Kemenkes Ingatkan Pembatasan Pergerakan Hewan di Kasus Rabies NTT

1 June 2023, 3:20

Jakarta, CNN Indonesia — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta agar tak ada pergerakan hewan yang berpotensi menularkan rabies di Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tengah diisolasi akibat kasusĀ rabies.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan upaya itu dilakukan guna mencegah penularan rabies.
“Untuk pembatasan penularan maka harus tidak ada pergerakan hewan yang potensi menularkan rabies,” kata Nadia kepada CNNIndonesia.com, Rabu (31/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Termasuk juga tidak ada hewan baru di daerah tersebut supaya tidak ada penularan tambahan dari luar,” sambungnya.

Nadia mengatakan langkah itu merupakan kebijakan dari Kementerian Pertanian. Guna membatasi penularan rabies, kata dia, vaksinasi terhadap hewan pembawa rabies juga perlu dilakukan.
“Dari Kementerian Kesehatan kita edukasi pasti menjelaskan mengapa tidak boleh ada keluar masuk hewan, selain itu mengedukasi agar hewan seperti anjing tidak diliarkan tetap dipelihara,” ucapnya.
Selain itu, Kemenkes juga akan mengedukasi terkait gejala tanda infeksi rabies dan mengedukasi agar orang yang digigit hewan pembawa rabies segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT menutup atau mengisolasi Desa Fenun, di Kecamatan Amanatun Selatan yang menjadi lokasi awal munculnya kasus rabies di Pulau Timor.
Hingga Selasa (30/5) pukul 18.00 Wita dilaporkan ada 46 orang yang diduga terinfeksi rabies karena terkena gigitan anjing.
“(Kasusnya) bertambah, sekarang sudah 46 orang, itu hasil tadi sore jam 6,” kata Bupati TTS, Egusem Pieter Tahun, Selasa (30/5) malam.

Dia menerangkan 46 kasus rabies tersebut dilaporkan dari enam kecamatan. Enam kecamatan tersebut adalah Kecamatan Amanatun Selatan, Nunkolo, Kie, Kuatnana, Kolbano, dan Fautmolo.
Dia menyampaikan dari 46 orang yang diduga terinfeksi rabies dengan satu kematian yakni AB (45) warga Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan.
Disampaikan Egusem hingga Selasa (30/5) sore, sudah ada 18 orang dari 45 orang yang telah divaksin dari 100 dosis vaksin yang dibantu oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTT.
Dijelaskan Egusem, kesulitan yang dihadapi pemerintah daerah dalam penanganan rabies di Kabupaten TTS saat ini adalah cuaca yang masih terus hujan dan juga jangkauan ke desa-desa yang dilaporkan terdapat gigitan anjing. (khr/ain)

[Gambas:Video CNN]

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi