Tag: Hindia

  • 3
                    
                        Ditemukannya Terakota Kuno Saat Penggalian Proyek MRT Jakarta
                        Megapolitan

    3 Ditemukannya Terakota Kuno Saat Penggalian Proyek MRT Jakarta Megapolitan

    Ditemukannya Terakota Kuno Saat Penggalian Proyek MRT Jakarta
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Proyek pembangunan Mass Rapid Transit (
    MRT
    ) Jakarta ternyata tak hanya menyimpan cerita tentang modernisasi transportasi.
    Di balik penggalian tanah untuk jalur MRT Fase 1 dan Fase 2A, sejumlah temuan bersejarah ikut terungkap, mulai dari saluran
    terakota kuno
    , jalur
    trem
    zaman kolonial, hingga granat sisa masa penjajahan.
    Penemuan ini disampaikan langsung oleh Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta (Perseroda), Weni Maulina, dalam program MRTJ Fellowship 2025 yang berlangsung di Jakarta, Kamis (17/7/2025).
    “Kalau ditanya ada kejadian di luar prediksi, jawabannya ada. Kami pernah menemukan jalur trem saat menggali tanah,” ujar Weni.
    Jalur trem yang dimaksud ditemukan saat penggalian di kawasan Jalan Gajah Mada dan Jalan Hayam Wuruk, dan diduga berasal dari masa kolonial Belanda.
    Selain itu, pada kedalaman sekitar 47 meter, tim konstruksi juga menemukan sebuah granat yang diduga peninggalan zaman penjajahan.
    Namun yang paling menarik adalah penemuan saluran air kuno berbahan terakota, yaitu saluran yang dibuat dari tanah liat yang dibakar.
    Saluran ini mengindikasikan adanya sistem utilitas perkotaan yang telah tertata sejak era Hindia Belanda.
    “Kami juga menemukan saluran terakota kuno. Makanya kami turut mengundang arkeolog dari Universitas Indonesia untuk mengawal pembangunan,” jelas Weni.
    Sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian temuan sejarah tersebut, MRT Jakarta menghadirkan galeri bawah tanah yang dirancang khusus di dua stasiun ikonik: Stasiun Monas dan Stasiun Kota.
    Di Stasiun Monas, galeri akan menyajikan arsitektur bangunan bersejarah dengan konsep yang mengangkat tema-tema lokal.
    Sementara di Stasiun Kota, akan dipamerkan berbagai
    artefak
    dan
    benda cagar budaya
    yang ditemukan selama pembangunan berlangsung.
    “Kami sedang berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta untuk mengkurasi benda-benda apa saja yang akan dipamerkan,” kata Weni.
    Untuk memastikan temuan-temuan ini tidak rusak atau hilang, PT MRT Jakarta secara aktif bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta dan tim arkeolog Universitas Indonesia.
    Pendekatan kolaboratif ini menjadi penting untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan infrastruktur modern dan pelestarian warisan sejarah kota.
    (Reporter: Dzaky Nurcahyo | Editor: Larissa Huda)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Biografi Ki Hajar Dewantara, Pendiri Taman Siswa dan Bapak Pendidikan Indonesia

    Biografi Ki Hajar Dewantara, Pendiri Taman Siswa dan Bapak Pendidikan Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA – Ki Hajar Dewantara adalah sosok pelopor dalam dunia pendidikan Indonesia, yang dikenal sebagai pendiri Taman Siswa. Dia juga terkenal sebagai tokoh utama yang memperjuangkan hak pendidikan bagi rakyat Indonesia pada masa penjajahan.

    Dengan semangat kebangsaan dan kepedulian tinggi terhadap nasib anak-anak bangsa, dia meletakkan dasar pendidikan nasional yang merdeka dan berpihak pada rakyat kecil. Karena jasanya yang luar biasa, dia diberi gelar Bapak Pendidikan Nasional.

    Dikutip dari Arsip Nasional, Kamis (17/7/2025), Ki Hajar Dewantara memiliki peran yang besar dalam pendidikan di Indonesia dan memulai pergerakan. hal ini sudah tercermin sejak masa kecilnya. 

    Profil Ki Hajar Dewantara

    Nama Lahir: Raden Mas Soewardi Soerjaningrat
    Nama Populer: Ki Hajar Dewantara
    Tempat, Tanggal Lahir: Yogyakarta, 2 Mei 1889
    Tempat, Tanggal Wafat: Yogyakarta, 26 April 1959
    Kebangsaan: Indonesia
    Agama: Islam
    Pendidikan: Europeesche Lagere School (ELS), School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA)
    Gelar Kehormatan: Pahlawan Nasional Indonesia, Bapak Pendidikan Nasional

    Masa Kecil Ki Hajar Dewantara

    Ki Hajar Dewantara lahir dari keluarga bangsawan Keraton Yogyakarta, yang memungkinkannya mengakses pendidikan formal sejak kecil. Sebagai anak dari keluarga priyayi, dia mendapatkan fasilitas pendidikan Barat yang jarang dimiliki oleh anak-anak pribumi lainnya.

    Sejak kecil, Soewardi sudah menunjukkan rasa empati yang tinggi terhadap rakyat jelata yang tidak mendapatkan kesempatan belajar. Kondisi inilah yang kemudian membentuk cita-citanya untuk menjadikan pendidikan sebagai alat perjuangan sosial.

    Riwayat Pendidikan

    Ki Hajar Dewantara memulai pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah dasar berbahasa Belanda. Setelah itu, ia melanjutkan ke STOVIA di Batavia, sekolah kedokteran khusus untuk pribumi. Namun, karena kondisi kesehatan yang kurang baik, ia tidak berhasil menyelesaikan pendidikannya. Meski begitu, semangat belajarnya tak pernah padam. Ia terus mengembangkan pengetahuan melalui dunia jurnalistik dan pergerakan politik.

