Menteri Kesehatan Sebut 245 Kasus Ginjal Akut Ada di 26 Provinsi, Tingkat Kematian Capai 57,6 Persen

25 October 2022, 17:09

PIKIRAN RAKYAT – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan sudah ada 245 kasus gangguan ginjal akut di 26 provinsi di Indonesia. Dari catatan tersebut, pihaknya mengatakan, tingkat kematian kasus gangguan ginjal akut di Indonesia sudah mencapai 57,6 persen. “Per hari ini (Senin) totalnya menembus angka 245 kasus di 26 provinsi,” kata Menkes Budi Sadikin. Baca Juga: Menkes: 141 dari 245 Anak-anak Pengidap Gagal Ginjal Akut Meninggal Dunia di 26 Provinsi Selain itu, ada delapan provinsi yang berkontribusi penyumbang kasus itu hingga di atas 80 persen, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, Sumatra Barat, Bali, Sumatra Utara, dan Banten. Menurut Budi, dari catatan 245 kasus ini, presentase meninggalnya cukup tinggi yaitu 141 orang atau 57,6 persen dari jumlah kasus yang terdeteksi oleh Kemenkes. “Yang meninggal dunia presentasenya dari jumlah 245 kasus, cukup terbilang tinggi, yakni 141 orang (57,6 persen)” kata Budi dikutip Pikiran-rakyat.com dari Antara, pada Senin, 24 Oktober 2022. Baca Juga: PDIP Beri Sanksi ke Ganjar Pranowo, Buntut Pernyataan Siap Maju Capres 2024 Selain itu, jumlah kasus gangguan ginjal akut ini sebenarnya sudah mulai naik pada bulan Agustus 2022. Sehingga, lanjut Budi, sebelum Agustus angka kematiannya normal dari tahun ke tahun. Budi juga menegaskan, memasuki bulan September 2022 kasus ini naik lagi menjadi 78 kasus. Lalu pada bulan berikutnya menembus angka 114 kasus dan sebagian besar menyerang anak di bawah usia 5 tahun. Baca Juga: Diduga ODGJ, Seorang Wanita Bersikukuh Duduk di Dashboard Bus Hingga Buat Sopir Sulit Menyetir Mengingat kenaikan kasus gangguan ginjal akut pada anak mengalami lonjakan presentase cukup tinggi. Pihak Kemenkes mengaku sudah melakukan diskusi dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Pemerintah Gambia yang sebelumnya mengalami hal serupa di negaranya. Dalam diskusi tersebut, Kemenkes mengklaim sudah menemukan obat untuk penyakit gangguan ginjal akut progresif atipikal bagi pasien anak-anak yang terserang penyakit itu. Baca Juga: Klarifikasi Ganjar Pranowo Soal Siap Maju Capres: Saya Sudah Dipanggil Tiga kali “Hasil dari diskusi kita dengan WHO dan Pemerintah Gambia, ditemukan obat yang namanya Fomepizole. Kita sudah menerima 20 vial dari Singapura,” katanya. Adapun pasokan obat lainnya, kata Budi, pihaknya masih menunggu dari Australia, sekitar 16 vial lagi. “Akan masuk 16 vial lagi dari Australia, mungkin malam ini atau besok” ujarnya. Tak hanya dari Singapura dan Australia saja, pemerintah juga berencana untuk mengimpor obat Fomepizole dari Amerika Serikat dan Jepang sebanyak 2.000 vial. Baca Juga: 12 Gejala Tumor Otak Beserta Penyebabnya Menurut Medis, Simak Selengkapnya Sebelumnya, obat tersebut berhasil diklaim Kemenkes, membawa dampak positif kesembuhan bagi pasien ginjal akut usai diberikan kepada 7 pasien dari 10 obat Fomepizole yang sudah datang. “Kita akan percepat kedatangannya ke Indonesia sehingga 245 (vial) masuk,” tuturnya.***