh
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Senator Aceh, Fachrul Razi menyebut ada kepentingan orang pusat dan asing di Aceh. Itu karena letaknya strategis dan Sumber Daya Alam (SDA).
Ia menjelaskan, Aceh merupakan provinsi yang berada di ujung Sumatera. Pintu gerbang Indonesia Barat.
“Satu sisi dia merupakan gadis cantik yang dijaga agar tidak diambil oleh negara lain, tapi di sisi lain dia tidak diber kesempatan untuk jadi provinsi yang kaya dan makmur,” kata Fachrul di YouTube Forum Keadilan TV, dikutip Selasa (24/6/2025).
“Dijaga tidak dipercantik. Bahkan dikerdilkan, ibarat bonsai. Jadi Aceh itu
sampai kapanpun dia akan dibonsaikan,” tambahnya.Selain itu, ia mengatakan Aceh berada di letak geopolitik yang sangat strategis. Berada di dekat Selat Malaka, Laut China Selatan, dan Samudera Hindia.
“Jadi ada tiga wilayah yang diperebutkan dunia. Baik itu Amerika, baik itu China. Artinya ada kepentingan,” terangnya.
Di sisi lain, ia mengungkapkan ada oknum pusat juga yang punya kepentingan. Baik untuk bisnis atau perpanjangan tangan kepentingan asing.
“Oknum-oknum di pusat ini juga punya kepentingan. Baik untuk menjalankan bisnis pribadinya maupun jadi agen tangan global untuk mengeluarkan regulasi yang menguntungkan dua kekuatan ini,” paparnya.
Apalagi, kata dia, Aceh punya SDA
melimpah. Mulai Minyak dan Gas (Migas) hingga uranium.“Aceh punya potensi Sumber Daya Alam. saya katakan, Sumber Daya Alam minyak, potensi yang sekarang ditemukan nikel. Berpotensi. Emas berpotensi di Aceh sangat tinggi sekali,” pungkasnya.
/data/photo/2025/06/30/6862180128c1b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)