    Karier dan Kiprah Ki Hajar Dewantara

    Setelah meninggalkan pendidikan formal, Ki Hajar aktif sebagai wartawan. Ia menulis artikel-artikel tajam yang mengkritik ketidakadilan kolonial, salah satunya yang paling terkenal berjudul “Als Ik Een Nederlander Was” (Seandainya Aku Seorang Belanda). Artikel tersebut diterbitkan tahun 1913 untuk menolak perayaan kemerdekaan Belanda yang justru mengabaikan penderitaan rakyat Indonesia. Karena tulisannya ini, ia bersama Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo diasingkan ke Belanda oleh pemerintah kolonial.

    Selama masa pengasingan, Ki Hajar mempelajari sistem pendidikan Eropa, khususnya metode pembelajaran yang menekankan pada pembentukan karakter dan kebebasan berpikir. Sekembalinya ke tanah air, pada 3 Juli 1922, ia mendirikan Perguruan Taman Siswa di Yogyakarta.

    Sekolah ini membuka akses pendidikan bagi anak-anak pribumi tanpa memandang kelas sosial. Kurikulumnya pun menekankan nilai-nilai nasionalisme, kebudayaan lokal, dan kemerdekaan berpikir.

    Perjuangan dan Kontribusi

    Ki Hajar Dewantara tidak hanya berjasa dalam dunia pendidikan, tetapi juga berperan aktif dalam pergerakan nasional. Ia adalah anggota Boedi Oetomo dan turut mendirikan Indische Partij—salah satu partai politik pertama di Hindia Belanda yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ia memanfaatkan dunia pendidikan sebagai medium perlawanan intelektual terhadap kolonialisme.

    Dengan filosofi pendidikan yang mengedepankan kemerdekaan, ia melahirkan konsep pembelajaran yang mendidik tanpa menindas. Ia percaya bahwa pendidikan adalah hak semua anak bangsa, dan harus dilakukan dengan kasih sayang, keteladanan, dan penghargaan terhadap kebudayaan sendiri.

    Warisan Ki Hajar Dewantara

    Dikutip dari Kemdikbud, warisan terbesarnya adalah konsep pendidikan yang memerdekakan manusia, serta lembaga Taman Siswa yang hingga kini masih berdiri. Prinsip-prinsip pendidikan yang ia rintis telah menjadi landasan kurikulum nasional. Pemerintah menetapkan tanggal lahirnya, 2 Mei, sebagai Hari Pendidikan Nasional untuk mengenang jasanya.

    Pemikirannya masih menjadi acuan dalam dunia pendidikan modern Indonesia, terutama pada aspek pembangunan karakter, kebudayaan, dan pengembangan potensi individu.

    Semboyan dan Kutipan Ki Hajar Dewantara

    Semboyan terkenal yang hingga kini menjadi filosofi dasar pendidikan Indonesia adalah:

    “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.”

    Maknanya: Di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberikan dorongan. Semboyan ini menunjukkan bahwa peran pendidik adalah membimbing dengan keteladanan, membangun semangat bersama peserta didik, dan memberikan dukungan secara berkelanjutan.

    Selain semboyan tersebut, berikut beberapa kutipan penting dari Ki Hajar Dewantara yang menggambarkan pemikiran dan perjuangannya:

    “Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah.”
    “Pendidikan adalah usaha kebudayaan untuk menuntun segala kekuatan kodrat pada anak-anak.”
    “Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidikan hanya menuntun tumbuhnya kodrat itu.”
    “Kemerdekaan yang sejati adalah kemerdekaan dalam berpikir dan berkarya.”
    “Tujuan pendidikan adalah membentuk manusia merdeka, mandiri, dan bertanggung jawab.”
    “Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan manusiawi.”
    “Kebudayaan adalah hasil budi daya manusia yang luhur; pendidikan harus memperkuat budaya itu.”
    “Ilmu tanpa budi pekerti adalah seperti api tanpa cahaya.”
    “Pendidikan harus dilaksanakan dengan cinta, bukan dengan paksaan.”
    “Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang membuat anak-anak bahagia.”

    Kematian Ki Hajar Dewantara

    Ki Hajar Dewantara wafat pada 26 April 1959 di Yogyakarta. Ia dimakamkan di Taman Wijaya Brata, sebuah kompleks pemakaman yang didedikasikan untuk tokoh-tokoh penting bangsa. Setelah wafat, pemerintah Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional. Namanya terus dikenang sebagai sosok yang berjasa besar dalam membangun pondasi pendidikan nasional.

    Disclaimer: Artikel ini dihasilkan dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) dan telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi Bisnis.com untuk memastikan akurasi dan keterbacaan informasi.

  • Peringatan Dini BMKG Cuaca Indonesia Kamis 17 Juli 2025: Berpotensi Hujan Ringan hingga Lebat – Page 3

    Peringatan Dini BMKG Cuaca Indonesia Kamis 17 Juli 2025: Berpotensi Hujan Ringan hingga Lebat – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini berupa potensi hujan ringan, sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang di berbagai kota besar di Indonesia pada Kamis (17/7/2025).

    Dikutip dari laman resmi BMKG, Prakirawan Sentia Arianti mengatakan, secara umum daerah konvergensi memanjang di Laut Filipina dan perairan timur Filipina, Samudra Hindia barat Lampung, Laut Andaman, Laut Aceh, Laut China Selatan, Laut Halmahera, dan Laut Banda.

    “Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah yang dilewati konvergensi atau konfluensi,” kata BMKG dikutip dari Antara, Kamis (17/7/2025).

    Oleh karena itu, pihaknya memprakirakan beberapa kota besar akan berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang, di antaranya Merauke.

