Category: Bisnis.com Ekonomi

  • Beras Impor Banjiri RI hingga Oktober 2024, Capai 3,48 Juta Ton

    Beras Impor Banjiri RI hingga Oktober 2024, Capai 3,48 Juta Ton

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan total impor beras hingga Oktober 2024 mencapai 3,48 juta ton atau senilai US$2,15 miliar. Impor beras yang masuk dalam catatan BPS merupakan semua jenis beras yang masuk ke Indonesia.

    “Secara kumulatif, jumlah impor beras Indonesia sebesar 3,48 juta ton dengan nilai US$2,15 miliar,” kata Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jumat (15/11/2024).

    Dia menyampaikan, beras impor yang masuk ke Tanah Air didominasi dari Thailand, Vietnam, dan Myanmar. Kendati begitu, dia tidak memerinci lebih jauh volume impor beras yang didatangkan Indonesia dari ketiga negara tersebut.

    Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum) Bulog Wahyu Suparyono sebelumnya menyampaikan, 700.000 ton beras impor masuk ke Indonesia pada pertengahan Desember 2024. Beras tersebut merupakan sisa dari penugasan 3,6 juta ton impor pada tahun ini. 

    “Itu harus di Desember lah masuk, pertengahan. Kita lebih cepat lebih baik,” kata Wahyu, Selasa (5/11/2024).

    Wahyu mengungkap hingga Oktober 2024, sebanyak 2,9 juta ton beras impor telah terealisasi. Pengadaan impor beras tersebut diperoleh Perum Bulog dari sejumlah negara dengan melalui proses tender. Utamanya, dari Kamboja, Myanmar, Pakistan, Thailand, dan Vietnam.

    Secara terperinci, hingga Januari-Oktober 2024, Indonesia paling banyak mendatangkan beras dari Thailand yakni sebanyak 1.041.154.300 kilogram atau 1,04 juta ton. Kemudian, ada Vietnam dengan total sebanyak 1,02 juta ton, diikuti Myanmar 451.468 ton, Pakistan 388.675 ton, dan Kamboja 22.500 ton.

    Dalam catatan Bisnis, pemerintah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) menambah kuota impor beras tahun ini sebanyak 1,6 juta ton dari semula hanya 2 juta ton. Dengan demikian, total kuota impor beras di 2024 ditetapkan sebanyak 3,6 juta ton.  

    Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi kala itu menuturkan, Indonesia harus memiliki cadangan pangan pemerintah (CPP) dalam rangka mengantisipasi kekurangan pangan, gejolak harga pangan, bencana alam, hingga keadaan darurat.  

    “Jadi ini yang namanya early warning system. Jangan udah kejadian kita nggak punya stok, atau baru nyari-nyari [stok beras],” kata Arief usai menghadiri rakornas Bapanas di Depok, Jawa Barat, Selasa (27/2/2024).

  • Ekspor Kakao RI Melesat Berkat Lonjakan Harga di Pasar Global

    Ekspor Kakao RI Melesat Berkat Lonjakan Harga di Pasar Global

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, ekspor komoditas kakao mengalami peningkatan didorong oleh kenaikan harga komoditas tersebut di pasar internasional.

    Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti menyampaikan, rata-rata harga kakao sepanjang Januari-Oktober 2024 di pasar global mencapai US$6,97 per kilogram. Nilai tersebut meningkat 112,58% dibanding rata-rata harga selama 2023 yang tercatat sebesar US$3,28 per kilogram.

    “Rata-rata harga kakao selama Januari-Oktober 2024 di pasar internasional adalah sebesar US$6,97 per kilogram atau naik 112,58% dari rata-rata harga sepanjang 2023,” kata Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jumat (15/11/2024).

    Peningkatan juga terjadi pada volume ekspor. Amalia menyebut, volume ekspor komoditas kakao hingga Oktober 2024 mencapai 288,25 ribu ton. Volume tersebut terkerek 1,92% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 282,81 ribu ton.

    Dengan demikian, lanjutnya, kenaikan harga kakao dan volume ekspor menjadi salah satu faktor kenaikan nilai ekspor kakao Indonesia selama periode Januari-Oktober 2024.

    Lebih lanjut, negara tujuan utama ekspor kakao Indonesia pada Oktober 2024 adalah India dengan jumlah ekspor mencapai 6.500 ton atau US$64,4 juta, Amerika 2.500 ton dengan nilai US$51,4 juta, dan China 3.500 ton atau US$ 31,2 juta.

    “Jadi negara tujuan ekspor kakao Indonesia pada Oktober 2024 adalah India, Amerika Serikat, dan China,” ungkapnya.

    Adapun, ekspor kakao didominasi oleh produk olahan seperti mentega, lemak dan minyak kakao atau HS 1804 yang mencapai 66,81% dari total nilai ekspor kakao tahun 2024.

    Berdasarkan paparan yang disampaikan BPS, nilai ekspor kakao dan olahannya (HS18) mencapai US$2,01 miliar sepanjang Januari-Oktober 2024. Nilai tersebut meningkat 104,58% dibanding periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebanyak US$0,98 miliar.

    Kinerja positif ini, menjadikan kakao sebagai salah satu komoditas yang mengalami pertumbuhan nilai ekspor terbesar, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Amalia mengungkap, nilai ekspor komoditas unggulan Indonesia secara kumulatif turun dibanding periode yang sama tahun lalu. Komoditas itu diantaranya bahan bakar mineral, lemak minyak hewani nabati, dan besi baja.

