Pemilik Warung Gadai Emas karena Utang Macet Mandor Masjid Raya Solo

19 March 2023, 3:06

Jakarta, CNN Indonesia — Pemilik warung makan Restu Bunda, Dian Ekasari setidaknya hingga Jumat (17/3) lalu belum menerima pelunasan uang makan pekerja proyek pembangunan Syech Zayed Grand Mosque Solo (SZGMS), Jawa Tengah. Ia terpaksa menjual perhiasan miliknya agar warungnya tetap buka.
Ada lima mandor yang memesan makan di warung Restu Bunda selama pembangunan masjid. Dua mandor membayar tunai sehingga tidak menyisakan masalah. Tiga mandor lainnya, N, G asal Demak, dan G dari Purwodadi membayar dua minggu sekali. Kesepakatan itu dituangkan dalam surat perjanjian tertulis bermaterai.
Menurut Dian, di awal-awal pembangunan pada tahun 2020, pembayaran dari tiga mandor tersebut berjalan lancar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Tahun 2021 mulai goyang,” katanya saat ditemui di warungnya, Jumat.

Lantaran sudah terlanjur menandatangani surat perjanjian. Dian tetap menyediakan makan bagi para tukang meski belum menerima pembayaran. Akibatnya, ia terpaksa meminjam uang dari keluarganya bahkan menjual perhiasannya.
“Saya gadaikan Rp17 juta belum saya tebus,” katanya.
Hingga proyek berakhir pertengahan 2022, total utang tiga mandor tersebut mencapai Rp145 juta.
“Mandor N utang Rp66 juta baru terbayar Rp 1 juta. Mandor G dari Demak Rp35 juta sudah terbayar Rp5 juta, masih Rp30 jutaan. Yang terakhir mandor G yang dari Purwodadi Rp55 juta baru terbayar 5 juta,” katanya.
Dian mengatakan jumlah utang mereka besar karena proyek berlangsung hingga dua tahun. Jumlah tukang yang bekerja di bawah tiga mandor itu pun mencapai sekitar 300 orang.
“Itu enggak cuma makan sehari tiga kali. Kalau lembur kan ada tambahan makan juga. Belum lagi masih ada rokok,” katanya.
Sebelumnya, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka memberi waktu satu pekan bagi tiga mandor tersebut untuk melunasi utang mereka. Ia mengancam akan mendatangi rumah mereka jika tidak segera menyelesaikan pembayaran uang makan di warung Restu Bunda.

Dia mengatakan tiga mandor tersebut sudah meneleponnya untuk menanyakan berapa kekurangan uang makan yang harus dibayar.
“Saya pegang komitmen mereka. Kalau memang masih komitmen, oke kita selesaikan secara kekeluargaan,” katanya.
“Mas Gibran kan katanya memberi waktu satu minggu. Ya kita tunggu saja,” lanjut Dian.

Sementara itu, PT Waskita Karya (Persero) Tbk angkat suara soal utang mandor proyek pembangunan Masjid Sheikh Zayed Solo (SZGMS) Jawa Tengah, kepada warung yang jumlahnya mencapai Rp145 juta.
Project Manager Sheikh Zayed Grand Mosque (SZGMS) Solo Adriansyah mengatakan pihaknya sudah melunasi pembayaran kepada pihak kontraktor. Karenanya, permasalahan utang di warung bukan tanggung jawab perseroan.
“Dapat perseroan sampaikan untuk pembayaran utang mandor ke warung bukan tanggung jawab Waskita. Hal itu dikarenakan para mandor Masjid Sheikh Zayed sudah dibayar 100 persen oleh perseroan sesuai hak atas tanggung jawab pekerjaannya,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Jumat.
Menurutnya, pihak warung sudah pernah mendatangi tim proyek Waskita untuk meminta pertanggungjawaban. Namun tim proyek menjelaskan kewajiban Waskita terhadap mandor, dan itu pun telah diselesaikan.
Dengan kondisi ini, tim proyek Waskita pun meminta pihak warung untuk menghubungi langsung para mandor dan meminta pembayaran utang. (syd/ain)

[Gambas:Video CNN]

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi