Bu Ning, Jokowi, dan Tutup Gelas Berlambang Istana…

20 October 2022, 18:00

SOLO, KOMPAS.com – Bagi Sri Hariadiningsih, karunia terbesar yang diberikan Tuhan kepada dirinya adalah melihat anak-anak didiknya sukses di luar sekolah.
Begitu kata Bu Ning-sapaan akrabnya-saat ditanya adakah perasaan khusus melihat salah seorang muridnya, Joko Widodo, menjadi pemimpin Republik Indonesia.
“Saya banyak bersyukur kepada Allah bahwasanya siswa/i yang pernah saya beri pelajaran dan pendidikan banyak yang berhasil dan sukses. Itu karunia dari sang pencipta kepada saya,” ujar Bu Ning saat berbincang dengan Kompas.com, Jumat (14/10/2022).
Baca juga: Teman SD: Isu Ijazah Palsu Dibikin agar Jokowi Tak Dipercaya Lagi
Ya, Bu Ning adalah guru Presiden Jokowi semasa SMA, tepatnya dari kelas 1 pada Januari 1977 hingga lulus pada April 1980. Bu Ning yang baru menjadi guru pada 1976 mengajar mata pelajaran kimia.
Dahulu, tentu sama sekali tak terbersit di benaknya anak-anak didiknya itu akan menjadi apa kelak. Apalagi sampai membayangkan ada salah satu di antaranya yang menjadi presiden.
Hati dan pikirannya pada masa itu hanyalah berorientasi pada bagaimana caranya memupuk ilmu dan nilai kehidupan kepada tunas-tunas bangsa tersebut.
“Karena menurut saya, seorang guru itu tugasnya tidak hanya mengajar ya, tetapi juga mendidik,” ujar Bu Ning.
Baca juga: Teman SD Jokowi: Sekolah Bertahun-tahun Tiba-tiba Diisukan Ijazah Palsu, Kasihan…
Perasaan bangga bercampur haru semakin menyesaki dada ketika para anak didiknya itu tidak memutus tali silaturahim dengannya, meski sudah bertahun-tahun lamanya lepas dari sekolah.
Inilah yang dirasakan Bu Ning ketika diundang Presiden Jokowi untuk memperingati Hari Guru Nasional yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, 24 November 2015.
“Dalam pidato beliau, nama saya disebut. Dia memperkenalkan gitu, ‘ini Bu Ning, guru kimia. Saya dulu paling senang belajar kimia. Nilai saya bagus terus’, begitu kata Pak Jokowi. Ya memang benar,” kenang Bu Ning.
Sehari setelahnya, Bu Ning dan 10 orang guru Jokowi semasa SMP dan SMA secara khusus diundang santap siang di Istana Kepresidenan.
Baca juga: Ini Hasil Penelusuran Soal Ijazah SMA Jokowi yang Diisukan Hasil Mencuri
Momen undangan khusus ini pula yang membuat Bu Ning semakin yakin bahwa salah satu anak didiknya sukses dalam hidup.
Indikatornya bukanlah jabatan, kekuasaan, memiliki banyak anak buah, atau sejenisnya. Bu Ning justru melihat kesuksesan sosok Jokowi dari kesederhanaannya.
“Ya Allah, bayangan saya seorang presiden itu makanannya kayak apa ya, mewah. Ini enggak. Sangat sangat sederhana. Kayak masakan di rumah. Ada kepala ikan, tahu, tempe, sayur. Luar biasa,” ujar Bu Ning.
 

Pada penghujung pertemuan, bahkan Jokowi tetap tidak menunjukkan diri sebagai seseorang yang berkuasa.
Seingat Bu Ning, Jokowi menghaturkan maaf karena tidak bisa memberikan apa-apa kepada para gurunya untuk dibawa pulang.
Baca juga: Teman SMP: Yang Mempermasalahkan Ijazah Pak Jokowi Itu Kurang Kerjaan!
Secara spontan, Jokowi pun mempersilakan para gurunya untuk membawa tutup gelas berlambang Istana Kepresidenan RI yang ada di depan mereka masing-masing.
“Wah, cuma begitu saja kami senang justru. Sampai sekarang tutup gelas itu saya simpan di rumah Yogyakarta,” ujar Bu Ning.
Bu Ning pun berharap muridnya bernama Jokowi tidak berubah. Tetap apa adanya.
-. – “-“, -. –

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Transportasi