    Kendati begitu, Amalia menyebut bahwa penurunan ini dapat diimbangi dengan kenaikan ekspor nonmigas barang lain lain.

    “…sehingga secara total ekspor nonmigas Indonesia masih tercatat naik sampai dengan Oktober 2024 secara kumulatif,” ujarnya.

    Beberapa golongan barang yang mengalami peningkatan nilai ekspor sepanjang Januari-Oktober 2024 yakni Logam mulia dan perhiasan/permata (HS71) atau meningkat US$1,68 miliar c to c, dan barang dari besi dan baja (HS73) naik US$1,54 miliar.

    Kemudian, komoditas tembaga dan barang daripadanya (HS74) naik US$1,09 miliar, serta kakao dan olahannya (HS18) naik US$1,03 miliar.

  • Donald Trump Ingin Marco Rubio jadi Menteri Luar Negeri, Pendorong Tarif Mahal untuk China

    Donald Trump Ingin Marco Rubio jadi Menteri Luar Negeri, Pendorong Tarif Mahal untuk China

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengindikasikan menunjuk Marco Rubio sebagai Menteri Luar Negeri. Arah ini sekaligus menguatkan kebijakan yang lebih hawkish terhadap China selain fokus utamanya pada tarif dan perdagangan.

    Penunjukkan Rubio dilakukan bersamaan dengan pemilihan kabinet lainnya yang mungkin akan mengecewakan China, seperti Perwakilan Mike Waltz sebagai penasihat keamanan nasional dan John Ratcliffe untuk memimpin Central Inteligence Agency (CIA).

    Secara keseluruhan, pilihan-pilihan tersebut menunjukkan bahwa Trump ingin mengubah pendekatan pemerintahan Biden dalam mengelola persaingan dengan Beijing dalam berbagai isu mulai dari dukungan untuk Taiwan hingga peran China dalam krisis fentanil AS.

    Adapun, posisi Biden selama ini kerap menjadi sasaran Kritik Partai Republik karena cenderung mengarah ke upaya berdamai.

    “Rubio dalam hatinya percaya bahwa China adalah musuh Amerika Serikat,” kata David Firestein, mantan diplomat AS yang memiliki keahlian di bidang China dikutip dari Reuters, Kamis (14/11/2024).

    Firestein menuturkan hal itu akan mewarnai semua yang dia lakukan sehubungan dengan China. Dia menambahkan, keyakinan Rubio pada persaingan zero-sum dengan China akan meningkatkan tingkat desibel hubungan AS-China.

    Sebagai menteri luar negeri, Rubio akan membantu melaksanakan, bukan menentukan, kebijakan luar negeri Trump, namun pemilihannya akan menempatkan tokoh antagonis China dengan pengalaman kebijakan luar negeri yang signifikan sebagai pusat perdebatan kabinetnya.

    Trump telah berjanji untuk mengakhiri status perdagangan negara yang paling disukai China dan menerapkan tarif terhadap impor China yang melebihi 60% – jauh lebih tinggi daripada yang diberlakukan pada masa jabatan pertamanya.

    Rubio hampir pasti akan mendapat konfirmasi dari Senat AS, di mana ia adalah anggota senior komite hubungan luar negeri dan intelijen. Dukungan keras warga Kuba-Amerika yang anti-komunis terhadap pengunjuk rasa demokrasi Hong Kong membuatnya mendapatkan sanksi China pada 2020 lalu.

    Ini akan menjadi pertama kalinya China memberlakukan pembatasan perjalanan aktif terhadap Menteri Luar Negeri AS, yang merupakan ujian awal tentang bagaimana Tiongkok dapat terlibat dengan pemerintahan Trump yang baru.

    Sementara itu, Rubio telah menjadi pendukung sanksi visa AS terhadap pejabat China, dan mendorong Departemen Luar Negeri untuk melarang kepala eksekutif Hong Kong, John Lee, melakukan perjalanan ke San Francisco untuk menghadiri KTT APEC 2023.

    Kedutaan Besar China di Washington tidak mengomentari sanksi Rubio atau pencalonannya, namun juru bicara Liu Pengyu mengatakan Beijing berharap dapat bekerja sama dengan pemerintahan baru untuk meningkatkan hubungan ke arah yang stabil, sehat dan berkelanjutan.

    Fokus Pada HAM

    Catatan China mengenai hak asasi manusia, yang secara historis merupakan isu kontroversial antar negara, telah menjadi fokus Rubio. Dia ikut mensponsori Undang-Undang Pencegahan Kerja Paksa Uyghur, yang memberikan pemerintah AS alat baru untuk melarang impor China karena kekhawatiran akan pelanggaran hak asasi terhadap minoritas Muslim di China, klaim yang membuat marah Beijing.

    Aktivis Hong Kong melihat Rubio, yang mensponsori undang-undang termasuk Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong tahun 2019, sebagai pendukung perjuangan mereka.

    “Kami jelas sangat bersemangat dan berharap dapat bekerja sama dengannya dalam masalah ini,” kata Frances Hui, seorang aktivis di Washington yang tergabung dalam Komite Kebebasan di Hong Kong Foundation yang penangkapannya ditawarkan hadiah oleh China.

  • Ekspor CPO dan Turunannya Melesat 70,90% pada Oktober 2024

    Ekspor CPO dan Turunannya Melesat 70,90% pada Oktober 2024

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor salah satu komoditas unggulan Indonesia yakni minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan turunannya mengalami peningkatan signifikan pada Oktober 2024.

    Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti menyampaikan, ekspor CPO dan turunannya mencapai US$2,37 miliar pada Oktober 2024, atau mengalami peningkatan sebesar 70,90% (month to month/MtM) dibanding bulan lalu sebesar US$1,38 miliar.

    “Ekspor CPO dan turunanya secara bulanan meningkat 70,90%,” kata Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jumat (15/11/2024).

    Kinerja ekspor CPO dan turunannya juga mengalami peningkatan secara tahunan. BPS mencatat, ekspor komoditas ini mengalami peningkatan sebesar 25,35% (year on year/YoY) dari Oktober 2023 sebesar US$1,89 miliar.

    Selain CPO dan turunannya, kinerja ekspor komoditas besi dan baja secara bulanan turun mengalami peningkatan. Amalia mengungkap, ekspor besi dan baja mencapai US$2,24 miliar pada Oktober 2024, atau meningkat 1,89% MtM dari bulan lalu sebesar US$2,20 miliar.

    Kendati mengalami peningkatan, kinerja ekspor besi dan baja menurun dibandingkan Oktober 2023. BPS mencatat, ekspor besi dan baja pada Oktober 2023 mencapai US$2,45 miliar. Dibandingkan nilai ekspor Oktober 2023, nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 8,38% YoY.

    “Untuk ekspor besi dan baja, nilainya mengalami kenaikan 1,89% secara bulanan. Namun secara tahunan nilai ekspor besi dan baja alami penurunan 8,38%,” ungkapnya.

    Sementara itu, kinerja ekspor batu bara pada Oktober 2024 tercatat menurun. Amalia menyebut, ekspor batu bara pada Oktober 2024 mencapai US$2,52 miliar.

    Nilai tersebut turun 0,73% MtM dibandingkan bulan lalu sebesar US$2.54 miliar, dan turun 7,93% YoY dibanding Oktober 2023 yang tercatat sebesar US$2,73 miliar.

    “Ekspor batu bara turun 7,03% secara bulanan dan tahunan turun 7,93%,” pungkasnya.

  • Tak Diajak Trump Masuk Kabinet, Begini Respons Bos JPMorgan

    Tak Diajak Trump Masuk Kabinet, Begini Respons Bos JPMorgan

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden terpilih AS Donald Trump menyebut dirinya tidak memberikan jabatan kepada CEO JPMorgan Chase & Co. Jamie Dimon pada masa jabatan keduanya.

    “Saya sangat menghormati Jamie Dimon, dari JPMorgan Chase, tetapi dia tidak akan diundang untuk menjadi bagian dari pemerintahan. Saya berterima kasih kepada Jamie atas pengabdiannya yang luar biasa kepada negara,” kata Trump dalam sebuah postingan di jaringan Truth Social miliknya dikutip dari Bloomberg, Jumat (15/11/2024).

    Adapun, Dimon langsung menanggapi Trump di KTT CEO Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), beberapa saat setelah pernyataan presiden terpilih tersebut.

    “Pertama-tama, saya mendoakan yang terbaik untuk presiden dan terima kasih ini adalah pesan yang sangat bagus. Tapi saya hanya ingin bilang ke presiden juga, saya sudah 25 tahun tidak punya bos dan saya belum siap untuk memulai,” kata Dimon.

    Komentar tersebut terjadi pada hari di mana Trump membuat pilihan yang lebih penting untuk pemerintahan barunya, termasuk Robert F. Kennedy Jr., yang skeptis terhadap vaksin, untuk memimpin Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan dan Jay Clayton, mantan kepala Komisi Sekuritas dan Bursa, sebagai Jaksa AS untuk Distrik Selatan New York.

    Trump sebelumnya mengatakan dia akan mempertimbangkan Dimon sebagai Menteri Keuangan dalam wawancara bulan Juni dengan Bloomberg Businessweek tetapi kemudian menyangkal pernyataan itu. “Dia adalah seseorang yang akan saya pertimbangkan,” kata Trump dalam wawancara tersebut.

    Namun pada bulan Juli, dia mengatakan bahwa dia tidak pernah mendiskusikan, atau memikirkan Dimon untuk berperan dalam kabinetnya. Trump juga menambahkan bahwa dia tidak tahu dari mana ide tersebut berasal, yang dia sebut mungkin dari kelompok Kiri Radikal.

    Tim Trump mulai mengerucutkan pilihannya untuk Menteri Keuangan dengan pendiri Key Square Group LP Scott Bessent, CEO Cantor Fitzgerald LP Howard Lutnick, dan mantan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer di antara para pesaingnya. Dia diperkirakan akan mengambil keputusan secepatnya pada minggu ini. 

    Dimon mengatakan bahwa pejabat pemerintah akan bertanggung jawab atas situasi geopolitik, militer, dan geoekonomi paling rumit yang dihadapi dunia sejak Perang Dunia II.

    The New York Times pada Oktober lalu melaporkan bahwa Dimon secara pribadi mendukung saingan Trump dalam pemilihan umum, Wakil Presiden Partai Demokrat Kamala Harris dan mengatakan kepada orang-orang bahwa dia akan mempertimbangkan peran dalam pemerintahannya. 

    Namun, Dimon berjanji akan bekerja sama dengan siapa pun yang terpilih. Istrinya, Judy Dimon, mendukung pencalonan Harris sebagai presiden, dengan memberikan sumbangan dan mengumpulkan pemilih di negara bagian Michigan.

  • Neraca Perdagangan Oktober 2024 Surplus US,48 Miliar, 54 Bulan Berturut-turut

    Neraca Perdagangan Oktober 2024 Surplus US$2,48 Miliar, 54 Bulan Berturut-turut

    Bisnis.com, JAKARTA — Neraca perdagangan Indonesia masih mempertahankan tren surplus hingga 54 bulan berturut-turut. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa surplus neraca dagang Oktober 2024 senilai US$2,48 miliar.

    Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa dengan realisasi itu, neraca dagang Indonesia terus mempertahankan tren surplus sejak Mei 2020. Ekspor per Oktober 2024 tercatat senilai US$24,41 miliar, dengan nilai impor yang lebih kecil sehingga surplus terjaga.

    “Total nilai impor mencapai US$21,94 miliar atau naik 16,54% dari bulan September 2024,” ujar Amalia dalam konferensi pers pada Jumat (15/11/2024).

    Surplus neraca dagang Indonesia per Oktober 2024 itu tercatat turun 0,75% secara bulanan.

    “Pada Oktober 2024 neraca perdagangan barang mencatatkan surplus sebesar US$2,48 miliar atau turun sebesar US$0,76 miliar secara bulanan,” ujar Amalia.

    Komoditas yang memberikan sumbangsih surplus utama adalah bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), serta besi dan baja (HS 72).

    Sebelumnya, konsensus proyeksi 18 ekonom yang dihimpun Bloomberg memproyeksikan nilai tengah (median) surplus neraca perdagangan Oktober 2024 adalah US$3,09 miliar.

    Angka tersebut tercatat lebih rendah dari realisasi neraca dagang September 2024 senilai US$3,26 miliar.

    Adapun estimasi tertinggi dikeluarkan oleh ekonom dari JP Morgan Chase Bank NA Sin Beng Ong dengan nominal US$3,6 miliar dan estimasi terendah oleh Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual di angka US$2,16 miliar.

    David menyatakan penurunan surplus pada masa menjelang akhir tahun ini akibat harga-harga komoditas ekspor unggulan Indonesia yang cenderung naik. Seperti minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO), batu bara, dan minyak.

    Di tengah kenaikan harga komoditas, David melihat ada kemungkinan volume ekspor yang melambat sehingga kinerja ekspor melandai. Secara tahunan, ekspor diprediksi kontraksi 2,33% (year on year/YoY) dan impor masih akan tumbuh 4,25%. 

    “Perlambatan ekspor didukung juga oleh perlambatan impor China pada bulan Oktober,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (14/11/2024).

    Meski demikian, David memproyeksikan akan ada sedikit akselerasi impor jelang akhir tahun karena faktor musiman terutama kebutuhan bahan baku dan barang jadi. 

    Senada, Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) Hosianna Evalita Situmorang juga menyampaikan bahwa kinerja ekspor cenderung stagnan. 

    Sementara impor akan terkerek naik dengan tingginya permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru). Alhasil, surplus neraca perdagangan akan turun ke US$3,08 miliar dari posisi September 2024. 

    “Nilai impor cenderung naik di kuartal akhir, persiapan konsumsi Nataru. Jadi surplus perdagangan perkiraannya sedikit turun,” tuturnya.

    Pada September 2024, ekspor per September 2024 tercatat senilai US$22,08 miliar, dengan nilai impor yang lebih kecil sejumlah US$18,82 miliar sehingga surplus terjaga. Komoditas yang memberikan sumbangsih surplus utama adalah bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), serta besi dan baja (HS 72).

    Secara kumulatif atau sepanjang periode Januari—September 2024, ekspor tercatat senilai US$192,85 miliar dan impor senilai US$170,87 miliar, sehingga surplus neraca dagang barang Indonesia periode Januari—September 2024 mencapai US$21,98 miliar.

    Jumlah tersebut masih jauh dari target yang ditetapkan di kisaran US$31,6 miliar hingga US$53,4 miliar di 2024.

  • Pertamina Dorong Pengembangan Biofuel untuk Akselerasi Transisi Energi

    Pertamina Dorong Pengembangan Biofuel untuk Akselerasi Transisi Energi

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menjadikan biofuel atau bahan bakar berbasis tanaman sebagai salah satu kunci strategis dalam mendukung transisi energi Indonesia. 

    CEO of Pertamina New & Renewable Energy (PNRE) John Anis pun menjelaskan PNRE merupakan pionir dalam bisnis rendah karbon di Pertamina grup. Dia menyebut perusahaan memiliki banyak program untuk mendukung transisi energi.

    John mengatakan program itu didasarkan pada strategi pertumbuhan ganda. 

    “Karena kita masih memerlukan bahan bakar fosil. Namun lebih bersih, dan pada saat yang sama kita harus mulai beralih ke bisnis rendah karbon. Jadi kami memaksimalkan bisnis tradisional sekaligus mengembangkan bisnis rendah karbon,” kata John melalui keterangan resmi, Kamis (14/11/2024).

