Indonesia Pimpin Konferensi Perpustakaan Internasional

25 October 2022, 22:05

JAKARTA – Konferensi Kepala Perpustakaan Nasional di Asia dan Oseania ke-28 resmi dibuka di Jakarta. The 28th General Conference of Directors of National Libraries in Asia and Oceania (CDNLAO) diselenggarakan secara luring dan daring serta dihadiri perwakilan lebih dari 30 negara se-Asia dan Oseania. Dan yang membanggakan Indonesia ditunjuk menjadi pemimpin pada pertemuaninternasional ini.
Kepala Perpusnas,Muhammad Syarif Bandomenjelaskan situasi internasional yang kompleks saat ini menjadi tantangan bagi perpustakaan dalam mengedepankan ide yang didasarkan pada akses yang adil terhadap informasi. Dia menyampaikan, sudah seharusnya perpustakaan terlibat penuh dalam mendukung Pembangunan Berkelanjutan atau SDG’s untuk mengakhiri kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, dan melindungi planet, melalui pencapaian 17 tujuannya.
“Perpustakaan dituntut tidak sekadar memberikan layanan saja tetapi juga memperhitungkan dampak dari layanan yang diberikan,” kata Syarif dalam keterangan tertulisnya, Selasa (25/10).
Dalam pemulihan ekonomi dalam negeri, lanjutnya, perpustakaan memiliki peran penting sebagai ruang terbuka bagi masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup. Untuk itu, Perpusnas membangun paradigma perpustakaan yang berorientasi pada pemanfaatan sumber daya perpustakaan dengan proporsi terbesar adalah perpustakaan untuk transfer ilmu pengetahuan.
“Untuk penguatan perpustakaan di Indonesia, Perpusnas telah memiliki program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan perpustakaan,” kata Syarif.

Baca Juga :
Perjuangan Berbulan-bulan Ini Membuahkan Hasil, Akhirnya Para Pelajar Indonesia Bisa Kembali ke Tiongkok

Program ini, lanjutnya, berupaya untuk merevitalisasi fungsi perpustakaan umum berbasis inklusi sosial. Perpustakaan umum direvitalisasi sebagai pusat kegiatan pemberdayaan masyarakat, yang berkomitmen pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.
“Dengan tagline literasi untuk kesejahteraan memiliki arti mewujudkan masyarakat sejahtera dengan memberdayakan perpustakaan umum. Hal ini sangat selaras dengan manifesto perpustakaan umum dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan,” terang Syarif.
Menjadi keistimewaan tersendiri bahwa konferensi ini dihadiri Presiden Federasi Internasional Asosisasi dan Lembaga Perpustakaan periode 2022-2023 (International Federation of Library Associations and Institutions/IFLA), Vicki McDonald. Dia mengantarkan visi misi IFLA mengenai pengembangan perpustakaan dan kepustakawan ke depan.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menjadi penyelenggara kegiatan tahunan antar-Kepala Perpustakaan di Asia dan Oseania yang bertujuan bertukar informasi dan mempromosikan kerjasama untuk pengembangan perpustakaan di Asia dan Oseania. CDNLAO ke-28 resmi dibuka oleh Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, dan mengusung tema Library Service Impacts on Community: Sustainability, Inclusion, and Innovation.
Hadir secara virtual dari Brisbane, Australia, Presiden IFLA mengapresiasi Konferensi CDNLAO ke-28 serta mengucapkan terima kasih atas undangan yang diberikan. Dia menyampaikan visi IFLA adalah mencapai bidang perpustakaan yang kuat dan Bersatu, dengan memberdayakan masyarakat yang literat, informatif, dan partisipatif. Dia menegaskan bahwa perpustakaan dan pustakawan memiliki peran untuk mendukung kerja pemerintah.
Dia berkisah menghadiri orasi Profesor Emeritus Peter Coaldrake di Australia. Dalam orasi tersebut, profesor menyampaikan bahwa “Pemerintah harus memikul beban tantangan terbesar masyarakat”. Vicki menyatakan para perwakilan perpustakaan nasional yang ada di seluruh dunia memiliki pekerjaan yang sebagian besar sama, yakni bertanggung jawab untuk mendokumentasikan sejarah yurisdiksi setiap negara, memberikan layanan referensi dan penelitian, memfasilitasi serta mendorong penelitian baru.
“Jadi, merenungkan pernyataan Profesor Coaldrakes, saya melihat bahwa Anda juga fokus pada masalah kompleks masyarakat saat ini. Sebagai pustakawan dan pemimpin perpustakaan, saya yakin tantangan kita adalah mempertimbangkan bagaimana kita dapat bekerja dengan pemerintah untuk mendukung pekerjaan mereka dalam mengatasi dan menyelesaikan tantangan masyarakat,” harapnya.
Lebih lanjut, Vicki menyebut tahun ini IFLA memasuki usia 95 tahun. Hal ini merupakan waktu yang tepat untuk merenungkan pencapaian yang diraih dan mempertimbangkan bagaimana perpustakaan agar diakui keberadaannya. Selain itu, dia mengajak untuk memikirkan kontribusi yang diberikan untuk masyarakat.
Sedangkan Manajer IFLA Regional Asia-Oseania, Lin Lin Soh, menyatakan perpustakaan berperan mendukung Program Keberlanjutan SDG’s. Untuk itu, perpustakaan harus dapat memberikan akses informasi kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat berkembang secara berkelanjutan, baik sosial maupun lingkungan.

Baca Juga :
Akhirnya Keadilan Ini Didapatkan, Hakim Putuskan Paul Yong Bersalah Perkosa ART Asal Indonesia

Pihaknya telah membuat situs web Library Map of the World, yang memuat data perpustakaan di 135 negara, SDG’s story, serta profil 28 negara. Kanal SDG’s story memuat kegiatan dan program terkait perpustakaan yang membawa perubahan untuk mendorong tercapainya tujuan SDG’s.
“Saya berharap anda dapat berpartisipasi karena tadi Bapak (Kepala Perpusnas), sudah menceritakan beberapa cerita, bagaimana, dan semua ini sangat penting dan perlu dimasukkan ke web ini. Mari kita memberikan dampak yang baik untuk masyarakat kita,” pungkasnya.

Redaktur : Marcellus Widiarto

Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Transportasi