Jabar Ekspres – Suplai gas elpiji ukuran 3 kilogram atau yang lebih dikenal dengan sebutan gas melon di Kabupaten Bandung, masih belum merata.
Beberapa warung kelontong di daerah tersebut mengeluhkan kesulitan dalam mendapatkan pasokan gas tersebut.
Meskipun Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan agar warung kelontong kembali diperbolehkan menjual gas elpiji ukuran 3 kilogram secara eceran.
Iwan Suparman (48), pemilik warung kelontong di Jalan Raya Kopo-Soreang, Kabupaten Bandung, mengaku pasokan gas elpiji yang diterimanya memang sudah kembali, namun jumlahnya jauh berkurang.
BACA JUGA: Awasi Penimbunan Gas LPG 3kg. Polda Jabar Terjunkan Tim Subdit Tipidter
Dia mengaku mendapatkan pasokan gas, sejak kemarin pukul 14.30 WIB, setelah menanyakan stok gas di pangkalan.
“Sebenarnya kemarin saya dapet dari pangkalan, cuman dikasih 7 tabung, biasanya saya dapet 12 tabung atau 15 tabung,” ujarnya saat ditemui, Rabu (5/2/2025).
Menurutnya, pasokan yang ada hanya diperuntukkan untuk warga di kampungnya lantaran banyak warga yang menanyakan terkait langkanya gas melon tersebut.
“Ini baru laku 4, masih sisa 3 tabung lagi, saya memang masih prioritaskan untuk jual di kampung sini aja,” kata Iwan.
Hal serupa dirasakan oleh Memet Ruhimat (39), pemilik warung kelontong di Pasar Junti, Katapang. Ia mengaku baru mendapatkan 10 tabung gas melon pada pagi hari sekitar pukul 09.30 WIB.
BACA JUGA: Pemerintah Bakal Ubah Pengecer Gas LPG 3 Kg Jadi Sub Pangkalan
“Alhamdulillah dapet 10 tabung, sudah laku 3 tabung,” ungkapnya.
Memet mengaku jika dirinya masih menjual gas dengan harga Rp 23.000 lantaran sesuai dengan harga beli di pangkalan sekitar Rp 19.000 per tabung.
Dirinya pun masih belum mendapatkan informasi resmi terkait harga jual, sehingga terpaksa menjual dengan harga yang biasanya.
“Kan belum ada informasi terkait harga, jadi ya saya jual aja pake harga biasa disini,” kata Memet.
BACA JUGA: Kebijakan Distribusi LPG 3 Kg Terus di Otak-atik Tanpa Survei Kebutuhan Masyarakat
Meski begitu, Memet berharap agar harga jual kepada warga dari warung bisa segera diresmikan sebelum Ramadhan. Lantaran menginjak Ramadhan permintaan gas selalu tinggi.
“Jangan mepet lah intinya keluarin aturannya. Kalau bisa sebelum puasa lebih bagus,” ungkapnya.