Menkes: 141 dari 245 Anak-anak Pengidap Gagal Ginjal Akut Meninggal Dunia di 26 Provinsi

25 October 2022, 20:40

PIKIRAN RAKYAT – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan sudah ada 245 kasus gangguan gagal ginjal akut yang terdeteksi di 26 provinsi Indonesia per hari ini, Senin 24 Oktober 2022. Menkes Budi menyebut cakupan kasus tersebut 80 persennya berada di DKI Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, Sumatera Barat, Bali, Banten, dan Sumatera Utara. Dari data yang diterima pihaknya, pasien pengidap gagal ginjal akut ini memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi. Dari 245 kasus yang terdeteksi, 141 atau 57,6 persen di antaranya meninggal dunia. “Fatality rate’ atau yang meninggal persentasenya dari jumlah kasus 245 ini cukup tinggi yaitu 141 atau 57,6 persen,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin seusai menghadiri rapat yang dipimpin Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin. Baca Juga: Eks Sekda Bengkulu Tengah Dituntut 1,2 Tahun atas Kasus Korupsi, Kuasa Hukum: Kami Merasa Kecewa Lebih lanjut, Budi menjelaskan jumlah kasus gagal ginjal akut tersebut mulai melonjak sejak Agustus 2022. “Jumlah kasus ini sebenarnya mulai naik di bulan Agustus (2022), jadi sebelum Agustus itu angka kematiannya normal dari tahun ke tahun angkanya kecil di bawah 5,” ujarnya. Namun, sejak Agustus 2022, katanya, jumlah kematian gagal ginjal melonjak tajam menjadi 36 kasus. Pada bulan selanjutnya, naik lagi menjadi 78 kasus. Puncaknya terjadi pada Oktober 2022 hingga 114 kasus. “Dan itu sebagian besar menyerang anak di bawah 5 tahun,” ucap Menkes Budi Gunadi Sadikin, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden. Baca Juga: Kenali Perbedaan Whiteheads dan Komedo Jenis Lain pada Kulit, Jangan Sampai Keliru Menurut dia, sejak adanya lonjakan kasus pada Agustus 2022, Kemenkes telah melakukan analisa patologi pada anak-anak pengidap gagal ginjal akut pada September, lantaran ada dugaan penyakit tersebut muncul karena virus bakteri atau parasit. “Hasil analisa patologi, itu kecil sekali kemungkinannya disebabkan oleh virus atau bakteri. Jadi misalnya ada bakteri Leptospira itu banyak dibicarakan ini bisa menyebabkan sakit ginjal, kita sudah cek semua anak yang kena itu nol persen bakteri” tuturnya. Budi mengungkapkan pihaknya baru mendapat titik terang penyebab penyakit tersebut saat WHO mengeluarkan peringatan terjadi kasus kematian puluhan anak di Gambia akibat obat-obatan. Setelahnya, Kemenkes melakukan analisa toksikologi terkait adanya temuan zat kimia berbahaya pada obat-obatan yang dikonsumsi pasien gagal ginjal akut. “Kita tes ke 10 anak 7 ternyata darahnya atau urinenya mengandung zat kimia ini jadi positif memang 70% orang yang kena (gagal ginjal akut) itu disebabkan oleh adanya zat kimia ini di tubuhnya,” katanya.***