    Sementara itu, lanjut Sentia, cuaca beberapa kota besar lainnya akan mengalami hujan ringan, yaitu Bengkulu, Palembang, Pangkal Pinang, Bandar Lampung, Serang, Tanjung Selor, Samarinda, Palangkaraya, Banjarmasin, Palu, Mamuju, Ternate, Ambon, Sorong, Nabire, Jayapura, dan Jayawijaya.

    “Ada pun cuaca Indonesia di beberapa kota besar yang lain diprakirakan hanya akan mengalami kondisi berawan, meliputi Banda Aceh, Padang, Medan, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Jambi, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Mataram, Denpasar, Kupang, Pontianak, Manado, Gorontalo, Kendari, Makassar, dan Manokwari,” papar dia.

    “Untuk prakiraan tinggi gelombang air laut di wilayah Indonesia, BMKG memprakirakan umumnya berada di kisaran 0,5 hingga 2,5 meter,” sambung Sentia.

     

    Musim kemarau tapi nyatanya hujan deras masih mengguyur. Menyikapi fenomena ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan adanya potensi cuaca ekstrem yang masih akan berlangsung hingga Oktober mendatang.

  • Peringatan Dini BMKG Cuaca Indonesia Kamis 17 Juli 2025: Berpotensi Hujan Ringan hingga Lebat – Page 3

    Peringatan Dini BMKG Cuaca Indonesia Kamis 17 Juli 2025: Berpotensi Hujan Ringan hingga Lebat – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini berupa potensi hujan ringan, sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang di berbagai kota besar di Indonesia pada Kamis (17/7/2025).

    Dikutip dari laman resmi BMKG, Prakirawan Sentia Arianti mengatakan, secara umum daerah konvergensi memanjang di Laut Filipina dan perairan timur Filipina, Samudra Hindia barat Lampung, Laut Andaman, Laut Aceh, Laut China Selatan, Laut Halmahera, dan Laut Banda.

    “Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah yang dilewati konvergensi atau konfluensi,” kata BMKG dikutip dari Antara, Kamis (17/7/2025).

    Oleh karena itu, pihaknya memprakirakan beberapa kota besar akan berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang, di antaranya Merauke.

    Sementara itu, lanjut Sentia, cuaca beberapa kota besar lainnya akan mengalami hujan ringan, yaitu Bengkulu, Palembang, Pangkal Pinang, Bandar Lampung, Serang, Tanjung Selor, Samarinda, Palangkaraya, Banjarmasin, Palu, Mamuju, Ternate, Ambon, Sorong, Nabire, Jayapura, dan Jayawijaya.

    “Ada pun cuaca Indonesia di beberapa kota besar yang lain diprakirakan hanya akan mengalami kondisi berawan, meliputi Banda Aceh, Padang, Medan, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Jambi, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Mataram, Denpasar, Kupang, Pontianak, Manado, Gorontalo, Kendari, Makassar, dan Manokwari,” papar dia.

    “Untuk prakiraan tinggi gelombang air laut di wilayah Indonesia, BMKG memprakirakan umumnya berada di kisaran 0,5 hingga 2,5 meter,” sambung Sentia.

     

    Musim kemarau tapi nyatanya hujan deras masih mengguyur. Menyikapi fenomena ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan adanya potensi cuaca ekstrem yang masih akan berlangsung hingga Oktober mendatang.

  • Australia serahkan wilayah Indonesia Timur ke Belanda

    Australia serahkan wilayah Indonesia Timur ke Belanda

    Barisan pasukan NICA (Netherlands Indies Civil Administration) bersiap mengambil alih wilayah Indonesia Timur dari Australia pada 15 Juli 1946. Pengalihan ini menjadi bagian dari upaya Belanda untuk mengembalikan kekuasaan kolonial pasca-Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. (voi.id)

    15 Juli 1946: Australia serahkan wilayah Indonesia Timur ke Belanda
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 15 Juli 2025 – 06:00 WIB

    Elshinta.com – Pada 15 Juli 1946, Australia secara resmi menyerahkan kembali wilayah Indonesia Timur kepada pihak Belanda. Langkah ini dilakukan setelah pasukan Australia, yang sebelumnya mengambil alih dari Jepang pasca-Perang Dunia II, menyelesaikan masa pendudukan militernya di wilayah tersebut, termasuk Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua.

    Penyerahan wilayah ini memperkuat kembali kontrol administratif Belanda melalui Netherlands Indies Civil Administration (NICA), yang berambisi memulihkan kekuasaan kolonial di seluruh Hindia Belanda. Keputusan Australia menjadi pukulan bagi Republik Indonesia yang baru memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 dan tengah berupaya meyakinkan dunia internasional tentang eksistensinya sebagai negara merdeka.

    Australia sendiri, meskipun secara umum bersimpati terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia, masih terikat pada kesepakatan Sekutu yang menempatkannya sebagai penjaga stabilitas di kawasan pasca-kekalahan Jepang. Dalam posisi itu, Australia menerima mandat untuk memulihkan wilayah kepada administrasi sebelumnya, yang dalam hal ini berarti Belanda.

    Peristiwa ini menimbulkan ketegangan antara Republik Indonesia dengan Belanda, serta memperbesar tantangan diplomasi internasional yang harus dihadapi oleh para pemimpin Republik. Wilayah Indonesia Timur menjadi bagian dari strategi Belanda untuk membentuk negara-negara federal di luar Jawa dan Sumatra guna melemahkan kedudukan Republik.

    Meski demikian, penyerahan wilayah ini tidak berlangsung tanpa perlawanan. Di berbagai daerah Indonesia Timur, gerakan rakyat terus menolak kembalinya kekuasaan kolonial, baik melalui perlawanan bersenjata maupun aksi politik. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak hanya berlangsung di pusat, tetapi juga di wilayah pinggiran yang strategis secara geopolitik.

    Sumber : Sumber Lain

  • Alasan Pembatalan Hindia dan Lomba Sihir di Konser Tasikmalaya
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        15 Juli 2025

    Alasan Pembatalan Hindia dan Lomba Sihir di Konser Tasikmalaya Bandung 15 Juli 2025

    Alasan Pembatalan Hindia dan Lomba Sihir di Konser Tasikmalaya
    Tim Redaksi
    TASIKMALAYA, KOMPAS.com
    – Band
    Hindia
    dan
    Lomba Sihir
    dipastikan tidak akan tampil dalam konser
    Ruang Bermusik
    yang dijadwalkan berlangsung di Lanud Wiriadinata, Kota
    Tasikmalaya
    ,
    Jawa Barat
    , pada 19 Juli 2025.
    Keputusan ini diambil setelah mediasi yang dipimpin Kepala Polres Tasikmalaya Kota, AKBP Moh Faruk Rozi, bersama unsur Forkopimda dan para alim ulama.
    Meskipun Hindia dan Lomba Sihir batal tampil, Band Feast tetap menjadi pengisi acara dalam konser tersebut.
    Ketiga band ini, yaitu Hindia, Lomba Sihir, dan Feast, dianggap memiliki akar yang sama karena digawangi oleh Baskara Putra.
    Konser musik Ruang Bermusik direncanakan berlangsung selama dua hari dengan menampilkan berbagai musisi nasional.
    Namun, penolakan terhadap penampilan Hindia dan Lomba Sihir memaksa panitia untuk mengambil langkah drastis.
    “Karena ada atensi dari beberapa ormas yang menganggap Hindia dan Lomba Sihir tidak sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal, akhirnya kami memutuskan untuk men-
    take down
    mereka dari
    line up
    ,” kata Rizki Ginanjar Saputra, promotor sekaligus Founder Ruang Bermusik, saat ditemui di RM Jembar, Jalan Letnan Harun, Kota Tasikmalaya, Selasa (15/7/2025).
    Rizki menjelaskan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya mediasi dengan pihak kepolisian dan stakeholder terkait, termasuk forum yang difasilitasi Polres Tasikmalaya.
    Meskipun telah ada penjelasan perinci mengenai konsep dan isi acara, perbedaan pandangan tetap muncul.
    “Kami sudah berusaha menjelaskan secara perinci dalam forum yang dimediasi Polres. Namun pada akhirnya, agar acara tetap bisa terselenggara dengan lancar, kami memilih menurunkan Hindia dan Lomba Sihir dari panggung,” jelasnya.
    Keberlangsungan acara menjadi prioritas utama bagi Rizki.
    “Yang terpenting adalah acara tetap berjalan. Ruang Bermusik lahir di Tasik, untuk Tasik. Kalau acara sampai batal, dampaknya akan lebih besar, tidak hanya bagi kami, tapi juga ekonomi kreatif dan masyarakat luas,” lanjutnya.
    Acara akan tetap dilaksanakan di lokasi yang sama meskipun tanpa Hindia dan Lomba Sihir.
    Pengisi acara lainnya, seperti Feast, Maliq and D’Essential, Nadin Amizah, Whisnu Santika, Perunggu, dan Adhan Veron x HBRP, tetap akan tampil.
    Promotor telah menjual sekitar 7.000-8.000 tiket untuk dua hari pelaksanaan Ruang Bermusik dengan harga bervariasi mulai dari Rp100.000 hingga Rp200.000, tergantung waktu pembelian.
    Terkait dampak pembatalan tersebut, Rizki mengakui bahwa pihaknya mengalami kerugian secara komersial, terutama dari sisi sponsor yang awalnya tertarik karena nama besar Hindia.
    “Pengaruhnya besar, terutama untuk sponsor. Karena perjanjian awal dengan mereka sudah mencantumkan nama Hindia sebagai daya tarik utama. Tapi lagi-lagi, acara tetap jalan adalah hal yang paling utama,” tambahnya.
    Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Moh Faruk Rozi menegaskan, panitia penyelenggara telah menempuh semua prosedur perizinan sesuai ketentuan yang berlaku.
    “Panitia sudah mengurus seluruh izin kegiatan sesuai prosedur. Kami juga sudah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan kegiatan berjalan dengan aman dan tertib,” ujar AKBP Faruk Rozi.
    Koalisi Masyarakat Sipil memberikan penghargaan kepada Polres Tasikmalaya Kota atas peran mediasi yang dinilai profesional dan adil dalam menjaga ketertiban serta memastikan hak kebebasan berekspresi warga tetap terlindungi.
    Konser yang akan digelar pada 19 Juli tersebut diharapkan berjalan dengan aman dan tertib, sekaligus menjadi simbol komitmen bersama untuk menjaga citra Kota Tasikmalaya sebagai ruang yang inklusif dan toleran.
    Sebelumnya, sekelompok masyarakat menolak penampilan Hindia karena liriknya dinilai tidak sesuai dengan norma agama.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ini 25 Pahlawan Kemerdekaan Indonesia dan Perannya dalam Sejarah

    Ini 25 Pahlawan Kemerdekaan Indonesia dan Perannya dalam Sejarah

    Bisnis.com, JAKARTA – Pahlawan kemerdekaan adalah tokoh-tokoh yang berjuang untuk membebaskan Bangsa Indonesia dari penjajahan. Para pahlawan datang latar belakang yang berbeda, ada militer, ulama, perempuan, dan kaum intelektual.

    Pahlawan kemerdekaan dikenang karena semangat juang, pengorbanan, dan kontribusi mereka dalam mewujudkan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.

    Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

    Perjuangan kemerdekaan Indonesia berlangsung berabad-abad silam, sejak masa penjajahan Portugis, Belanda, hingga Jepang. Cara yang dilakukan rakyat Indonesia adalah melakukan perlawanan-baik diplomasi, gerakan bawah tanah, hingga perjuangan bersenjata.

    Masa pergerakan nasional dimulai sekitar awal abad ke-20 ketika muncul organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, dan kemudian Partai Nasional Indonesia (PNI). Semangat kebangsaan semakin kuat hingga akhirnya proklamasi kemerdekaan dikumandangkan oleh Soekarno dan Hatta.

    Daftar 25 Pahlawan Kemerdekaan Indonesia dan Perannya

    1. Ir. Soekarno

    Dilansir dari Arsip Nasional, Selasa (15/7/2025), Soekarno adalah Presiden pertama Republik Indonesia dan proklamator kemerdekaan bersama Mohammad Hatta. Soekarno adalah tokoh penting nasional yang memperjuangkan kemerdekaan melalui Partai Nasional Indonesia (PNI). Dia dikenal sebagai pencetus Pancasila.

    Perannya tidak hanya pada saat proklamasi, tetapi juga dalam menyatukan berbagai elemen bangsa lewat semangat nasionalisme dan anti-kolonialisme. Gagasan-gagasannya masih menjadi dasar negara hingga kini.

    2. Dr. Mohammad Hatta

    Mohammad Hatta, atau Bung Hatta adalah Wakil Presiden pertama Indonesia dan salah satu proklamator kemerdekaan. Dia merupakan tokoh intelektual yang mempelajari ekonomi dan politik di Belanda.

    Perannya sangat penting dalam diplomasi internasional pasca-proklamasi, termasuk pengakuan kedaulatan oleh Belanda lewat Konferensi Meja Bundar. Hatta juga dikenal sebagai pelopor koperasi di Indonesia.

    3. Ki Hajar Dewantara

    Ki Hajar Dewantara adalah tokoh penting dalam bidang pendidikan. Dia mendirikan Perguruan Taman Siswa pada tahun 1922, sebuah lembaga pendidikan yang memberikan akses belajar bagi anak-anak pribumi tanpa diskriminasi.

    Dalam salah satu tulisannya yang terkenal, ia menyatakan bahwa pendidikan harus “membentuk manusia merdeka lahir dan batin.” Melalui pendekatannya yang humanis dan nasionalis, Ki Hajar menanamkan semangat kebangsaan dan kemandirian melalui pendidikan. yang memberikan akses pendidikan bagi pribumi pada masa kolonial Belanda.

    Melalui sistem pendidikan yang ia rancang, Ki Hajar menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan kemandirian. Ia juga dikenal dengan semboyan “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.”

    4. Tan Malaka

    Tan Malaka adalah tokoh revolusioner dan pemikir kiri yang aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari luar negeri. Ia menulis banyak buku politik dan strategi perlawanan.

    Tan Malaka juga sempat diusulkan sebagai Presiden pertama RI. Meskipun pandangannya kontroversial, kontribusinya dalam menyebarkan semangat anti-imperialisme tidak bisa dipungkiri.

    5. Sutan Sjahrir

    Sutan Sjahrir adalah Perdana Menteri pertama Indonesia. Ia dikenal sebagai tokoh muda cerdas yang menjembatani diplomasi dengan negara-negara barat.

    Perannya sangat penting dalam masa awal kemerdekaan, terutama dalam menjaga eksistensi Republik di tengah tekanan militer dan politik dari Belanda dan sekutunya.

    6. H.O.S. Tjokroaminoto

    Haji Oemar Said Tjokroaminoto adalah pemimpin Sarekat Islam dan salah satu tokoh besar dalam pergerakan nasional. Ia dikenal sebagai guru para tokoh besar seperti Soekarno, Semaoen, dan Kartosuwiryo, yang kemudian menjadi tokoh penting dalam sejarah Indonesia. Di bawah kepemimpinannya, Sarekat Islam berkembang pesat menjadi organisasi massa terbesar pertama di Hindia Belanda.

    Tjokroaminoto memainkan peran penting dalam memperkenalkan strategi politik modern dan organisasi massa kepada rakyat pribumi. Ia memperjuangkan keadilan sosial, ekonomi, dan kesetaraan melalui pendekatan damai dan sistematis. Ide-idenya menginspirasi banyak generasi perintis kemerdekaan untuk melawan penjajahan dengan cara yang terorganisir dan berbasis kesadaran rakyat.

    7. KH. Ahmad Dahlan

    KH. Ahmad Dahlan adalah pendiri Muhammadiyah, organisasi Islam yang menekankan pentingnya pendidikan dan kesehatan sebagai bagian dari perjuangan kemerdekaan.

    Melalui Muhammadiyah, ia menyebarkan semangat modernisme Islam dan membangun sekolah-sekolah rakyat di berbagai daerah.

    8. KH. Hasyim Asy’ari

    KH. Hasyim Asy’ari adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan ulama kharismatik dari Jombang. Ia memimpin gerakan resolusi jihad yang menyerukan perjuangan bersenjata melawan penjajah.

    Peranannya sangat besar dalam membentuk basis massa santri sebagai kekuatan rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan.

    9. Jenderal Soedirman

    Jenderal Soedirman adalah Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia. Ia memimpin perang gerilya melawan Belanda meski dalam kondisi sakit parah akibat penyakit paru-paru. Dalam keadaan ditandu, ia tetap memimpin pasukannya berpindah-pindah dari hutan ke hutan, menghindari serangan Belanda sambil menjaga semangat pasukan dan rakyat.

