BNPT Sebut Wanita Bersenpi yang Terobos Istana Kepresidenan Simpatisan HTI

23 October 2004, 17:57

RILISID, Jakarta — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mendalami sosok Siti Elina, wanita bersenpi yang mencoba menerobos Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa (25/10/2022).Direktur Pencegahan BNPT R Ahmad Nurwakhid mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini sedang berkoordinasi dengan instansi lain untuk memastikan dugaan jaringan terorisme Siti Elina.”BNPT sedang melakukan koordinasi intensif dengan aparat penegak hukum untuk memastikan apakah pelaku bagian dari jaringan terorisme atau pelaku tunggal,” katanya dikutip dari Antara, Rabu (26/10/2022).Dari penelusuran sementara, BNPT menyebut Siti Elina memiliki pemahaman yang radikal serta pendukung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). HTI sendiri telah dibubarkan pemerintah beberapa waktu lalu.Siti Elina juga diketahui sering mengunggah propaganda khilafah melalui akun media sosialnya. Pendalaman terhadap profil dan motif pelaku terus dilakukan untuk mendapatkan informasi yang akurat adanya keterkaitan dengan aktor-aktor lain.Nurwakhid mengatakan kejadian teror yang melibatkan perempuan di Indonesia bukan hal yang baru. Peristiwa tersebut mengingatkan pada ancaman bom di Istana Negara yang terlebih dahulu digagalkan oleh aparat penegak hukum pada tahun 2016.Calon pengantin yang ingin melakukan aksi teror di Istana Negara tersebut ialah Dian Yuli Novi. Kemudian keterlibatan perempuan dalam aksi teror juga terjadi pada tahun 2021 saat Zazkia Aini menyerang Mabes Polri.Nurwakhid menegaskan BNPT telah mewaspadai tingkat kerentanan perempuan untuk direkrut dan dijadikan sebagai pengantin oleh kelompok teroris.Dalam jaringan teroris, perempuan tidak lagi menjadi aktor pendukung dan simpatisan, tetapi sudah diposisikan sebagai pelaku atau martir.”Pemanfaatan perempuan dalam aksi terorisme memang tren baru khususnya yang dilakukan ISIS baik dilakukan dengan jaringan atau lone wolf yang tidak terikat komando dan jaringan,” ujar dia.BNPT telah berupaya meminimalisir keterpaparan perempuan dalam jaringan dan aksi terorisme, dengan cara melibatkan perempuan sebagai agen perdamaian. Kaum ibu harus diberikan pencerahan karena kelompok tersebut dijadikan salah satu sasaran potensial oleh jaringan terorisme. (*)

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Transportasi