TEMPO.CO, Jakarta – Perusahaan media sosial X pada hari Senin waktu Amerika Serikat atau Selasa, 21 November 2023 WIB, menggugat kelompok pengawas media Media Matters. X milik Elon Musk ini menuduh organisasi tersebut mencemarkan nama baik platform tersebut setelah menerbitkan laporan yang mengatakan bahwa iklan untuk merek-merek besar muncul di sebelah postingan yang menggembar-gemborkan Adolf Hitler dan partai Nazi.X, sebelumnya Twitter, menghadapi kemarahan yang semakin besar sejak Media Matters menerbitkan laporan tersebut pada hari Kamis. Ini yang menyebabkan IBM, Comcast, dan beberapa pengiklan lainnya menarik iklan dari platform tersebut sebagai tanggapannya.Dalam gugatan yang diajukan di Pengadilan Distrik AS di Texas, X mengklaim Media Matters “memanipulasi” platform media sosial dengan menggunakan akun yang secara eksklusif mengikuti akun merek-merek besar atau pengguna yang dikenal memproduksi konten pinggiran, dan “menggunakan pengguliran dan penyegaran tanpa henti” feed hingga menemukan iklan di samping postingan ekstremis.Laporan Media Matters salah menggambarkan pengalaman yang biasa terjadi di X “dengan tujuan merugikan X dan bisnisnya,” kata perusahaan itu dalam gugatannya.Presiden Media Matters Angelo Carusone menyebut gugatan tersebut “sembrono” dalam sebuah pernyataan melalui email dan mengatakan bahwa hal itu “dimaksudkan untuk membungkam para pengkritik X”.“Media Matters mendukung pemberitaan mereka dan berharap untuk menang di pengadilan,” tambahnya.Dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada hari Senin, Carusone mengatakan temuan organisasi nirlaba tersebut bertentangan dengan pernyataan X bahwa mereka telah memperkenalkan perlindungan keamanan untuk mencegah iklan muncul di samping konten berbahaya.“Jika Anda mencari konten nasionalis kulit putih, ada iklan yang tumbuh subur. Sistem yang mereka katakan ada, tidak berjalan seperti itu,” katanya.X mengatakan dalam gugatannya bahwa iklan untuk IBM, Comcast dan Oracle hanya muncul di samping konten kebencian untuk satu pemirsa, yang menurut perusahaan adalah Media Matters.Iklan
“Data menang atas manipulasi atau tuduhan. Jangan dimanipulasi. Dukunglah X,” Chief Executive X Linda Yaccarino memposting pada hari Senin.Jaksa Agung Texas Ken Paxton mengatakan pada hari Senin bahwa kantornya membuka penyelidikan terhadap Media Matters dan bahwa dia “sangat terganggu” dengan tuduhan bahwa kelompok tersebut memanipulasi data X.Sejak Musk membeli Twitter seharga $44 miliar pada Oktober 2022, sejumlah pengiklan telah meninggalkan platform tersebut, khawatir dengan beberapa postingan kontroversial Musk dan pemecatan karyawan yang bekerja untuk memoderasi konten.Pendapatan iklan platform tersebut di AS telah menurun setidaknya 55% dari tahun ke tahun setiap bulan sejak pengambilalihan Musk, menurut laporan Reuters sebelumnya.Yaccarino mengatakan kepada karyawannya dalam sebuah catatan pada hari Minggu bahwa meskipun beberapa pengiklan telah menghentikan investasi mereka setelah publikasi laporan tersebut, perusahaan tersebut sudah jelas mengenai upayanya untuk melawan antisemitisme dan diskriminasi.Pilihan Editor: Mengenal MDIS, Kampus Gibran di Singapura yang Pernah Terafiliasi dengan Universitas BradfordSelalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.