    Dia menjelaskan PNRE telah memiliki peta jalan pengembangan bioetanol hingga 2031 untuk mendukung dekarbonisasi di sektor transportasi. Adapun hingga 2034 mendatang, John memproyeksi demand biofuel bisa mencapai 51 juta liter.

    Selain itu, PNRE saat ini bekerja sama dengan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) untuk membangun pabrik bioetanol di Banyuwangi, Jawa Timur. Pabrik itu diproyeksi memiliki kapasitas produksi 30 ribu kiloliter (KL) per tahun.

    “Untuk bioetanol, kita memiliki ambisi meningkatkan kapasitas produksi, salah satunya dengan reaktivasi pabrik di Banyuwangi, Glenmore, dengan mengambil molase sebagai bahan baku bioetanol tanpa mengganggu produksi gula,” kata John.

    Di bisnis karbon, PNRE saat ini telah menjadi pemain utama perdagangan kredit karbon di Indonesia dengan menguasai pangsa pasar 93 persen. 

    John mengatakan kredit karbon PNRE bersumber tidak saja dari pembangkit listrik energi rendah karbon, tapi juga bersumber dari nature based solutions (NBS). 

    Dia mengklaim sejak mempelopori perdagangan karbon di bursa karbon tahun lalu, 864 ribu ton CO2 kredit karbon telah terjual habis. Dalam inisiatif NBS, kata John, Pertamina telah bermitra dengan partner strategis.

    “Untuk mengakselerasi transisi energi dan merealisasikan target 75 GW listrik berbasis EBT hingga 15 tahun mendatang, diperlukan kolaborasi agar investasi dan pengembangan EBT menjadi lebih agresif di Indonesia dan menjadi lebih mudah diakses dengan harga terjangkau bagi masyarakat,” tutup John.

    Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI dan Anggota Komisi XII DPR RI Eddy Soeparno menjelaskan Indonesia memiliki potensi dan sumber biofuel yang melimpah. Dia menilai program B35 yang dilakukan oleh Pertamina menjadi bukti konkret dari upaya penurunan emisi.

    “Indonesia juga memiliki sumber biofuel yang melimpah. Saat ini kita menggunakan B35, biodiesel 35, dari CPO. Kita memiliki sumber tebu, singkong, yang bisa digunakan sebagai bahan bakar nabati,” kata Eddy Soeparno dalam panel di COP29.

    Apalagi, saat ini Pertamina sendiri sudah memiliki Sustainability Aviation Fuel (SAF) yang berbasis biofuel, termasuk dari minyak goreng bekas. 

    Baru-baru ini, Indonesia berhasil mencampur 5% bahan bakar penerbangan berkelanjutan. SAF telah berhasil diuji coba dalam penerbangan sekitar dua tahun lalu dan akan terus ditingkatkan.

  • Ekspor Oktober 2024 Naik 10,69%, Indonesia Raup US,41 Miliar dari Mitra Dagang

    Ekspor Oktober 2024 Naik 10,69%, Indonesia Raup US$24,41 Miliar dari Mitra Dagang

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2024 mencapai US$24,41 miliar. 

    Plt Kepala BPS Amalia A. Widyasanti menyampaikan kinerja ekspor pada Oktober tersebut tumbuh 10,69% secara bulanan (month-to-month/MtM).

    “Pada Oktober 2024, nilai ekspor mencapai US$24,41 miliar atau naik 10,69% dari September 2024. ekspor migas tercatat senilai US$1,35 miliar atau naik 16,88%,” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (15/112024). 

    Amalia menjelaskan nilai ekspor nonmigas tercatat naik sebesar 10,45% MtM dengan nilai US$23,07 miliar yang didorong peningkatan komoditas Lemak dan Minyak Hewani/Nabati (HS 15) yang naik 52,67%. 

    Kemudian komoditas bahan bakar mineral (HS 27) naik 5,5% MtM dan komoditas alas kaki (HS 64) naik 25,87%. 

    Adapun kenaikan nilai ekspor migas didorong peningkatan nilai ekspor gas yang andilnya sebesar 0,68%

    Sementara secara tahunan atau year-on-year/YoY, nilai ekspor Oktober 2024 mengalami peningkatan sebesar 10,25%.

    “Kenaikan ini karena adanya peningkatan ekspor nonmigas terutama pada komoditas HS15, HS85 (mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya), HS18(kakao dan produk olahannya),” ungkap Amalia.

  • The Fed Beri Sinyal Perlambat Laju Pemangkasan Suku Bunga

    The Fed Beri Sinyal Perlambat Laju Pemangkasan Suku Bunga

    Bisnis.com, JAKARTA – Ketua bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell menyebut kinerja perekonomian AS baru-baru ini sangat baik, sehingga memberikan ruang bagi para bankir bank sentral untuk menurunkan suku bunga dengan hati-hati.

    “Perekonomian tidak mengirimkan sinyal apa pun bahwa kita perlu segera menurunkan suku bunga. Kekuatan yang kami lihat dalam perekonomian saat ini memberi kami kemampuan untuk mengambil keputusan dengan hati-hati,” kata Powell di Dallas dikutip dari Bloomberg, Jumat (15/11/2024).

    Para gubernur bank sentral AS mulai menurunkan biaya pinjaman pada bulan September dengan pemotongan agresif sebesar setengah poin persentase. Mereka kemudian menurunkan kembali suku bunga kebijakan sebesar seperempat poin pada pekan lalu. 

