Pengamat Nilai Elektabilitas Ganjar Disalip Prabowo Imbas Power Jokowi

6 June 2023, 15:44

Jakarta, CNN Indonesia — Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago menilai tren penurunan elektabilitas calon presiden dari PDIP, Ganjar Pranowo, yang kini disalip oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto disebabkan oleh ‘power Jokowi’.
“Kalau saya melihat Prabowo menyalip Ganjar tentu ada power endorsement Jokowi ke Prabowo makanya ini menguntungkan bagi Prabowo untuk bisa naik secara popularitas maupun elektabilitas,” saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (6/6).

Arifki menyebut keterbelahan arah relawan dan pendukung Jokowi yang terbagi antara Ganjar dan Prabowo menyebabkan suara Ganjar perlahan tersalip oleh Prabowo yang semakin kuat lantaran memiliki basis pendukung Pilpres 2019 dan juga suara sejumlah relawan Jokowi.
“Keretakan hubungan Jokowi dengan Ganjar, atau Jokowi dianggap cawe-cawe karena relawan Jokowi terbagi ke dua figur ke Ganjar dan Prabowo. Keterbelahan relawan ini salah satu penyebab elektabilitas Ganjar menurun,” kata Arifki.
Arifki menyebut belakangan Jokowi juga kerap mempromosikan Prabowo dan Ganjar. Arifki lantas menilai sikap Jokowi yang seolah memberikan kode dukungan kepada keduanya, membuat para relawan terbelah pendapat dan dukungan.
Salah satu contoh yang jelas, kata Arifki, adalah hasil Musyawarah Rakyat (Musra) yang memunculkan tiga nama capres yang kemudian diserahkan kepada Jokowi. Mereka yakni Airlangga Hartarto, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.
“Sikap Jokowi yang memberikan kode tidak ke satu orang menyebabkan relawannya juga terbelah. Misanya, hasil Musra yang tidak umumkan satu orang,” kata dia.
Lebih lanjut, Arifki juga menilai tren elektabilitas Prabowo yang saat ini unggul disebabkan mayoritas generasi Z yang banyak mendukungnya sebagaimana hasil survei Litbang Kompas.

Menurutnya, Gerindra cukup pintar dengan banyak merekrut anak muda serta memanfaatkan penggunaan sosial media untuk ‘mendekati’ gen Z. Di sisi lain, tren penurunan elektabilitas pada Ganjar juga disinyalir buntut dari pernyataannya yang menolak tim sepak bola Israel main di Piala Dunia U-20 lalu.
“Ke depan masih banyak kemungkinan yang bisa terjadi, karena politik itu dinamis. Prabowo punya tantangan mempertahankan. Sedangkan, Ganjar dan Anies harus berjuang agar naik elektabilitasnya,” ujar Arifki.
Indikator Politik Indonesia sebelumnya mencatat elektabilitas Prabowo Subianto berada di urutan teratas, disusul Ganjar Pranowo dan Capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan.
Berdasarkan simulasi 18 nama capres, Prabowo unggul dengan 25,3 persen. Beda tipis dengan Ganjar yang memperoleh 25,2 persen; sementara Anies 12,5 persen. Pun pada simulasi 10 nama capres, Prabowo teratas dengan 29,1 persen; Ganjar 26,1 persen; dan Anies 13,2 persen.
Sementara berdasarkan simulasi tiga nama capres 2024, suara Prabowo masih tertinggi dengan 38 persen. Disusul Ganjar 34,2 persen; Anies 18,9 persen; dan 8,8 persen lainnya tidak tahu atau tidak menjawab.
Survei nasional Litbang Kompas sebelumnya juga memperlihatkan elektabilitas Prabowo meningkat signifikan dibandingkan kedua lawannya. Berdasarkan survei terbaru Kompas per Mei 2023, potensi keterpilihan Menteri Pertahanan itu mencapai 24,5 persen.
Posisi kedua ada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 22,8 persen, dan posisi ketiga mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 13,6 persen. Elektabilitas ini didapatkan dari hasil survei dengan paramater pernyataan semua tokoh yang memiliki potensi.

Namun, survei nasional Litbang Kompas juga melakukan simulasi tiga nama capres dan mencatat elektabilitas Ganjar Pranowo unggul dibandingkan dua sosok lainnya yang kuat masuk bursa capres 2024. Elektabilitas Ganjar sebanyak 40 persen, disusul Prabowo 36,8 persen, dan Anies 23,2 persen.
Dan apabila saat ini saat ini dilakukan pilpres dengan dua calon atau head to head, Prabowo menjadi sosok yang paling diuntungkan. Ia menang telak melawan Anies dan unggul tipis atas Ganjar.
Rinciannya bila Prabowo melawan Anies, ia diprediksi akan memperoleh 62 persen dan Anies 38 persen. Selisih keunggulan Prabowo dari Anies mencapai 24 persen, lebih tinggi dari kondisi pada Januari sebesar 14,6 persen.
Sementara apabila melawan Ganjar, Prabowo akan memperoleh 51,1 persen dan Ganjar 48,9 persen. Meski belum berbeda signifikan, hanya selisih 2,2 persen, hal ini dapat mengindikasikan dominasi Prabowo.

(khr/pmg)

[Gambas:Video CNN]