    Strategi gerilya yang diterapkannya berhasil memperlihatkan kepada dunia bahwa Indonesia masih memiliki kekuatan militer yang solid dan tak mudah ditaklukkan. Perjuangan Soedirman memberikan dampak besar dalam membakar semangat rakyat untuk tetap mempertahankan kemerdekaan serta mendorong tekanan internasional terhadap Belanda agar mengakui kedaulatan Indonesia.

    10. Sisingamangaraja XII

    Sisingamangaraja XII adalah raja dan pemimpin suku Batak yang memimpin perlawanan terhadap penjajah Belanda di wilayah Tapanuli.

    Ia dikenal karena perjuangannya yang konsisten hingga gugur di medan perang pada 1907.

    11. Pangeran Diponegoro

    Perpustakaan Nasional mencatatkan bahwa Pangeran Diponegoro pernah memimpin perlawanan besar-besaran terhadap penjajah Belanda dalam Perang Jawa (1825–1830). Perjuangan Pahlawan Diponenoro bangkit karena melihat ketidakadilan dan campur tangan Belanda terhadap hak tanah dan budaya lokal Jawa.

    Dengan dukungan rakyat, dia menggunakan strategi perang gerilya yang menyulitkan tentara kolonial. Perjuangannya menjadi simbol kebangkitan rakyat terhadap penjajahan dan dikenang sebagai salah satu perlawanan paling berdampak dalam sejarah Indonesia.

    Dia memimpin perlawanan karena ketidakadilan pemerintah kolonial dan pelanggaran terhadap adat serta tanah leluhur.

    12. Tuanku Imam Bonjol

    Tuanku Imam Bonjol adalah pemimpin Perang Padri di Sumatera Barat. Ia berjuang melawan Belanda dan menentang feodalisme yang menindas rakyat.

    Perjuangannya mencerminkan perpaduan antara semangat keagamaan dan nasionalisme awal.

    13. Teuku Umar

    Teuku Umar adalah pejuang Aceh yang terkenal dengan taktik berpura-pura bekerja sama dengan Belanda untuk memperkuat pasukannya.

    Setelah cukup kuat, ia kembali melawan Belanda dan menjadi sosok strategis dalam Perang Aceh.

    14. Cut Nyak Dien

    Cut Nyak Dien adalah istri Teuku Umar yang melanjutkan perjuangan melawan Belanda setelah suaminya gugur.

    Ia dikenal sebagai pejuang perempuan yang tangguh dan penuh semangat juang hingga akhir hayatnya.

    15. R.A. Kartini

    R.A. Kartini merupakan tokoh perempuan dari Jepara yang memperjuangkan hak perempuan untuk memperoleh pendidikan setara. Dalam surat-suratnya kepada sahabat Belandanya, ia mencurahkan kegelisahannya atas keterbatasan peran perempuan di masyarakat kolonial.

    Pemikiran Kartini dituangkan dalam kumpulan surat yang kemudian diterbitkan dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang.” Melalui gagasan-gagasannya, Kartini menginspirasi lahirnya gerakan emansipasi perempuan Indonesia dan tetap relevan hingga saat ini.

    Pemikirannya dituangkan dalam surat-suratnya yang kemudian dibukukan dan menjadi inspirasi perjuangan kesetaraan gender.

    16. Dewi Sartika

    Dewi Sartika adalah tokoh pendidikan perempuan dari Jawa Barat. Ia mendirikan sekolah perempuan pertama di Bandung pada 1904.

    Ia percaya bahwa pendidikan adalah kunci kemajuan dan kemerdekaan perempuan Indonesia.

    17. Cut Nyak Meutia

    Cut Nyak Meutia adalah pejuang perempuan dari Aceh Utara yang memimpin pasukan rakyat melawan Belanda setelah suaminya gugur.

    Ia dikenal berani turun langsung ke medan perang dan menjadi simbol keberanian perempuan Aceh.

    18. Sutan Takdir Alisjahbana

    Sutan Takdir Alisjahbana adalah sastrawan dan tokoh bahasa yang mendorong pembentukan identitas nasional melalui kebudayaan dan bahasa Indonesia.

    Karyanya mendukung semangat persatuan dan kesadaran nasional sejak masa pergerakan awal.

    19. KH. Zainul Arifin

    KH. Zainul Arifin adalah tokoh Nahdlatul Ulama yang memimpin laskar Hizbullah dalam masa revolusi fisik.

    Ia berperan aktif dalam mengorganisasi kekuatan rakyat berbasis agama untuk mempertahankan kemerdekaan.

    20. Mohammad Natsir

    Mohammad Natsir adalah tokoh Masyumi dan Perdana Menteri RI. Ia menggagas Mosi Integral pada 3 April 1950, yang bertujuan untuk menyatukan kembali wilayah-wilayah Indonesia yang sempat terpecah dalam bentuk negara-negara bagian buatan Belanda seperti Republik Indonesia Serikat (RIS).

    Mosi Integral ini disampaikan di parlemen dan berhasil mengubah bentuk negara dari federal menjadi kesatuan. Perannya sangat penting dalam konsolidasi politik dan memperkuat integrasi nasional pasca-kemerdekaan, menjadikan Indonesia sebagai satu negara kesatuan yang berdaulat dan utuh.

    21. Amir Sjarifuddin

    Amir Sjarifuddin adalah Menteri Pertahanan pertama dan tokoh kiri yang aktif dalam pergerakan pemuda dan buruh.

    Ia turut memimpin laskar revolusi dan berperan dalam awal pembentukan struktur pertahanan negara.

    22. Rasuna Said

    Rasuna Said adalah aktivis perempuan asal Minangkabau yang dikenal sebagai orator hebat dan pembela hak perempuan serta bangsa.

    Ia merupakan satu-satunya perempuan dalam daftar Pahlawan Nasional tahun 1974.

    23. Rohana Kudus

    Rohana Kudus adalah jurnalis perempuan pertama Indonesia. Ia mendirikan surat kabar dan sekolah untuk perempuan pada masa penjajahan.

    Ia memperjuangkan pendidikan dan kebebasan perempuan sebagai bagian dari kemerdekaan bangsa.

    24. Abdul Muis

    Abdul Muis adalah tokoh pergerakan dan penulis. Ia memperjuangkan hak-hak rakyat melalui tulisan dan keterlibatannya dalam organisasi nasional.

    Ia juga menjadi anggota Volksraad dan turut menyuarakan kepentingan bangsa Indonesia.

    25. Wage Rudolf Supratman

    W.R. Supratman adalah sosok di balik lahirnya lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, yang pertama kali diperdengarkan secara instrumental dalam suasana haru dan semangat di Kongres Pemuda II tahun 1928.

    Lagu ini bukan sekadar karya musik, tetapi simbol penyatuan semangat pemuda dari seluruh nusantara. yang menjadi semangat perjuangan kemerdekaan. Lagu ini pertama kali diperdengarkan secara instrumental pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta, dan sejak saat itu menjadi simbol penting dalam perjuangan nasional.

    “Indonesia Raya” membangkitkan rasa persatuan dan nasionalisme di tengah penjajahan Belanda. Lagu tersebut sempat dilarang oleh pemerintah kolonial, tetapi tetap dinyanyikan secara sembunyi-sembunyi oleh rakyat. Karya Supratman menjadi pemicu semangat kebangsaan yang akhirnya mengantarkan Indonesia menuju proklamasi kemerdekaan.

    Perjuangan pahlawan kemerdekaan Indonesia adalah cerminan dari semangat juang tanpa pamrih demi tegaknya kemerdekaan. Mereka berasal dari berbagai suku, agama, dan latar belakang, namun bersatu untuk satu tujuan: Indonesia merdeka.

    “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.” – Ir. Soekarno

    Disclaimer: Artikel ini dihasilkan dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) dan telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi Bisnis.com untuk memastikan akurasi dan keterbacaan informasi.

  • RI Belum Masuk Musim Kemarau, Cuaca Ekstrem Masih Mengintai

    RI Belum Masuk Musim Kemarau, Cuaca Ekstrem Masih Mengintai

    Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.

    Hingga akhir Juni 2025, baru sekitar 30% zona musim di Indonesia yang benar-benar memasuki musim kemarau. Sebaliknya, sebagian besar wilayah seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua masih berisiko tinggi mengalami hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang dalam sepekan ke depan.

    Penyebab hujan

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa dinamika atmosfer yang kompleks masih memicu terbentuknya awan-awan konvektif penyebab hujan deras. Fenomena seperti gelombang ekuatorial Rossby dan Kelvin, zona konvergensi dan pertemuan angin, serta potensi sirkulasi siklonik di sekitar Samudra Hindia dan Pasifik, terus mendorong pembentukan awan hujan dalam skala luas.

    “Meskipun kita sudah memasuki pertengahan musim kemarau, berbagai faktor atmosfer global dan regional masih mendukung terjadinya hujan lebat dan cuaca ekstrem di banyak wilayah,” ujarnya di Jakarta, Jumat (11/7).

    Dikemukakan Dwikorita, dalam beberapa hari terakhir, intensitas hujan yang signifikan telah tercatat di sejumlah wilayah. Pada 9 Juli, hujan harian di atas 50 mm terjadi di Nabire dan Kalimantan Barat, sementara pada 8 Juli, hujan sangat lebat tercatat di Papua Barat, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Maluku, dan Papua. Kondisi ini telah menyebabkan bencana hidrometeorologis seperti banjir, tanah longsor, genangan air, pohon tumbang, hingga kerusakan infrastruktur.

    BMKG memprakirakan bahwa potensi cuaca ekstrem masih tinggi dalam periode 12-18 Juli 2025. Hujan lebat berisiko terjadi di berbagai wilayah, termasuk Aceh, Sumatra Utara, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan, dengan status siaga yang telah dikeluarkan.

    Selain itu, angin kencang berpotensi melanda wilayah barat hingga timur Indonesia, termasuk Aceh, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku. Di lautan, kecepatan angin lebih dari 25 knot diprediksi akan memicu gelombang tinggi di beberapa perairan seperti Perairan Utara Aceh, Laut China Selatan, Laut Natuna Utara, Laut Jawa bagian timur, Laut Flores, Laut Arafuru, Laut Timor, Laut Banda, Laut Seram, Samudera Pasifik sebelah utara Maluku Utara, dan serta Samudera Hindia sebelah barat daya Banten, sebelah selatan Jawa, dan sebelah selatan NTT.

    Jangan anggap enteng

    Dwikorita mengimbau masyarakat untuk tidak menganggap enteng potensi cuaca ekstrem yang bisa datang tiba-tiba. Ia juga meminta masyarakat menjauhi area terbuka saat terjadi petir, menghindari pohon atau bangunan tua saat angin kencang, serta tetap menjaga kesehatan karena cuaca terik masih mungkin terjadi di tengah pola hujan yang aktif.

    “Masyarakat harus tetap waspada, meskipun secara kalender kita berada di musim kemarau. Jangan lengah. Cuaca bisa berubah cepat dan membawa dampak besar,” tegasnya.

    BMKG mengingatkan agar masyarakat dan pemangku kebijakan terus memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG seperti situs BMKG, aplikasi InfoBMKG, dan media sosial @infoBMKG.

    (rns/rns)

  • BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Terjadi hingga 18 Juli 2025

    BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Terjadi hingga 18 Juli 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.

    Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan bahwa dinamika atmosfer yang kompleks masih memicu terbentuknya awan-awan konvektif penyebab hujan deras. Fenomena seperti gelombang ekuatorial Rossby dan Kelvin, zona konvergensi dan pertemuan angin, serta potensi sirkulasi siklonik di sekitar Samudra Hindia dan Pasifik, terus mendorong pembentukan awan hujan dalam skala luas.

    “Meskipun kita sudah memasuki pertengahan musim kemarau, berbagai faktor atmosfer global dan regional masih mendukung terjadinya hujan lebat dan cuaca ekstrem di banyak wilayah,” ujarnya dilansir dari laman resmi BMKG.

    Dikemukakan Dwikorita, dalam beberapa hari terakhir, intensitas hujan yang signifikan telah tercatat di sejumlah wilayah. Pada 9 Juli, hujan harian di atas 50 mm terjadi di Nabire dan Kalimantan Barat, sementara pada 8 Juli, hujan sangat lebat tercatat di Papua Barat, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Maluku, dan Papua. Kondisi ini telah menyebabkan bencana hidrometeorologis seperti banjir, tanah longsor, genangan air, pohon tumbang, hingga kerusakan infrastruktur.

    BMKG, kata dia, memprakirakan bahwa potensi cuaca ekstrem masih tinggi dalam periode 12–18 Juli 2025. Hujan lebat berisiko terjadi di berbagai wilayah, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan, dengan status siaga yang telah dikeluarkan.

    Selain itu, angin kencang berpotensi melanda wilayah barat hingga timur Indonesia, termasuk Aceh, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku. Di lautan, kecepatan angin lebih dari 25 knot diprediksi akan memicu gelombang tinggi di beberapa perairan seperti Perairan Utara Aceh, Laut Cina Selatan, Laut Natuna Utara, Laut Jawa bagian timur, Laut Flores, Laut Arafuru, Laut Timor, Laut Banda, Laut Seram, Samudera Pasifik sebelah utara Maluku Utara, dan serta Samudera Hindia sebelah barat daya Banten, sebelah selatan Jawa, dan sebelah selatan NTT.

    Dwikorita mengimbau masyarakat untuk tidak menganggap enteng potensi cuaca ekstrem yang bisa datang tiba-tiba. Ia juga meminta masyarakat menjauhi area terbuka saat terjadi petir, menghindari pohon atau bangunan tua saat angin kencang, serta tetap menjaga kesehatan karena cuaca terik masih mungkin terjadi di tengah pola hujan yang aktif.

    “Masyarakat harus tetap waspada, meskipun secara kalender kita berada di musim kemarau. Jangan lengah. Cuaca bisa berubah cepat dan membawa dampak besar,” tegasnya.

    Hingga akhir Juni 2025, baru sekitar 30 persen zona musim di Indonesia yang benar-benar memasuki musim kemarau. Sebaliknya, sebagian besar wilayah seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua masih berisiko tinggi mengalami hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang dalam sepekan ke depan.

  • sebagian besar wilayah RI hujan ringan pada Minggu

    sebagian besar wilayah RI hujan ringan pada Minggu

    Logo BMKG

    BMKG: sebagian besar wilayah RI hujan ringan pada Minggu
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 13 Juli 2025 – 10:05 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan ringan akan mengguyur sebagian besar wilayah ibu kota provinsi di Indonesia pada Minggu.

    Prakirawan BMKG Zen Putri pada kanal Youtube yang diikuti di Jakarta menyampaikan, diawali dari Pulau Sumatra, cuaca diprakirakan hujan ringan di wilayah Banda Aceh, Medan, dan Pekanbaru.

    “Waspadai hujan yang dapat disertai dengan petir di Kota Padang dan Tanjung Pinang,” katanya.

    Masih di Pulau Sumatera, cuaca diprakirakan hujan ringan untuk wilayah Jambi, Palembang, dan Bandar Lampung, sedangkan masyarakat di Kota Bengkulu dan Pangkal Pinang diminta waspada hujan petir.

    Beralih ke Pulau Jawa, cuaca diprakirakan berawan tebal di Kota Surabaya, sementara hujan ringan berpotensi terjadi wilayah Serang, Jakarta, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta.

    Beranjak ke wilayah Bali dan Nusa Tenggara, cuaca diprediksi berawan di Kota Denpasar, berawan tebal di Kota Mataram, dan hujan ringan di wilayah Kota Kupang.

     

    Selanjutnya bergeser ke Pulau Kalimantan, cuaca diprakirakan berawan di Banjarmasin, berawan tebal di Samarinda, serta hujan ringan di wilayah Samarinda.

    “Waspadai hujan petir yang dapat terjadi di Tanjung Selor dan Pontianak,” ucap Putri.

    Kemudian untuk Pulau Sulawesi, cuaca diprakirakan berawan tebal di Makassar dan Gorontalo, serta hujan ringan di wilayah Manado, Palu, Mamuju, dan Kendari.

    Bergerak ke wilayah Indonesia bagian timur, cuaca diprediksi hujan ringan di wilayah Ternate, Ambon, Sorong, Manokwari, dan Jayawijaya.

    “Sementara Kota Nabire, Jayapura, dan Merauke diprakirakan hujan dengan intensitas sedang,” tuturnya.

    Putri juga menyampaikan potensi peningkatan kecepatan angin hingga mencapai lebih dari 25 knot diprediksi terdapat di perairan utara Aceh, Samudra Hindia barat Sumatera, Samudra Hindia barat daya Banten, dan Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat.

    Kemudian, di Laut Timor dan Laut Arafura juga mampu meningkatkan ketinggian gelombang di wilayah-wilayah tersebut.

    Selain itu, BMKG juga memperingatkan potensi banjir rob yang dapat terjadi di pesisir Kepulauan Riau, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, NTT, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Maluku, dan Papua Selatan.

    Sumber : Antara