Industri Besi dan Baja Dorong Perbaikan Ekonomi Nasional

1 December 2022, 18:59

Reporter:
Makruf|
Editor:
Makruf|
Kamis 01-12-2022,18:16 WIB

Menko Airlangga, Foto: ekon.go.id–

JAKARTA, FIN.CO.ID – Kembali mencetak surplus pada bulan Oktober 2022, neraca perdagangan meneruskan kinerja positif selama 30 bulan berturut-turut. Hal ini turut mendorong tren penguatan dalam upaya pemulihan ekonomi nasional, meski ekonomi global diproyeksikan melambat pada 2022 dan 2023. Tercatat pada Triwulan III  2022, ekonomi nasional mampu tumbuh impresif 5,72% (yoy).
BACA JUGA:Menko Airlangga Bicara soal Upaya Pemerintah Dorong Lebih Banyak Lapangan Kerja Ditengah peningkatan downside risk perekonomian global, perbaikan kondisi ekonomi nasional masih terus berlanjut dengan didorong salah satunya dari kinerja industri baja dan besi. Pada periode Januari hingga Oktober 2022, sektor “mother of industries” ini mampu meningkatkan ekspor hingga 39,55% (yoy). Hingga Triwulan III  2022, neraca perdagangan besi dan baja juga mengalami surplus senilai USD 10.61 milyar.“Guna menjaga keberlangsungan industri besi dan baja nasional serta untuk meningkatkan pertumbuhan dan daya saing, berbagai kebijakan dan strategi terus diupayakan Pemerintah, antara lain melalui pemberian insentif, seperti tax holiday, tax allowance, pengurangan harga gas bumi,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Hal tersebut disampaikan saat menyampaikan keynote speech secara virtual mewakili Presiden Joko Widodo dalam acara The Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA) Business Forum 2022, Kamis (1/12).

BACA JUGA:Berhasil Realisasi TKDN di Atas Target, Menko Airlangga Terus Dukung PLN Serap Produk Dalam NegeriMenko Airlangga kemudian menjelaskan pemberlakuan SNI Wajib produk logam untuk melindungi industri besi dan baja nasional dari kerugian akibat praktik perdagangan yang tidak sehat. Terkait upaya mengembangkan ketersedian bahan baku dan/atau bahan penolong, juga disampaikan upaya Pemerintah mendorong pengoptimalan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), penetapan slag baja sebagai limbah non B3, dan penerapan neraca komoditas.“Dengan industri 4.0 kita berharap produktivitas sektor baja meningkat dan khusus untuk baja diharapkan bisa meningkatkan produksi menjadi 17 juta ton pada tahun 2020-2024, dan tentu pencapaian 25 juta ton di tahun 2025-2035, roadmap ini menjadi penting dalam Pengembangan Industri Nasional 2015-2035,” pungkas Menko Airlangga.Pemerintah juga terus mendorong berbagai industri strategis terutama industri baja agar mampu menghasilkan produk-produk turunan yang berdaya saing dan dapat mendorong ekosistem sektor lainnya seperti industri konstruksi dan otomotif.
BACA JUGA:Menko Airlangga: Sektor Otomotif Dukung Era Elektrifikasi, Masa Depan Sistem Transportasi IndonesiaSelain itu, Menko Airlangga juga menegaskan agar perkembangan teknologi dan energi bersih saat ini dapat menjadi pendorong terciptanya green steel yang berbasis pada energi hijau.Turut hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya yakni Menteri Perindustrian, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Chairman The Indonesian Iron & Steel Industry Association, serta sejumlah pengurus The Indonesian Iron & Steel Industry Association. (dft/fsr)

Sumber:

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi