Jakarta –
PT Jasa Marga (Persero) Tbk buka-bukaan soal laba bersih menyusut 33,24% menjadi Rp 4,53 triliun pada 2024, dari sebelumnya Rp 6,79 triliun pada tahun 2023.
Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga, Lisye Octaviana, menjelaskan secara kinerja Jasa Marga tetap terjaga positif. Hanya ada satu figur yang terlihat turun, hanya karena accounting treatment.
“Kenapa secara laba itu turun dibandingkan tahun lalu? Karena di tahun lalu, itu ada perbedaan kontribusi laba non-cash. Yang kita lakukan di 2023, kita ada konsolidasi kembali,” terang Lisye dalam acara Media Gathering Kesiapan Lebaran 2025 di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Senin (17/3/2025).
Beberapa anak usaha Jasa Marga yang dikonsolidasikan antara lain PT Jasamarga Semarang Batang (JSB), PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN), dan PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNK) melalui akuisisi saham PT Lintas Marga Jawa (LMJ) oleh PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) di bulan Juli 2023.
“Jadi memang angkanya terlihat tinggi. Ketika ini sudah disesuaikan, tahun 2024, laba non-cash itu sudah tidak ada. Jadi, yang kita sampaikan, itu laban core profit. Terlepas dari aksi korporasi itu, laban core profit kami itu naik 36%,” ujar Lisye.
“Jadi, bukan labanya turun atau kinerjanya tidak tumbuh, sebenarnya tumbuh, tapi hanya accounting treatment terhadap catatan laba non cash di tahun sebelumnya,” sambungnya.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan perusahaan 2024 tercatat capaian laba bersih JSMR memperlihatkan penurunan sebesar 33,24% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni Rp 6,79 triliun.
Meski demikian, Jasa Marga mencatatkan mencatatkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 20,32% year-on-year (YoY) menjadi Rp 18,73 triliun. Pendapatan ini didorong kontribusi utama dari pendapatan tol sebesar Rp 17,19 triliun dan pendapatan usaha lain sebesar Rp 1,54 triliun.
EBITDA Jasa Marga juga ikut melonjak 27,3% YoY menjadi Rp 12,62 triliun. Atas seluruh kinerja Perseroan yang positif selama tahun 2024, Laba Inti Perseroan (Core Profit) tumbuh sebesar 36,0% YoY atau mencapai Rp 3,7 triliun.
(shc/hns)