    The Fed telah mengisyaratkan kesediaan untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut selama inflasi terus melambat. Komentar Powell sejalan dengan beberapa rekannya yang menganjurkan pendekatan pelan-pelan terhadap penurunan suku bunga di masa depan.

    “Kami berada di ambang jeda. Jelas bahwa The Fed telah mengambil kebijakan yang lebih tegas daripada yang diperlukan pada saat ini,” kata Lindsey Piegza, Chief Economist di Stifel Financial Corp.

    Piegza memperkirakan The Fed akan melakukan jeda pemangkasan suku bunga pada Januari mendatang dan kemudian hanya melakukan pemotongan paling banyak tiga kali pada tahun depan.

    Dalam diskusi yang dimoderatori setelah pidatonya, Powell menambahkan bahwa ketidakpastian mengenai tingkat suku bunga yang netral – di mana kebijakan tidak menstimulasi atau menghambat pertumbuhan – memberikan alasan lain untuk mengambil tindakan secara hati-hati. Beberapa pejabat Fed mengatakan mereka yakin suku bunga The Fed masih berada pada wilayah yang membatasi dan lebih memilih penurunan suku bunga secara bertahap.

    “Dalam situasi ini, yang perlu kita lakukan adalah berhati-hati. Ketika bank sentral mendekati kisaran tingkat netral yang masuk akal, mungkin kita memperlambat langkah yang kita lakukan hanya untuk meningkatkan peluang agar kita dapat melakukan hal ini dengan benar,” kata Powell.

    Data yang dirilis awal pekan ini menunjukkan ukuran inflasi AS tetap kuat di bulan Oktober. Indeks harga konsumen inti – yang tidak termasuk biaya makanan dan energi – meningkat 0,3% untuk bulan ketiga.

    “Inflasi mendekati target jangka panjang kami sebesar 2%, namun hal tersebut belum tercapai,” kata Powell. “Kami berkomitmen untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Dengan kondisi pasar tenaga kerja yang berada dalam kondisi yang tidak seimbang dan ekspektasi inflasi yang terjaga dengan baik, saya memperkirakan inflasi akan terus turun menuju tujuan kami sebesar 2%, meskipun terkadang dalam jalur yang bergelombang.”

    Powell tidak memberikan komentar mengenai kemungkinan pemotongan suku bunga pada pertemuan bulan Desember.

    Kebijakan moneter bisa menghadapi tantangan tahun depan jika Presiden terpilih Donald Trump memenuhi janji kampanyenya untuk memotong pajak, membatasi imigrasi dan menerapkan tarif. Ketidakpastian kebijakan mungkin juga berkontribusi terhadap sikap The Fed yang lebih lamban dalam menurunkan suku bunga saat ini.

    Kebijakan Trump

    Adapun, Powell juga kembali mengulangi komentarnya bahwa masih terlalu dini bagi para pengambil kebijakan untuk melakukan perubahan dalam mengantisipasi kebijakan fiskal atau perdagangan baru di masa pemerintahan Presiden terpilih AS, Donald Trump.

    “Saya pikir kita punya waktu untuk melakukan penilaian mengenai dampak bersih dari perubahan kebijakan terhadap perekonomian sebelum kita bereaksi,” katanya.

    Dia menekankan bahwa jika menyangkut potensi tarif baru, reaksi mitra dagang AS akan memperumit dampaknya terhadap AS, dan dampak negatif terhadap pertumbuhan dapat berlawanan dengan dampak positif kebijakan fiskal.

    “Hal lainnya adalah: Bagaimana dengan pembalasan? Selain itu, hal ini terjadi pada saat terdapat kebijakan fiskal yang dapat mendukung perekonomian. Jadi, apa sebenarnya efek akhirnya?” katanya.

    Trump juga mengkritik The Fed dan Powell. Pada konferensi pers 7 November, Powell mengatakan dia tidak akan meninggalkan The Fed jika diminta mengundurkan diri. Dia juga menambahkan bahwa segala upaya untuk menurunkan dia atau gubernur Fed lainnya dalam posisi kepemimpinan tidak diizinkan berdasarkan hukum.

    Perekonomian AS terus berkembang dengan pesat, dengan rata-rata pertumbuhan sekitar 3% selama dua tahun terakhir. Sementara itu, pasar tenaga kerja telah mendingin, namun tetap tangguh. 

    Powell mengatakan, pasar tenaga kerja berada dalam kondisi yang solid, dan menurut banyak metrik, pasar tenaga kerja kembali ke tingkat lebih normal sesuai dengan mandat ketenagakerjaan maksimum.

    “Membaiknya kondisi pasokan telah mendukung kinerja perekonomian yang kuat ini. Tenaga kerja telah berkembang pesat, dan produktivitas telah tumbuh lebih cepat selama lima tahun terakhir dibandingkan dua dekade sebelum pandemi, sehingga meningkatkan kapasitas produktif perekonomian dan memungkinkan pertumbuhan ekonomi yang pesat tanpa terlalu panas,” ujar Powell.

    Produktivitas yang lebih tinggi, yang memungkinkan pekerja menghasilkan lebih banyak output per jam, membantu membatasi inflasi dan merupakan kunci pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

    Beberapa pengambil kebijakan, termasuk Neel Kashkari dari Fed Minneapolis, mengatakan bahwa produktivitas yang lebih tinggi pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan suku bunga yang lebih sedikit. 

    “Pada akhirnya, arah kebijakan suku bunga akan bergantung pada bagaimana data yang masuk dan prospek ekonomi berkembang,” kata Powell.

    Tinjauan Kerangka Kerja

    Ketua The Fed juga menyampaikan komentarnya yang paling terbuka mengenai tinjauan kerangka kerja bank sentral yang akan datang. 

    Dia mengatakan pertanyaan yang diajukan dalam tinjauan ini akan berkisar pada seberapa besar kekhawatiran para pembuat kebijakan terhadap batas bawah nol saat ini. Hal tersebut karena suku bunga tampaknya akan tetap berada pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi. 

    Sejak 2008 lalu, para pejabat telah memangkas suku bunga acuan mereka menjadi nol sebanyak dua kali, sehingga membatasi efektivitas kebijakan moneter.

    Meskipun Powell mengatakan The Fed belum membuat keputusan apa pun, dia menyarankan bank sentral akan beralih ke target inflasi tradisional. 

    Adapun kerangka kerja yang ada saat ini, yang dirilis pada 2020, menyatakan bahwa para pengambil kebijakan akan mengejar periode yang melampaui target The Fed sebesar 2% ketika pertumbuhan harga terus-menerus berada di bawah target mereka.

    “Pada saat yang sama, kasus dasar (base case) harus lebih seperti fungsi reaksi tradisional,” kata Powell. “Anda tidak menjanjikan overshoot, Anda hanya menargetkan inflasi. Kami belum membuat keputusan apa pun, tapi itulah pertanyaan yang akan kami ajukan.”

  • Jemput Bola Kemenangan Butter Leaders

    Jemput Bola Kemenangan Butter Leaders

    Bisnis.com, JAKARTA – Pada 2024, se­­­banyak 57 ne­­­­­gara me­­­nye­­leng­­­­garakan pe­­­mi­­­lu termasuk Ing­­­­­gris, India, Amerika Serikat (AS), Rusia, dan juga Indonesia.

    Sebanyak 57 negara tersebut sangat berkontribusi dalam menyum­­bang 49% populasi dan 60% PDB dunia. Ke­­tidakpastian tahun 2024 tentu sangat tinggi karena banyak kebijakan populis yang dikampanyekan oleh petahana untuk kembali meraih hati rakyat.

    Dari banyaknya pemilu tersebut terdapat fokus perhatian utama yakni AS yang sangat menaruh perhatian global karena dinamika yang dinamis. Diksi “Trump yang tertembak, karier politik Biden yang tewas” menjadi pola yang menarik karena tidak banyak prediksi pada saat itu bahwa Kamala Harris akan menggantikan atasannya dalam kontestasi politik AS tersebut. Hampir saja AS akan memiliki presiden perempuan pertama di negaranya.

    Dalam pidato kemenangannya di Florida, Trump menyampaikan akan mengembalikan kejayaan AS dan mengajak masyarakat negeri Paman Sam tersebut untuk bersatu. Hal ini membuat posisi yang jelas bahwa ia akan membenahi urusan domestik yang akan menjadi modal bagi AS dalam berpartisipasi dalam panggung dunia ke depannya.

    Saat Trump menjadi Presiden ke-45 AS memang berbagai indikator perekonomian bergerak cukup luar biasa melalui reformasi perpajakan yang dilakukan Trump untuk mendorong perekonomian domestik. Dari sisi pertumbuhan ekonomi, era Trump berhasil mencatatkan rata-rata pertumbuhan sebesar 2,5% yang membuat pertumbuhan ekonomi AS melampaui Eropa. Bahkan pada 2017, pertumbuhan negeri Paman Sam sempat tumbuh fantastis sebesar 4,2% (YoY) dan pada sisi output pada kuartal III/2020 saat pandemi melanda berhasil tumbuh 33% (YoY).

    Pada sisi pengangguran, Trump berhasil memecahkan rekor dengan membawa tingkat pengangguran terendah dalam 5 dekade terakhir di angka 3,5% dan membuka 6,4 juta lapangan pekerjaan baru. Bahkan, Tetapi dari sisi kenaikan upah, rata-rata pertumbuhan era Trump lebih rendah dari Barack Obama di mana hanya naik rata-rata 2,1% setiap tahunnya. Trump juga berhasil menurunkan 4,2 juta rakyat yang masuk dalam kategori miskin dengan tingkat kemiskinan sebesar 10,5%.

    PERPAJAKAN ALA TRUMP

    Perhitungan Tax Foundation (2020), apabila reformasi pajak ala Trump dilakukan secara jangka panjang hingga tahun 2027, maka dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 1,7%, yang diterjemahkan dengan peningkatan upah sebesar 1,5%, melengkapi pasar tenaga kerja dengan 339.000 lapangan kerja baru dan meningkatkan stok modal sebesar 4,8% pada 2027.

    Berdasarkan perhitungan statis memang terjadi degradasi US$373 miliar tetapi apabila menggunakan perhitungan dinamis terhadap perekonomian sebesar US$408 miliar.

    Relaksasi pajak yang dilakukan Trump kepada dunia usaha dan pribadi memberikan tingkat daya saing Amerika Serikat yang lebih tinggi karena menurunnya biaya produksi, perubahan substansial terhadap cara kegiatan ekonomi di pasar domestik, memberikan zona peluang bagi bisnis di AS dapat ekspansi di dalam negeri baik baik intensifikasi dan ekstensifikasi model bisnis mereka.

