Bantah Intervensi Polisi Agar Laga di Kanjuruhan Digelar Malam, Dirut Ops LIB: Saya Bahkan Bercanda dengan Pak Kapolres

19 October 2022, 14:57

Suara.com – Direktur Operasional PT Liga Indonesia Baru (LIB), Irjen Purn Sujarno membantah temuan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang menyebut dirinya mengintervensi mantan Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat untuk tetap memundurkan pertandingan Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya. Sujarno bahkan mengaku sempat bercanda dengan AKPB Ferli saat berbincang melalui sambungan telepon. 

Hal itu sekaligus sudah disampaikannya ke Komnas HAM saat diperiksa terkait Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 133 korban jiwa.

“Dijelaskan secara lengkap bahwa kami hadir silaturahmi. Kemudian juga bagaimana saya nelepon terkait dengan bahkan saya bercanda dengan Pak Kapolres pada saat itu. Katakanlah semua kami serahkan pada Pak Kapolres mudah-mudahan ada keputusann yang terbaik itu. Intinya yang kami jelaskan,” kata Sujorna

Jadwal pertandingan menjadi salah satu polemik dalam Tragedi Kanjuruhan, sebab dari pihak kepolisian meminta agar pertandingan digelar pada pukul 15.30 WIB, namun PT LIB tetap memaksa pertandingan tetap dilaksanakan pada pukul 20.00 WIB.

Baca Juga:
Rekonstruksi Tragedi Kanjuruhan Tak Ada Adegan Tembak Gas Air Mata ke Tribun, Ini Penjelasan Polri

Suasana stadion Kanjuruhan usai tragedi Kanjuruhan yang sebabkan 132 jiwa melayang. (Suara.com/Dimas Angga)PT LIB beralasan karena ada perjanjian kontrak dengan Indosiar selaku stasiun televisi yang menyiarkan Liga 1. PT LIB mengklaim mereka akan mendapat sanksi pinalti jika melakukan perubahan jadwal.

Dalam temuan (TGIPF) disebutkan pada tanggal 19-20 September 2022, (mantan) Kapolres Malang berkomunikasi lewat telepon dengan Sujarno yang mengatakan pertandingan Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya pada 1 Oktober tetap digelar pada malam hari.

Disebutkan pula dalam temuan itu, Sudjarno melakukan tindakan-tindakan yang menekan Kapolres Malang agar pertandingan Arema vs Persebaya tetap dilakukan malam hari.

Diketahui, gas air mata ditembakkan polisi usai pertandingan antara Arema FC menjamu Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10) lalu. Akibatnya, dalam tragedi itu bukan hanya menyebabkan korban meninggal sebanyak 132 jiwa, namun terdapat ratusan korban mengalami luka ringan hingga berat.

Dalam catatan dunia sepak bola Indonesia, tragedi Kanjuruhan merupakan peristiwa yang mengerikan,dengan jumlah korban meninggal mencapai 132 orang. Peristiwa ini pun terjadi di masa kepemimpinan Iwan Bule sebagai ketua umumPSSI, federasi sepak bola profesional Indonesia.

Baca Juga:
Tak Ada Adegan Tembakan Gas Air Mata ke Tribun saat Rekonstruksi Tragedi Kanjuruhan, Ini Alasan Polri

Partai

Institusi

K / L

BUMN

Organisasi

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Transportasi