Jreng! Menteri ESDM Ungkap Blok Masela Bisa Balik ke RI 2024

26 May 2023, 13:57

Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan adanya kemungkinan proyek gas “raksasa” Blok Masela di Maluku bisa kembali ke negara pada 2024.
Arifin menjelaskan, kemungkinan tersebut karena hingga kini proyek pengembangan lapangan gas Abadi, Blok Masela, Maluku masih tak kunjung terlihat adanya kemajuan signifikan.
Sementara berdasarkan ketentuan di rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) Blok Masela, dia menyebut, bila setelah lima tahun sejak PoD ditandatangani pada 2019 lalu proyek tidak memiliki kemajuan signifikan, maka pemerintah berhak meninjau kembali proyek ini, termasuk kemungkinan proyek tersebut harus kembali ke negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Ya kan 5 tahun kalau gak dilaksanakan apa-apa kita akan tinjau kembali, termasuk kemungkinan untuk itu,” ungkapnya saat ditanya apa benar bila sampai 2024 Inpex dan mitra tidak melakukan kegiatan apa pun di Blok Masela, maka Blok Masela akan kembali ke negara, di Gedung Kementeruan ESDM, Jakarta, Jumat (26/05/2023).
“Ini kan sudah berapa tahun 2019 sampai 2023 sudah 4 tahun, makanya kita sudah ingetin aja nih dan juga sekarang ini yang merasa dirugikan ya Indonesia, nah kita gak mau hal ini terjadi,” tuturnya.
Menurutnya, kesungguhan menggarap Blok Masela ini hanya terlihat dari operator, Inpex Corporation. Tapi hal serupa tak tampak pada Shell.
Arifin pun lantas tak segan-segan meluapkan amarahnya pada Shell, dan mengucapkan, “Inpex ada kesungguhannya, tapi gak tahu Shell. Ini udah mundur, gak bertanggung jawab!”
Dia mengatakan, bila Shell memang memutuskan untuk mundur, seharusnya sudah dilakukan sejak lama dan menemukan investor baru sebagai penggantinya.
“Kesannya ada apa sih, harusnya kalau udah gak mau ya udah aja kan.. Kalau mau mundur dari dulu aja sebelum PoD,” ucapnya.
Seperti diketahui, Shell merupakan pemilik hak partisipasi (Participating Interest/ PI) 35% di Blok Masela. Sementara pemegang 65% dan juga bertindak sebagai operator yaitu Inpex Masela Ltd.
Blok Masela yang ditargetkan bisa menghasilkan gas sebesar 1.600 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 MMSCFD, serta 35.000 barel minyak per hari.
Proyek ini dikatakan “raksasa” karena diperkirakan akan menelan biaya hingga US$ 19,8 miliar. Pengelola blok ini baik Inpex dan mitranya nantinya akan membangun Kilang Gas Alam Cair (LNG) di darat.
Persetujuan Revisi PoD Blok Masela telah ditandatangani pemerintah atau Menteri ESDM era Ignasius Jonan pada Juli 2019.
CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda saat Juli 2019 sempat menuturkan setelah persetujuan revisi PoD ini, pihaknya akan melangkah ke tahap selanjutnya yakni proses rekayasa awal atau Front End Engineering Design (FEED). Kemudian selanjutnya adalah Keputusan Final Investasi atau Final Investment Decision (FID).
“FEED-nya akan dimulai pada 2020, biasanya memakan waktu sekitar 2-3 tahun untuk penyelesaian, setelahnya baru kami akan memproses FID, sekitar 3-4 tahun dari sekarang,” jelas Takayuki saat diijumpai di Jakarta, Selasa (16/7/2019).

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Mantap! Insentif Kendaraan Listrik Siap Meluncur Maret 2023

(wia)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Statement

Fasum

Transportasi