    Reformasi Pajak yang mewujudkan corporate welfare dalam jangka pendek dan social welfare dalam jangka panjang akan dilakukan dengan menjamin sektor swasta menginvestasikan uangnya ke dalam pasar akibat pemotongan pajak.

    AMERICA GREAT AGAIN

    “Kita akan membuat Amerika kuat kembali, Kita akan membuat Amerika bangga kembali. Kita akan membuat Amerika aman kembali dan kita akan membuat Amerika hebat kembali” ujar Trump dalam salah satu kampanyenya. Maka sudah dapat dipastikan bahwa berbagai formulasi kebijakan Trump pada saat menjadi Presiden ke-45 di Negeri Paman Sam akan dilanjutkan dan diperkuat dalam 4 tahun mendatang.

    Potensi perang dagang jilid kedua dengan China akan terjadi bahkan akan meluas dengan negara yang menentang “hegemoni” dari mata uang AS karena Trump sempat mengatakan akan mengenakan bea masuk hingga 100% bagi negara yang melakukan dedolarisasi. Walaupun akan menjadi “boomerang” bagi perekonomian domestik, tetapi Trump akan berani untuk melakukannya.

    Kedua, akan ditariknya berbagai militer AS yang akan menurunkan temperatur persaingan geopolitik, tetapi keinginan Trump untuk menguasai cadangan minyak dunia akan tetap dilakukan karena dalam kepemimpinannya, ia sempat keluar dari Paris Agreement maka komitmen terhadap net zero emission dapat menjadi ancaman.

    Ambisi Trump menguasai cadangan minyak Timur Tengah akan meningkatkan risiko tetapi sepertinya posisi Israel akan diuntungkan yang menjadi ancaman adalah apabila Iran menutup Selat Hormuz maka minyak dunia akan kolaps dan diuntungkannya Belt Road Initiative milik China.

    Selanjutnya, Trump juga akan mengevaluasi berbagai perjanjian perdagangan dan akan melakukan revaluasi perjanjian dagang yang menguntungkan masyarakat AS terutama kelas menengahnya yang sedang mengalami pelemahan daya beli. Pengalaman Trump keluar dari Trans-Pacific Treaty, Trans-Atlantic Treaty, dan perjanjian dagang lainnya akan menjadi ancaman. Berbagai program domestik AS akan dipaksakan menjadi agenda global dan evaluasi kebijakan Presiden Biden tentu akan dilakukan secara masif.

    Dampak Terhadap Indonesia

    Kemenangan Trump sebenarnya lebih banyak membawa dampak positif bagi perekonomian domestik karena peluang terjadinya relokasi pabrik akan sangat tinggi. Maka dari itu, pengusaha dan Pemerintah Indonesia harus siap menangkap berbagai peluang tersebut seperti memberikan kepastian hukum, reformasi birokrasi, percepatan perizinan, bahkan hingga insentif pajak seperti tax holiday dan tax allowance untuk industri yang memberikan alih teknologi.

    Kunjungan kerja Presiden Prabowo ke Amerika Serikat berusaha untuk menangkap peluang kerja sama, bahkan dalam video terbuka Presiden Prabowo mengucapkan selamat kepada Presiden Trump. Hal ini akan menjadi katalis positif hubungan antara RI dan AS bagi pasar, bahkan Presiden Trump berjanji akan mengunjungi Indonesia

    Perlu diingat pada periode perang dagang 2018, Indonesia gagal menangkap peluang relokasi pabrik dan banyak pabrik yang ada di China lari ke Vietnam, Thailand, dan Malaysia, maka dari itu saat ini Indonesia harus lebih siap menangkap peluang tersebut. Dari sisi kinerja ekspor, kemenangan Trump membuka peluang terjadinya perang tarif dan terbuka potensi neraca dagang kita akan balance dengan AS. Namun, penjualan komoditas esensial seperti CPO dan batu bara secara volume relatif akan ada pergerakan.

    Dari sisi nilai tukar, konsensus pasar yang terjadi di AS mengisyaratkan bahwa apabila Donald Trump memenangkan pemilihan, maka akan terjadi penurunan suku bunga sebanyak tiga kali oleh The Federal Reserve berbeda dengan konsensus kemenangan Kamala Haris yang memungkinkan akan diturunkan sebanyak 5 kali. Maka dari itu, pelemahan nilai tukar akan terjadi dan akan merugikan importir bahan baku produksi tetapi akan menguntungkan bagi eksportir.

    Perang tarif yang terjadi juga dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk dapat menggarap pasar Afrika dan pasar negara Kepulauan Pasifik untuk dapat menjadi pasar pengganti ekspor kita ke AS. Berbagai kerja sama bilateral dengan negara Afrika dan Kepulauan Pasifik terutama mengenai perdagangan dan ekonomi dapat dibangun.

    Pemerintah juga perlu cermat untuk melakukan penyesuaian dalam membuat formulasi dalam APBN-P nantinya dengan melakukan kalkulasi ulang baik dari sisi harga minyak, kurs nilai tukar, dan inflasi karena akan dapat memengaruhi berbagai orkestrasi kebijakan. Pada dasarnya, kemenangan Trump akan menjadi “butter” bagi Indonesia apabila kita bersiap dan dapat melakukan jemput bola.